Topic
Home / Narasi Islam / Artikel Lepas / All Time Confrontation

All Time Confrontation

Konten ini adalah kiriman dari pembaca dakwatuna.com. Kirimkan informasi, gagasan, pemikiran, atau pendapat dari Anda dalam bentuk tulisan kepada kami, klik di sini.
Ilustrasi (inet)

dakwatuna.com – Pernahkah merasa berat ketika ingin menuju sebuah majelis ilmu? Entah itu merasa sibuk tiada waktu, tidak pede menjadi orang baik, atau tak ada dana untuk menuju ke sana? Namun di sisi yang lain merasa sangat butuh karena mungkin memang tuntutan profesi, memang takut kepada Allah, ingin menjadi baik dsb. Ya memang itulah hawa nafsu dan hati nurani terus berperang dalam diri. Ketika kita bisa memenangkan opsi hati nurani maka beruntunglah kita. Namun ketika hawa nafsu yang kita menangkan maka seandainya itu adalah bentuk menghadiri sebuah majelis ilmu, maka setan akan meletakkan berbagai macam halangan untuk pertemuan berikutnya. Dengan halangan yang sekecil-kecilnya, pada tingkatan yang parah, bahkan pada akhirnya tanpa halangan pun kita enggan hadir, karena yang terjadi sudah sampai kepada penolakan hadir.

Ya itulah “All Time Confrontation” (tempat Pertempuran yang kontinyu)
Karena setiap manusia telah di berikan dua potensi fujur dan taqwa.

“Demi jiwa serta penyempurnaan (ciptaan)nya, maka Dia mengilhamkan kepadanya (jalan) kejahatan dan ketaqwaannya” (As Syams 7-8).

Dan sebenarnya fujur itu menuju hawa nafsu sedangkan taqwa itulah hati nurani yang sebenarnya. Oleh karenanya setiap kefujuran akan membawa keburukan sedangkan ketakwaan akan membawa kebaikan.

Allah telah memberikan pertanda itu semua dalam firmanNya dalam surat Al Balad (90: 10):

”Dan Kami telah menunjukkan kepadanya dua jalan (kebaikan dan kejahatan)”

“Dan Aku tidak (menyatakan) diriku bebas (dari kesalahan), karena sesungguhnya nafsu itu selalu mendorong kepada kejahatan, kecuali (nafsu) yang diberi rahmat oleh Tuhanku Maha Pengampun, Maha Penyayang” (QS. Yusuf: 53)

Dan kita tahu bahwa keberuntungan hanya berpihak pada kebaikan serta sebaliknya merugi merupakan hasil dari perbuatan yang buruk. Allah sendiri berfirman dalam Al Qur’an surat As Syams (91:9-10) “sungguh beruntung orang yang menyucikannya (jiwa itu), dan sungguh rugi orang yang mengotorinya”.

Karena pertempuran itulah kita harus mensucikan jiwa, sehingga kita dapat membaca peta yang diberikan Allah yaitu Al Qur’an dan Hadits (Sunnah Rasulullah). Sehingga kebahagiaan dunia akhiratlah yang kita dapat Insya Allah.

Kembali ke problema galau di atas, ketika diri-diri ini merasa berat menuju majelis ilmu anggaplah halangan-halangan yang kita rasakan hanyalah temporal dan kondisional, yang menguji diri kita, teguh atau tidak, maka jangan terpengaruh oleh alas an apapun, yang kecil atau yang besar. Kembalikan tujuan kita semula niat ikhlas karena Allah, di ikuti banyak berdoa kepada Allah, dan tsabat yaitu tidak mudah putus asa.

Tak banyak kata yang akan saya sampaikan cukuplah sabda Rasulullah saw,

“Apabila kamu melewati taman-taman Surga, maka minumlah dengan puas.” Para Sahabat bertanya, “Ya Rasulullah, apa yang dimaksud taman-taman Surga itu?” Nabi saw menjawab, “Majelis-majelis taklim (ilmu).” (HR. Ath-Thabari).

Wallahu a’lam bishawwab…
Maraji’:

1. Al Qur’an dan Terjemahnya
2. Kajian Tazkiyatun Nafs oleh ust Wachid Rahman
3. Pedoman Dauroh Al Quran
4. Notes Jangan pernah puas untuk Ilmu (dien)

Redaktur: Ardne

Beri Nilai:
1 Star2 Stars3 Stars4 Stars5 Stars (4 votes, average: 9.25 out of 5)
Loading...
Ibu Rumah Tangga, telah dikarunia 2 orang putri, Alumni Poltekkes Jogjakarta, masih belajar menulis, sekarang tinggal di Rawasari Jakpus

Lihat Juga

Semusim Cinta, Ajang Menambah Ilmu dan Silaturahim Akbar WNI Muslimah Se-Korea Selatan

Figure
Organization