Akal vs Nafsu

Ilustrasi (inet)

dakwatuna.com

Tuhan,
Akalku pastinya sudah paham
Kalau itu noktah-noktah hitam
Tapi sang nafsu itu
Tak mau berhenti menggoda merayu

Akalku menggelepar
Bak ikan terpanggang
Hidup-hidup dibuatnya

Raga ini selalu berlari
Dari syahwat durja itu
Tapi sang nafsu selalu
Setia hadir mengebiri

Tuhan,
Akalku menangis sedu
Di hadapan dua malaikatMu
Kiri-kanan sampingku
Tak berkutik ditiban sang nafsu

Akalku hanya mampu
Sedikit mengulum senyum tersipu
Kalaku tegak raka’atMu

Namun, akalku tau
Raka’at itu tak memberi
Banyak arti bagiku
Yang berlumuran dosa ini
karena syahwat itu
akan kembali mengebiri

Tuhan,
Kalau ku boleh berkalkulasi pahala
Adakah Ia setitik nila
Adakah Ia mencukupi
Bekal menghadapMu nanti

Sedangkan dosa-dosa itu
Tak terkalkulasi
Menggunung meninggi
Tanpa celah memandang

Tuhan,
Kalau boleh ku mengemis meminta
Tolong sediakan lautan ampunan itu
Beriku telaga rahmanMu
Di tengah kobaran dosa-dosaku

Yang ku pinta hanya ampunanMu
Yang ku harap hanya rahmanMu
Selimuti aku dengan rahimMu
Hangatkan aku dengan ridhaMu

Konten ini telah dimodifikasi pada 17/04/12 | 00:40 00:40

Mahasiswa S1 Tahun Akhir Jurusan Studi Islam (Spesialisasi Fiqh-Ushul) Universitas Hassan Tsani, Mohammedia, Casablanca, Maroko.
Disqus Comments Loading...