Topic
Home / Berita / Opini / Mereka Bertanya, KAMMI Menjawab

Mereka Bertanya, KAMMI Menjawab

Konten ini adalah kiriman dari pembaca dakwatuna.com. Kirimkan informasi, gagasan, pemikiran, atau pendapat dari Anda dalam bentuk tulisan kepada kami, klik di sini.
Logo Kesatuan Aksi Mahasiswa Muslim Indonesia (KAMMI)

dakwatuna.com – Layaknya sebuah negara berkembang lainnya, Indonesia pun tak sepi dari terpaan masalah. Hampir semua segi kehidupan tak bisa hidup bebas. Korupsi menjadi konsumsi harian sebagian (jika tak ingin dikatakan “mayoritas”) pejabat. Pengangguran konon katanya cenderung makin meningkat. Tak mau kalah, baru-baru ini, rencana kenaikan harga BBM digulirkan. Padahal kalau mau jujur mengkalkulasi, banyak hal ganjil di balik rencana itu. Bahkan aroma kepentingan penguasa tercium cukup menyengat.

Dalam kondisi semacam ini, mestinya ada upaya advokasi solutif dari masyarakat. Jangan sampai masalah demi masalah berlarut-larut sehingga hak-hak warga negara seakan diabaikan. Bukankah uang total yang dikorupsi pejabat sebenarnya bisa digunakan untuk kemakmuran rakyat? Bukankah mendapat pekerjaan yang layak bagi kemanusiaan sudah diatur dalam UUD 1945? Dan banyak gugatan lain yang semestinya disampaikan. Tak selalu gugatan untuk menjatuhkan, tapi gugatan bermakan masukan berharga bagi para penguasa. Di titik ini, eksistensi mahasiswa yang notabene-nya bisa hidup di “dua alam” diperlukan. Satu waktu turun ke masyarakat (alam rakyat) untuk menampung aspirasi mereka. Di lain kesempatan, naik ke barisan penguasa (alam birokrat) untuk menyampaikan suara rakyat.

Sayangnya mahasiswa yang sudah ‘terlanjur’ didaulat sebagai salah satu penyambung lidah rakyat ini disinyalir banyak yang lupa akan peran tersebut. Sebagian malah sengaja melupakan. Bukan rahasia jika beragam dalih disetting menjadi alasan keengganan berperan untuk kemaslahatan umat. Sehingga, banyak masyarakat lalu apatis dan melontarkan sejumlah pertanyaan. Mungkinkah korupsi enyah dari ibu pertiwi? Bisakah kita hidup sejahtera dengan pekerjaan yang layak? Akankah Indonesia mampu memanfaatkan secara maksimal sumber daya alam yang ada untuk kemakmuran rakyat?

Terhadap rentetan pertanyaan bernada apatis itu, seharusnya KAMMI bisa menjawabnya. Bagaimana caranya? Mari kita coba menilik misi KAMMI yang tertuang dalam Konstitusi KAMMI teranyar.  Dalam dokumen hasil Muktamar VII KAMMI di Banda Aceh tanggal 13-18 Maret 2011 itu tercantum lima misi KAMMI. Kalau boleh disederhanakan kelima misi tersebut mencakup:

  1. Membina ruhani mahasiswa muslim.
  2. Mengembangkan potensi mahasiswa dalam berbagai bidang.
  3. Bekerjasama dengan seluruh elemen mahasiswa untuk menuntaskan masalah bangsa dan negara.
  4. Meningkatkan kualitas masyarakat Indonesia.
  5. Bekerjasama dengan unsur bangsa dan negara demi kemaslahatan bersama dan tegaknya amar ma’ruf nahi munkar.

Agaknya memang poin-poin semacam itu terkesan klise (hal biasa, lumrah, terkesan basa basi). Apalagi jika hanya dibaca, diketahui, tanpa diamalkan. Maka, hendaknya kita berusaha ubah klise (yang juga bermakna: gambar negatif pada film potret) semacam itu menjadi aksi nyata. Aksi yang kelak akan menjadi ‘foto’ (hasil pengolahan klise) sebagai bukti telah adanya tindakan nyata dari aspek normatif dari misi-misi itu. Foto yang tak hanya sebagai hiasan dinding, tetapi juga sebagai penggugah inspirasi bagi setiap mata yang melihatnya.

KAMMI bukannya belum memulai langkah menciptakan ‘foto’ itu. Beragam aksi telah digelar dimulai dari tingkat komisariat hingga pusat KAMMI. Aksi jalanan menyuarakan aspirasi rakyat, kajian keislaman, kajian ekonomi, jurnalistik, kepenulisan, desa binaan, advokasi mahasiswa, hubungan luar negeri, dan banyak program lainnya bukan lagi barang baru di tubuh KAMMI. Kalau dicermati, semua itu tentu tak akan lepas dari lima misi organisasi yang telah digariskan tadi. Pembentukan pribadi muslim militant jelas diharapkan bisa memberantas korupsi pada saatnya nanti. Pengembangan kapasitas keilmuan kader juga akan membantu menyelesaikan problem sosial, ekonomi, hukum, dan bidang lainnya di masa depan. Dan program-program lain sebagai penjabaran misi itu semua bertujuan untuk menciptakan Indonesia yang lebih baik lagi.

Di momen jelang Milad KAMMI ke-14 ini, marilah kita manfaatkan untuk kembali memantapkan langkah organisasi. Tak ada guna jika kita hanya terjebak dalam euphoria kejayaan masa reformasi yang melambungkan nama KAMMI. Sekarang saatnya meluruskan niat, mengokohkan barisan, merencanakan kerja, dan mengeksekusi rencana sebaik mungkin. Kelima misi KAMMI pun harus lebih dimaknai dalam tiap gerak dan aksi organisasi. Semoga ke depan negara dan bangsa Indonesia yang islami nan madani tak lagi menjadi mimpi.

Redaktur: Ardne

Beri Nilai:
1 Star2 Stars3 Stars4 Stars5 Stars (2 votes, average: 10.00 out of 5)
Loading...

Tentang

Aktivis Kesatuan Aksi Mahasiswa Muslim Indonesia (KAMMI).

Lihat Juga

Azyumardi Azra Dukung KAMMI Masuk Kampus Guna Melawan Radikalisme

Figure
Organization