Topic
Home / Narasi Islam / Artikel Lepas / Dukamu, Dukaku, Duka Kita Semua

Dukamu, Dukaku, Duka Kita Semua

Konten ini adalah kiriman dari pembaca dakwatuna.com. Kirimkan informasi, gagasan, pemikiran, atau pendapat dari Anda dalam bentuk tulisan kepada kami, klik di sini.
Ilustrasi (inet)

dakwatuna.com – Hujan debu semalaman di kota Kairo, menyisakan kabut tebal yang menyelimuti kota musa ini. Tidak jauh beda dengan suasana di Indonesia ketika musim kabut asap datang, hanya saja kabut asap yang terjadi di Indonesia berasal dari kebakaran lahan hutan yang sangat luas, baik yang terbakar karena kondisi alam, maupun karena ulah manusia-manusia perusak alam.

“Nah hal yang sama juga dirasakan oleh saudara-saudara kita yang berada di negeri Al-Aqsha. Tidak terbayang oleh benakku, di saat fajar menyingsing, matahari yang menyapa pagi yang begitu cerah, terlihat seorang anak kecil yang baru saja membuka jendela kamarnya, dengan wajah murung sambil mengusap kedua matanya, anak kecil yang penuh dengan semangat ini, harus dihantui dengan peluru-peluru yang beterbangan di atas rumah mereka.

Udara pagi yang begitu segar menyelimuti tubuh, yang memberikan ketenangan dan semangat dalam menjalani kehidupan, kini semua sirna dengan debu bekas dentuman meriam, asap tebal bekas ledakan bom yang seolah menyesakkan dada dan mengotori kota suci mereka. Di saat anak-anak di seluruh dunia merasakan keindahan alam, mereka justru harus menyaksikan reruntuhan rumah yang porak poranda.

Di saat seluruh anak-anak di dunia merasakan manisnya menuntut ilmu, mereka justru harus merasakan sasaran peluru yang melukai tubuh mereka, dentuman meriam yang memporak-porandakan negeri mereka. Di saat anak-anak di seluruh dunia bisa merasakan belaian kasih dan sayang orang tuanya, mereka justru harus merelakan jenazah orang tua mereka yang bersimbah darah, terbujur kaku, gugur dalam keadaan syahid fi sabilillah membela agama dan negara. Yang tertanam dalam hati mereka hanya jihad, jihad, dan jihad fi sabillillah.

“Wala takulu liman yuktalu fi sabilillahi amwat, bal Ahyaaun walakin la tas’urun” (QS. Al baqarah: 154) “Ayat ini menggambarkan kepada kita bahwa mereka yang gugur, dan syahid di medan perang, akan tetap hidup namun kita tidak merasakannya.

Negri yang banyak mewariskan sejarah bagi kita umat Islam dunia, Baitul Maqdis yang menjadi kiblat pertama bagi kita, kini justru sulit untuk dapat dinikmati oleh umat Islam, tidak hanya di negeri itu, tapi juga bagi umat Islam dunia. Begitu indah Islam dalam kebersamaan, dan begitu jelas Rasul berpesan kepada kita, “Bahwa umat Islam bagaikan satu bangunan, yang satu dan yang lain harus saling menguatkan, “Umat Islam bagaikan satu tubuh jikalau yang satu sakit, maka yang lain ikut merasakan sakit.

Inilah pendidikan yang diajarkan langsung oleh baginda Rasul, bagaimana kaum Anshar yang menolong dan menyambut dengan hangat kedatangan kaum Muhajirin bersama Rasul, yang terpancar di raut wajah mereka ialah senyuman dan isyarat persatuan, yang terdetik di hati mereka adalah rasa kasih dan sayang dalam membela ajaran Tuhan.

Yahudi (laknatullah Amin), kekejamanmu melebihi “Binatang haram yang biadab”, pagi yang cerah itu, harus rusak dengan dentuman meriam yang meluluhlantakkan kota peradaban. Belum hilang dari ingatan kita, berapa waktu yang lalu, Israel (laknatullah) menghambat kapal Mavi Marmara milik Turki yang membawa bantuan untuk Palestina di jalur Gaza.

Perlakuan Israel yang seperti itu tentu saja menimbulkan banyak kecaman dari berbagai Negara, “Ya, kecaman dari berbagai negara, apakah hanya kecaman, kecaman, dan kecaman, mampu membuat jera mereka (Yahudi) ..???”Mana bukti dan reaksimu wahai Dunia? “Mana nyalimu wahai Indonesia yang mengaku sebagai umat Islam terbanyak di dunia..??? Kita bangga dengan para mujahid yang gugur di tanah mereka (Palestina). Bukan kepada mereka yang justru berselimut dan bernaung di bawah penderitaan Palestina.

Umat Islam sekarang dihadapi dengan kepiluan yang amat sangat mendalam, dikarenakan Israel lagi-lagi membuat ulah yang meresahkan dunia. Kota yang begitu kecil yang seolah tak lebih luas dari seluas mata memandang, kini harus merasakan kembali kebiadaban dan kebrutalan Israel, siang dan malam hanya dihabiskan di tengah dentuman meriam, ledakan bom, dan ribuan butir peluru Israel. Tidak ada istimewa dari kota ini, kecuali mereka memiliki keimanan dan ketauhidan yang luar biasa yang mampu menggetarkan dunia. Negri mereka adalah ladang jihad bagi muslim dunia, kota mereka adalah lautan darah yang suci bagaikan air syurga yang melepaskan dahaga.

Kini negeri Al Aqsha tercinta, tidak bisa hidup bebas menghirup udara yang sama seperti kita, tidak bisa tidur nyenyak di kamar-kamar mereka, tidak bisa menikmati makanan yang enak seperti halnya orang yang di luar sana, dan yang lebih menyedihkan lagi, mereka justru tidak bisa beribadah dengan tenang di negeri mereka sendiri.

“Nah, sekarang apakah kita turut merasakan, apa yang sedang mereka rasakan..??”Apa yang mereka alami sekarang, dapatkah menggerakkan hati kita untuk membantu dan membela mereka..?? “Relakah kita, melihat Al-Aqsha tercinta dihina, sudikah kita melihat saudara-saudara kita dibantai mereka (Yahudi), dan tegakah kita menyaksikan negeri Islam di porak-porandakan..??”Tidak, tidak, dan tidak akan pernah kami biarkan Al Aqsha dihina, saudara-saudara kami dibantai, dan negeri para nabi kami diluluhlantakkan.

“Ya Rabb, Engkau lebih tahu bagaimana cara Engkau menghancurkan musuh-musuhMu, maka hancurkanlah, dan tunjukkanlah kebesaran serta kekuasaanMu. “Ya Rabb, bantu dan lindungilah para syuhada-syuhada-Mu, turunkan malaikatMu untuk membantu mereka, membebaskan Al Aqsha tercinta.

“Wahai Yahudi terlaknat, negeri yang telah kau hancurkan akan terbalaskan dengan tempat kalian kelak di neraka jahanam, darah syuhada’ yang kau tumpahkan, akan menjadi air mendidih yang akan meleburkan tubuh kalian. Tak kan ada tempat yang indah dan pantas bagi kalian (Yahudi) selain jahanam yang telah Allah janjikan.

“Allahummansur ikhwananal muslimin”
“Ya Allah tolonglah saudara-saudara kami sesama muslim”
“Allahummansur ikhwananal mujahidina fi falestin”
“Ya Allah tolonglah saudara-saudara kami para mujahid-mujahid di Palestina”
“Allahummahlikil kafarota wal musyrikin, A’daaaka A’daaddin”
“Ya Allah hancurkan dan binasakan orang-orang musyrik, Yahudi dan seluruh musuh-musuhMu, dan musuh agama-agamaMu.
Aamiin…..Aamiin…Aamiin Ya Rabbal ‘Alamin…

Redaktur: Ardne

Beri Nilai:
1 Star2 Stars3 Stars4 Stars5 Stars (15 votes, average: 9.60 out of 5)
Loading...

Tentang

Nama asliku Novrinaldi.S, panggilan akrab Novri, atau aldi juga boleh..heheh lahir 1 November 1990, sekarang sedang melanjutkan studi di Al-Azhar University Cairo. "Tak ada yang istimewa dalam hidup ini, kecuali bisa saling berbagi manfaat terhadap sesama" perubahan itu sangat dibutuhkan maka milikilah jiwa dan mental sebagai agent of change...

Lihat Juga

Opick: Jangan Berhenti Bantu Rakyat Palestina!

Figure
Organization