Topic
Home / Narasi Islam / Artikel Lepas / Pembuktian Cinta Ilahiyah

Pembuktian Cinta Ilahiyah

Konten ini adalah kiriman dari pembaca dakwatuna.com. Kirimkan informasi, gagasan, pemikiran, atau pendapat dari Anda dalam bentuk tulisan kepada kami, klik di sini.
Ilustrasi (mindofmuslimah.blogspot.com)

dakwatuna.com – CINTA 5 huruf yang tak pernah bosan-bosan untuk dibicarakan, karenanya manusia bisa mendapatkan derajat yang mulia di sisi Rabbi Izzati dan juga karena 5 huruf itu banyak manusia yang sengsara dan mengakhiri hidup dengan tragis. Cinta anugerah terindah yang Allah berikan, hidup terasa gersang dan hampa tanpa cinta. Tapi hati-hati karena cinta memiliki dua mata yang berbeda yang mana tergantung manusia itu sendiri dalam mengelola cinta anugerah Tuhan itu.

Sejenak ku berpikir tentang mereka yaitu orang-orang yang telah membuktikan cintanya dengan pengorbanan harta maupun jiwa. Mereka yang telah sukses mengelola rasa cinta menjadi cinta dengan keindahan yang didapat tanpa ada rasa sakit. Karena rasa sakit itu timbul karena akibat kurang profesionalnya seorang hamba dalam mengelola rasa cinta.

Mereka telah membuktikan cinta ilahiyahnya. Berkorban demi agama dan keyakinan yang mereka yakini. Menjadikan Allah tujuan dari perjalanan hidup ini dan hanya berbagi sekeping hati untuk kehidupan dunia. Cinta telah merubah pandangan hidup mereka. Bahkan karena cinta mereka rela meninggalkan istri dan anak-anak mereka. Adalah Handzalah bin Abu Amir, yang melepaskan pelukan istrinya di malam pengantin baru, seraya menyambut seruan jihad pada perang Uhud dan menemui syahidnya.

Ia dimandikan para malaikat hingga membuat sahabat nabi yang lain bertanya-tanya. “Mengapa dimandikan oleh malaikat? Nabi menjawab “Cari tahulah pada keluarganya. Ya, ia tak sempat mandi jinabah saat menyambut panggilan Tuhannya. Itulah sekelumit contoh cinta Ilahiyah. Cinta yang meminta pengorbanan harta dan jiwa.

“Hai orang-orang yang beriman, sukakah kamu aku tunjukkan suatu perniagaan yang dapat menyelamatkanmu dari azab yang pedih? (yaitu) kamu beriman kepada Allah dan RasulNya dan berjihad di jalan Allah dengan harta dan jiwamu. Itulah yang lebih baik bagimu, jika kamu mengetahui.” (QS As-Shaff 10-11). Maha benar Allah atas segala firmanNya.

Karena cinta Nabi Nuh meninggalkan anaknya Kan’an tenggelam dihempas tsunami besar dan menghancurkan orang-orang zhalim masa itu. Naluri sang ayah padanya ingin sekali menolong anak tercinta, namun cinta kepada Allah menjadikan naluri itu sebagai naluri keimanan yang berujung kepada keselamatan.

Umar bin Abdul Aziz yang memberikan pilihan tersulit dalam hidup rumah tangga mereka, beliau berkata kepada istrinya “ silakan pilih antara melepaskan kemewahan dunia yang diwarisi oleh ayahnya atau silakan angkat kaki dan kita berpisah” tentu dua hal yang sulit bagi sang istri, namun cinta ilahiyahnya melebihi cinta dari segala-galanya, dan sang istri memilih untuk melepaskan kemewahan-kemewahan hidup selama ini dan memulai hidup sederhana bersama suami tercinta.

Itulah mereka yang telah menorehkan nama mereka di kertas sejarah yang akan dilihat dan diingat oleh milyaran pelajar kehidupan, dari mereka kita belajar, dari mereka kita bercermin menatap wajah asli kita. Siapa kita sebenarnya? Dan sejauh mana hakikat cinta kita kepada Allah azza wajalla.

Apakah cinta kita kepada manusia melebihi cinta kepada sang pencipta. Alangkah indahnya kalau cinta itu dikelola sedemikian rupa, membangunkan kembali pondasi-pondasi yang telah runtuh, menata genteng-genteng jiwa yang telah berguguran. Menyatukan kepingan-kepingan hati yang tercecer dimana-mana. Dan kembali membangun cinta dari jatuh cinta.

Yakinlah bahwa pengelolaan cinta dengan sebaik-baiknya akan menjauhi hidup kita dari rasa sakit akibat dari cinta itu sendiri. Karena cinta begitu berarti, maka cintailah orang yang kita cintai dengan setulus hati.

“Cinta laksana air dalam kehidupan, nafas dalam jiwa, semangat dalam raga, lembut dalam sutera. Ia bagaikan panas pada api, dingin pada salju, luas pada angkasa.” (Inayatullah Hasyim).

Waallahualam bishowab.

Redaktur: Ardne

Beri Nilai:
1 Star2 Stars3 Stars4 Stars5 Stars (16 votes, average: 9.44 out of 5)
Loading...
Mahasiswa Universitas Al-azhar Cairo Mesir Fakultas Ushuludin-Hadits

Lihat Juga

Semusim Cinta, Ajang Menambah Ilmu dan Silaturahim Akbar WNI Muslimah Se-Korea Selatan

Figure
Organization