Topic
Home / Berita / Daerah / Pelajar di Pekanbaru Tolak Valentine’s Day

Pelajar di Pekanbaru Tolak Valentine’s Day

Ilustrasi (maimaru2011)

dakwatuna.com – Pekanbaru. Sekitar 500 orang pelajar Islam dari berbagai sekolah di Pekanbaru, menggelar aksi turun ke jalan usai Shalat Jumat.

Mereka menyerukan penolakan terhadap perayaan Valentine’s Day atau Hari Kasih Sayang karena identik dengan praktik maksiat yang bertentangan dengan ajaran Islam.

Aksi para pelajar Islam tingkat SMP dan SMA yang dimotori oleh Yayasan Pemberdayaan Pelajar Islam (YPPI) Cendikia Riau ini diawali di Jalan Cut Nyak Dien, depan Perpustakaan Soeman HS.

Mereka membentangkan poster dan spanduk serta membawa sebuah mobil terbuka yang mengusung peralatan pengeras suara yang dihidupkan dengan diesel.

Setelah berkonsolidasi di depan Perpustakaan Soeman HS, peserta aksi damai tersebut kemudian bergerak menuju pintu gerbang Kantor Gubernur Riau.

Karena pintu pagar tertutup rapat, pendemo hanya sempat berhenti sebentar. Setelah itu, mereka melanjutkan perjalanan menuju gedung Radio Republik Indonesia (RRI) Pekanbaru. Para pendemo selain berorasi juga melakukan aksi teatrikal.

Di stasiun radio plat merah tersebut, pengunjuk rasa meminta agar seruan yang mereka sampaikan disiarkan secara langsung. “Kami mengharapkan RRI membantu kami menyerukan gerakan anti Valentine,” pinta pengunjuk rasa.

Menurut koordinator aksi, Yogi Algiananda, aksi menolak Valentine’s Day ini didasarkan pada kenyataan bahwa perayaan Valentine dijadikan ajang untuk melakukan kemaksiatan.

“Kita dapat lihat bahwa pada hari Valentine penjualan alat kontrasepsi meningkat, tingkat hunian hotel juga naik.

Ini indikasi bahwa saat itu ini merupakan hari ajang maksiat yang dibungkus dengan kasih sayang dan ini sangat ditentang oleh ajaran Islam,” kata Yogi.

Ratusan

Menurutnya, kasih sayang tidak harus dirayakan dalam satu hari itu saja, karena setiap hari kita harus berkasih sayang kepada semua makhluk ciptaan Tuhan sesuai dengan ajaran Islam.

“Dengan melihat kondisi kekinian umat Islam, kami atas nama pelajar Islam se-Riau dan Kota Pekanbaru, merasa ikut terpanggil untuk berkampanye menolak Valentine’s Day karena sudah terbukti bertentangan dengan nilai-nilai Islam,” ujar Yogi.

Aksi ini, katanya, diikuti oleh lebih kurang 500 pelajar Islam dari seluruh Riau yang dimotori oleh Yayasan Pemberdayaan Pelajar Islam (YPPI) Cendikia Riau.

Dalam pernyataan sikapnya mereka mengajak seluruh masyarakat, pemerintah dan tokoh agama untuk tidak ikut-ikutan merayakan Valentine’s Day, mengajak para pelajar untuk melakukan kegiatan positif agar terhindar dari perbuatan sia-sia, dan mendukung penuh upaya Pemko Pekanbaru untuk menutup seluruh tempat-tempat maksiat, pub, tempat prostitusi yang turut merayakan Valentine.

“Kami mengimbau seluruh pelajar Islam dan sekolah-sekolah untuk aktif mengkampanyekan melalui brosur, spanduk, poster anti Valentine’s Day,” pungkas Yogi.

Hal senada juga disampaikan Yulia, salah seorang pelajar putri yang juga ambil bagian dalam aksi tersebut. Menurutnya, kegiatan Valentine sering indentik dengan kemaksiatan dalam bentuk pergaulan bebas. “Valentine itu bukan budaya Islam. Sudah semestinya kita tolak, karena membahayakan generasi muda,” ujarnya. (mor/Haluan Riau/inilah)

Redaktur: Ardne

Beri Nilai:
1 Star2 Stars3 Stars4 Stars5 Stars (15 votes, average: 9.80 out of 5)
Loading...

Tentang

Tim dakwatuna adalah tim redaksi yang mengelola dakwatuna.com. Mereka terdiri dari dewan redaksi dan redaktur pelaksana dakwatuna.com

Lihat Juga

Principal’s Award, Apresiasi untuk Anak-anak Berprestasi

Figure
Organization