Topic
Home / Dasar-Dasar Islam / Aqidah / Ikhlas Dalam Niat, Hukum dan Keutamaannya (Bagian ke-3)

Ikhlas Dalam Niat, Hukum dan Keutamaannya (Bagian ke-3)

Ilustrasi (inet/hdn)

d. Allah menilai niat yang ada di dalam hati seseorang

وَعَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِنَّ اللَّهَ لَا يَنْظُرُ إِلَى صُوَرِكُمْ وَأَمْوَالِكُمْ وَلَكِنْ يَنْظُرُ إِلَى قُلُوبِكُمْ وَأَعْمَالِكُمْ رواه مسلم

dakwatuna.com – Abu Hurairah RA, Abdurrahman bin Sakhr berkata bahwa Rasulullah SAW bersabda, “Sesungguhnya, Allah tidak melihat tubuh dan rupamu. Akan tetapi, Dia melihat hatimu.” (Muslim)

Pelajaran dari Hadits:

  1. Pahala suatu amal sesuai dengan niat dan keikhlasan orang yang melakukannya.
  2. Seorang muslim harus memperhatikan kondisi hatinya, dan membersihkannya dari sifat-sifat yang dibenci Allah SWT.
  3. Perbaikan hati harus lebih diutamakan daripada perbaikan amal atau perbuatan.

e. Yang membedakan satu amal dengan yang lainnya adalah niat

وَعَنْ أَبِي مُوسَى قَالَ سُئِلَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ عَنْ الرَّجُلِ يُقَاتِلُ شَجَاعَةً وَيُقَاتِلُ حَمِيَّةً وَيُقَاتِلُ رِيَاءً أَيُّ ذَلِكَ فِي سَبِيلِ اللَّهِ فَقَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مَنْ قَاتَلَ لِتَكُونَ كَلِمَةُ اللَّهِ هِيَ الْعُلْيَا فَهُوَ فِي سَبِيلِ اللَّهِ متفق عليه

Abu Musa, Abdullah bin Qais Al-Asy’ari RA berkata, “Rasulullah pernah ditanya oleh sebagian sahabatnya tentang seseorang yang berperang karena berani (sifatnya yang pemberani), seseorang yang berperang karena fanatisme kebangsaan, dan seseorang yang berperang karena riya’ (agar dipuji orang lain). Manakah di antara niat tersebut yang termasuk jihad di jalan Allah?” Rasulullah SAW menjawab, “Barangsiapa yang berperang untuk menegakkan kalimat Allah sebagai kalimat yang paling tinggi, maka dia berada (berjihad) di jalan Allah.” (Muttafaq ‘alaih)

Pelajaran dari Hadits:

  1. Allah akan melihat amal seseorang dari niatnya.
  2. Keutamaan orang yang berjihad hanya terbatas bagi mereka yang berjihad untuk menegakkan kalimat Allah.
  3. Orang yang meninggal di medan jihad, diperlakukan layaknya orang yang mati syahid, tidak dimandikan, tidak dikafani, dan tidak dishalatkan, tapi langsung dikubur. Sedangkan niatnya, diserahkan kepada Allah.

وعن أبي بكرة نفيع بن الحارث الثقفي رضي الله عنه أن النبي صلى الله عليه وسلم قال إِذَا الْتَقَى الْمُسْلِمَانِ بِسَيْفَيْهِمَا فَالْقَاتِلُ وَالْمَقْتُولُ فِي النَّارِ قُلْتُ يَا رَسُولَ اللَّهِ هَذَا الْقَاتِلُ فَمَا بَالُ الْمَقْتُولِ قَالَ إِنَّهُ كَانَ حَرِيصًا عَلَى قَتْلِ صَاحِبِهِ ِ متفق عليه

f. Manusia dibangkitkan dari kuburnya pada hari kiamat dengan niatnya sewaktu di dunia

Abu Bakrah, Nufail bin Al-Harits Ats-Tsaqafi RA berkata bahwa Rasulullah SAW bersabda, “Apabila ada dua muslim bertemu dengan membawa pedang (berusaha saling membunuh), maka orang yang membunuh dan yang dibunuh masuk neraka.” Aku (Nufail) berkata, “Ya Rasulullah, si pembunuh (sudah layak masuk neraka), sedangkan orang yang terbunuh, (mengapa ia juga masuk neraka)?” Rasulullah menjawab, “Karena ia juga ingin membunuh temannya.” (Muttafaq ‘alaih)

Pelajaran dari Hadits:

  1. Orang yang bertekad melakukan maksiat, dan sudah berusaha untuk melakukannya, maka ia mendapat dosa, baik kemaksiatan tersebut sudah ia lakukan maupun belum. Namun, jika kemaksiatan itu sekadar terlintas di pikirannya, lintasan kemaksiatan itu tidak terhitung sebagai dosa.
  2. Peringatan dari Allah kepada kaum muslimin agar tidak saling membunuh karena hal itu akan menjadikan kaum muslimin lemah, juga mengundang kemarahan Allah SWT.

— Bersambung

(hdn)

Redaktur: Ardne

Beri Nilai:
1 Star2 Stars3 Stars4 Stars5 Stars (6 votes, average: 9.50 out of 5)
Loading...
Lembaga Kajian Manhaj Tarbiyah (LKMT) adalah wadah para aktivis dan pemerhati pendidikan Islam yang memiliki perhatian besar terhadap proses tarbiyah islamiyah di Indonesia. Para penggagas lembaga ini meyakini bahwa ajaran Islam yang lengkap dan sempurna ini adalah satu-satunya solusi bagi kebahagiaan hidup manusia di dunia dan akhirat. Al-Qur�an dan Sunnah Rasulullah saw adalah sumber ajaran Islam yang dijamin orisinalitasnya oleh Allah Taala. Yang harus dilakukan oleh para murabbi (pendidik) adalah bagaimana memahamkan Al-Qur�an dan Sunnah Rasulullah saw dengan bahasa yang mudah dipahami oleh mutarabbi (peserta didik) dan dengan menggunakan sarana-sarana modern yang sesuai dengan tuntutan zaman.

Lihat Juga

Habits

Figure
Organization