Debu

Ilustrasi (Reuters)

dakwatuna.com

Pagi ini kembali ku sapa debu-debu itu

Debu-debu saksi bisu

Yang tiupannya berhembus meng-abu-kan langit

Menghambarkan kesunyian hati

 

Debu-debu itu seolah berceloteh

Dia yang kalah dalam hembusan keluhan

Dia yang bergulat dengan tiupan cacian

Dia yang rindu sebuah hati penuh kesyukuran

Di sini, di ibukota ini

 

Debu-debu yang menjadi musuh

Tameng-tameng menempel pada wajah kaku

Ya, dia hanya sebutir debu

Yang beranak pinak dalam pusaran waktu

 

Butiran debu di siang terik

Dia saksi, ketegaran manusia kota

Berjibaku dengan waktu

Atau yang terlena di hamparan mimpi

Entah karena apa dan untuk siapa

 

Butiran debu di malam dingin

Dia saksi, keletihan dalam keremangan

Porak poranda hati yang berdentum kencang

Sebutir iman tergadai di pinggir kota

Dialah debu, saksi terabaikan

Konten ini telah dimodifikasi pada 08/01/12 | 22:22 22:22

Ya ALLAH, hidupkanlah aku sebagai orang yang tawadhu', wafatkanlah aku sebagai orang yang tawadhu' dan kumpulkan aku dalam kelompok orang-orang yang tawadhu'
Konten Terkait
Disqus Comments Loading...