Topic
Home / Berita / Nasional / MUI Jatim: Menutup Dolly Bukan Pelanggaran HAM!

MUI Jatim: Menutup Dolly Bukan Pelanggaran HAM!

Ilustrasi - Peta Kota Surabaya (inet)

dakwatuna.com – Majelis Ulama Indonesia (MUI) Jawa Timur mendesak Walikota Surabaya untuk menutup Dolly, lokalisasi terbesar di Asia Tenggara.

“Para bupati dan walikota di Jatim, terutama Walikota Surabaya beserta seluruh elemen masyarakat harus menutup lokalisasi. Semua harus berpikir dampaknya. Jangan gara-gara alasan ekonomi lalu kemaksiatan dilokalisasi, dibiarkan tumbuh pesat,” ujar Ketua MUI Jawa Timur, KH Abdussomad Bukhori, kepada wartawan di Surabaya (Kamis, 1/12).

Diinformasikan sebelumnya, penyebaran HIV/AIDS di Jawa Timur tiap tahunnya meningkat dengan pesat. Angka pertumbuhan HIV/AIDS dari Januari sampai September tahun ini mencapai 5.091 orang. Ini menjadikan epidemi mematikan tersebut telah menyebar luas di Kabupaten/Kota.

Sebaliknya, kasus HIV/AIDS yang ada di Jawa Timur marak akibat dipicu oleh lokalisasi Dolly, yang menjamur di setiap daerah yang ada di daerah ini. Di Surabaya, kasus tersebut malah menjadi pemicu utama meroketnya angkap pengidap HIV/AIDS.

“Kami meyakini penularan HIV/AIDS melalui perbuatan maksiat di lokalisasi lebih tinggi dibanding narkoba. Logikanya, selama ini aparat kepolisian secara serentak membarantas peredaran narkoba, akan tetapi dalam hal lokalisasi, pemerintah daerah masih bersikap setengah-setengah saat melakukan penutupan,” beber Bukhori.

Secara keseluruhan, lanjut Buchori, jika masalah ini tidak segera ditangani, maka penularan HIV/AIDS tidak bisa ditekan dan justru akan terus bertambah tiap tahunnya.

Menyoal wacana penutupan lokalisasi Dolly Surabaya, menurut Buckhori, hal itu bukan sebuah bentuk pelanggaran Hak Asasi Manusia (HAM). “Itu bukan pelanggaran HAM,” tegasnya.

Malah, bila penutupan bisa dilakukan, itu akan menjunjung tinggi harkat martabat manusia. Karena itu MUI meminta agar Walikota Surabaya tak perlu bersikap paradoks.

Data yang dihimpun Puskesmas Putat Jaya sewaktu melakukan pengecekan kesehatan para PSK di lokalisasi Dolly, dari 1.287 PSK sekitar 80 persen mengidap infeksi penyakit seks menular. Tahun 2006 tercatat ada 65 pengidap HIV/AIDS, tahun 2007 – 95 pengidap, tahun 2008 – 72 pengidap, dan 2009 – 46 pengidap. (dem/RMOL)

Redaktur: Ardne

Beri Nilai:
1 Star2 Stars3 Stars4 Stars5 Stars (6 votes, average: 10.00 out of 5)
Loading...

Tentang

Tim dakwatuna adalah tim redaksi yang mengelola dakwatuna.com. Mereka terdiri dari dewan redaksi dan redaktur pelaksana dakwatuna.com

Lihat Juga

PBB: Kematian Mursi Harus Diselidiki Secara Independen

Figure
Organization