Topic
Home / Narasi Islam / Artikel Lepas / Mewarnai Objek Dakwah

Mewarnai Objek Dakwah

Konten ini adalah kiriman dari pembaca dakwatuna.com. Kirimkan informasi, gagasan, pemikiran, atau pendapat dari Anda dalam bentuk tulisan kepada kami, klik di sini.
Ilustrasi (inet)

dakwatuna.com – Dakwah adalah satu kata, beribu cara, banyak cara ketika diri mendapatinya dan ketika diri membaginya. Dakwah adalah satu kata, berjuta medan, beragam medan ketika diri terjun berjuang untuk menyebarkannya. Sungguh dakwah merupakan amanah bagi seluruh umat Islam di dunia, di pelosok manapun kita berada, di ranah manapun kita tinggal. Sejak awal dakwah telah sudah menjadi sebuah hak, kewajiban, maupun kebutuhan kita sebagai ciptaan-Nya.

Mungkin kita telah sering mendengar ungkapan bahwa, sesungguhnya dakwah tidak membutuhkan diri kita, namun kitalah yang membutuhkan dakwah. Ada atau tidaknya diri kita, dakwah akan tetap berjalan. Sama halnya dengan ketika seorang ustadz/ah sedang mengisi suatu kajian islami, walaupun kita tidak bisa hadir ke kajian tersebut, toh ceramah akan tetap berjalan.. Padahal sesungguhnya kita yang membutuhkan kajian islami tersebut, bukan?

Dakwah adalah satu kata, beribu keindahan. Dakwah adalah satu kata, berjuta bebatuan. Ribuan banding jutaan, mungkin itulah sebabnya mengapa hanya sedikit orang yang mampu dan mau bertahan. Maka barangsiapa yang berkeinginan untuk setia ialah orang-orang terpilih. Setialah ketika diri telah bersedia menjadi salah satu dari bagian yang sedikit itu, tunjukkanlah loyalitas terhadap jalan hidup yang telah kita pilih.

Dalam berdakwah pernahkan merasa menjadi kaum minoritas? Berjuang tanpa partner dalam medan dakwah yang cukup menantang? Selamat, itu artinya jalan dakwah Anda adalah benar. Jangan pernah mengutuk keterpurukan ketika diri terasing menjadi kaum yang minor. Maupun jangan pernah meminta untuk dipahami, didengar, dimengerti, diperhatikan akan keberadaan diri kita di tengah mereka. Namun lakukan sebaliknya, kita yang harus memahami, mendengarkan, mengerti, dan memperhatikan objek dakwah kita secara tulus. Karena Dengan izin-Nya semua akan berbalik kepada diri sendiri, kok. :)
Cobalah untuk bisa mewarnai objek dakwah kita.

Anggaplah mereka sebuah sketsa gambar yang masih hitam-putih. Lalu posisikan diri menjadi seorang pelukis yang gambarnya telah terkenal dengan teknik pewarnaan yang menakjubkan! Kemudian kita pun mengetahui tugas kita selanjutnya, yaitu kewajiban untuk mewarnai mereka, si sketsa itu. Dengan apa? Tentu saja dengan satu lusin cat minyak koleksi kita. Dua belas warna tersebut adalah:

  1. Sifat Takwa
  2. Akhlak Nan Mulia
  3. Perilaku Ihsan
  4. Sopan Pada Semua
  5. Jiwa Yang Dermawan
  6. Hormat Pada Yang Tua
  7. Sayang Pada Yang Muda
  8. Lapar Akan Ilmu Pengetahuan
  9. Semangat Berfastabiqul Khairat
  10. Menjunjung Tinggi Kejujuran
  11. Menegakkan Keadilan, Dan
  12. Hidup Penuh Tanggung Jawab.

Warnailah mereka dengan penuh keikhlasan, tunjukkan totalitas dan ketulusan diri saat sedang mewarnainya. Berharap nantinya mereka akan menjadi lukisan yang menakjubkan.. Di tengah usaha mewarnai yang sedang kita geluti, tambahkanlah banyak campuran warna Doa di dalamnya. Kerjakan lukisan tersebut dengan rapi dan hati-hati. Insya Allah hasilnya akan menyejukkan setiap mata yang memandang.

Sungguh sudah menjadi rahasia umum bahwa jalan dakwah itu banyak batu, lewati segala jalan bebatuan dengan senyuman. Percayalah bahwa pada setiap perjalanan pasti ada pemberhentiannya, ada ujungnya. Ujung dari jalan berbatu itu tidak lain ialah… jannahNya. Ya, itu adalah sebuah janji. Percayalah bahwa janjiNya adalah PASTI. “”Yaa ayyuhannaas, inna wa’dallahi haqq.” Hai manusia, sesungguhnya janji Allah adalah benar! (QS Faathir: 5)

Redaktur: Ardne

Beri Nilai:
1 Star2 Stars3 Stars4 Stars5 Stars (15 votes, average: 9.87 out of 5)
Loading...

Tentang

Saya senang menulis,�gemar membaca. Saya biasa saja, namun selalu mencoba untuk menjadi yang luar biasa dihadapan-Nya. Salam ukhuwah.

Lihat Juga

Ada Dakwah di Dalam Film End Game?

Figure
Organization