4. Keutamaan Amanah
a. Amanah jalan menuju kesuksesan.
dakwatuna.com – Allah SWT berfirman:
“Dan orang-orang yang memelihara amanat-amanat (yang dipikulnya) dan janjinya. dan orang-orang yang memelihara shalatnya. Mereka itulah orang-orang yang akan mewarisi” (QS. Al-Mukminun: 8-10)
Dalam ayat yang lain Allah SWT berfirman:
“Sesungguhnya Allah menyuruh kamu menyampaikan amanat kepada yang berhak menerimanya, dan apabila menetapkan hukum di antara manusia supaya kamu menetapkan dengan adil. Sesungguhnya Allah memberi pengajaran yang sebaik-baiknya kepadamu. Sesungguhnya Allah adalah Maha Mendengar lagi Maha Melihat.” (QS. An-Nisaa’: 58)
b. Merupakan sifat para Rasul, Para Nabi, Orang-orang Mukmin dan para malaikat.
Nabi Nuh berkata:
“Sesungguhnya aku adalah seorang rasul kepercayaan (yang diutus) kepadamu,…” (QS. Asy-Syu’araa’: 107)
Nabi Hud berkata:
“Ketika saudara mereka Hud berkata kepada mereka: “Mengapa kamu tidak bertaqwa? Sesungguhnya aku adalah seorang rasul kepercayaan (yang diutus) kepadamu,” (QS. Asy-Syu’araa’: 124-125)
Lihat Nabi Shalih berkata:
“Sesungguhnya aku adalah seorang rasul kepercayaan (yang diutus) kepadamu,” (QS. Asy-Syu’araa’: 143).
Lihat Nabi Luth berkata:
“Sesungguhnya aku adalah seorang rasul kepercayaan (yang diutus) kepadamu,” (QS. Asy-Syu’araa’: 162).
Lihat Nabi Syuaib berkata:
“Sesungguhnya aku adalah seorang rasul kepercayaan (yang diutus) kepadamu.” (QS. Asy-Syu’araa: 178).
Rasulullah SAW bersabda:
“Tidak ada iman bagi orang yang tidak amanah dan tidak ada agama bagi orang yang tidak memegang janji.” (HR. Ahmad)
c. Tanda Iman.
Rasulullah bersabda:
” قَالَ الرَّسُوْلُ: لاَ إِيْمَانَ لِمَنْ لاَ أَمَانَةَ لَهُ وَلاَ دِيْنَ لِمَنْ لاَ عَهْدَ لَهُ/ أحمد
“Tidak ada iman bagi orang yang tidak Amanah dan tidak ada agama bagi orang yang tidak memegang janji.” (HR. Ahmad)
Dalam hadits yang lain Rasulullah SAW bersabda:
وقال أيضا : ” أَرْبَعٌ مَنْ كُنَّ فِيْهِ كَانَ مُنَافِقًا خَالِصًا، وَمَنْ كَانَتْ فِيْهِ خِصْلَةٌ مِنْهُنَّ كَانَتْ فِيْهِ خِصْلَةٌ مِنَ النِّفَاقِ حَتَّى يَدَعُهَا: إِذَا ائْتُمِنَ خَانَ، وَإِذَا حَدَثَ كَذَبَ، وَإِذَا عَاهَدَ غَدَرَ، وَإِذَا خَاصَمَ فَجَرَ”/ بخاري مسلم
“Empat hal, barang siapa dalam dirinya ada empat hal tersebut, dia munafik murni, dan barang siapa yang ada sebagian dari sifat itu, dia memiliki sebagian sifat nifak hingga dia meninggalkannya. Yaitu: Jika dipercaya khianat, jika berbicara bohong, jika berjanji ingkar dan jika bermusuhan (berseteru) dia jahat”. (HR. Bukhari Muslim)
d. Amanah itu menandingi dunia dan isinya.
” أَرْبَعٌ إِذَا كُنَّ فِيْكَ فَلاَ عَلَيْكَ مَا فَاتَكَ مِنَ الدُّنْيَا:حِفْظُ أَمَانَةٍ، وَصِدْقُ حَدِيْثٍ،
وَحُسْنُ خُلُقٍ، وَعِفَّةُ طُعْمَةٍ/ أحمد
“Empat hal jika dia ada dalam dirimu, engkau tidak merugi walaupun kehilangan dunia. Menjaga amanah, berkata dengan jujur, berakhlaq yang mulia dan menjaga makanan (dari yang haram).” (HR. Ahmad)
e. Kompeten untuk menerima tanggungjawab.
Allah SWT berfirman:
“Salah seorang dari kedua wanita itu berkata: “Wahai ayahku ambillah ia sebagai orang yang bekerja (pada kita), karena sesungguhnya orang yang paling baik yang engkau ambil untuk bekerja (pada kita) ialah orang yang kuat lagi dapat dipercaya”.” (QS. Al-Qashahs: 26)
— bersambung
(hdn)
Redaktur: Ardne
Beri Nilai: