Reksadana Syariah Tumbuh Negatif

Ilustrasi (inet)

dakwatuna.com – Jakarta. Masih minimnya instrumen investasi berbasis syariah membuat pertumbuhan industri reksadana syariah per 30 Agustus tahun ini masih negatif atau turun 1,67 persen dibanding periode sama pada 2010.

“Kendala utama di industri reksadana syariah sedari dulu masalahnya di instrumen investasi. Kami cukup sulit untuk mengelola karena pilihan instrumennya cukup sedikit, baik itu terkait saham maupun sukuk. Pilihannya relatif itu-itu saja,” Ketua Asosiasi Pengelola Reksadana Indonesia (APRDI), Abiprayadi Riyanto di Jakarta, Kamis (29/9).

Ia menambahkan, bila per akhir Agustus 2010 lalu total dana kelola reksadana syariah di Indonesia tercatat sebanyak Rp3,763 triliun, per 30 Agustus 2011 nilainya turun 1,67 persen menjadi Rp3,701 triliun.

Ia mengharapkan, ke depan jumlah instrumen investasi syariah dapat bertambah sehingga memberi ruang yang cukup bagi perusahaan pengelola reksadana untuk mengembangkan produk reksadananya.

Nilai dana kelola reksadana syariah yang masih di level Rp3,7 triliun terbilang sangat kecil dibanding kontribusi jenis reksadana lainnya, seperti reksadana saham, reksadana campuran, reksadana terproteksi ataupun reksadana pendapatan tetap.

“Saat ini kontribusi terbesar masih sama, yaitu reksadana saham dengan nilai dana kelola mencapai Rp58,281 triliun. Di bawahnya baru reksadana terproteksi dan lalu reksadana pendapatan tetap,” kata dia.

Besarnya kontribusi reksadana saham, menurut Abiprayadi, karena tak lepas dari pertumbuhan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) dalam satu tahun terakhir.

“Sementara reksadana terproteksi dan reksadana pendapatan tetap disukai karena memang cenderung sesuai dengan karakteristik investor lokal yang cenderung moderat dalam memandang portofolio investasi. Mereka tidak perlu return yang sangat tinggi, tapi yang penting aman,” ujar dia. (Ant/OL-9/MICOM)

Tim dakwatuna adalah tim redaksi yang mengelola dakwatuna.com. Mereka terdiri dari dewan redaksi dan redaktur pelaksana dakwatuna.com
Konten Terkait
Disqus Comments Loading...