Topic
Home / Suara Redaksi / Editorial / Rahasia Sakit

Rahasia Sakit

Konten ini adalah kiriman dari pembaca dakwatuna.com. Kirimkan informasi, gagasan, pemikiran, atau pendapat dari Anda dalam bentuk tulisan kepada kami, klik di sini.
Pelayanan kesehatan gratis Rumah Zakat Indonesia (dokumentasi RZI)
Pelayanan kesehatan gratis Rumah Zakat Indonesia (dokumentasi RZI)

dakwatuna.com – Banyak orang tidak merasa nikmatnya kesehatan kecuali setelah sakit. Sementara ketika sehat seringkali seseorang lalai. Lalai akan agungnya Allah yang telah memberikan kesehatan, sehingga selama sehat justru semakin jauh dari Allah. Lalai akan kewajibannya kepada Allah, sehingga selama sehat banyak kewajiban yang diabaikan. Lalai akan dirinya, sehingga selama sehat banyak mengkonsumsi sesuatu yang terlarang dan menyebabkan datangnya penyakit. Satu contoh misalnya rokok. Semua dokter mengatakan bahwa rokok mengandung banyak penyakit. Di semua iklan ditegaskan bahwa rokok akan menyebabkan penyakit kanker dan kemandulan. Namun ternyata banyak orang sehat laki dan perempuan yang secara terang-terangan sengaja merokok. Padahal ketika penyakit menyerangnya ia tahu apa penderitaan yang harus ia rasakan. Inilah makna ungkapan pepatah Arab yang sangat terkenal : ash shihhatu taajun ‘alaa ruusil ashihhaa’ laa yadzuuquhuu illal mardha (kesehatan adalah mahkota di atas kepala orang-orang sehat yang tidak terasa kecuali ketika ia sakit).

Allah swt  sangat sayang kepada makhluk-Nya. Maka seluruh yang Allah berikan untuk makhluk-Nya adalah yang terbaik (ath tahyyibaat).  Dan seluruh yang tidak baik (al khabaaits) Allah haramkan. Allah haramkan khamr karena merusak akal. Dari sini kita tahu betapa Allah mengajarkan agar manusia selalu menjaga akalnya supaya tetap menjadi manusia yang normal. Allah haramkan zina, karena dari perzinaan nasab akan hilang, lebih dari itu perzinaan banyak menyebabkan timbulnya berbagai penyakit tidak hanya penyakit fisik tetapi lebih dari itu penyakit mental. Betapa banyak para pezina menjadi pembunuh. Itulah sebabnya mengapa dalam surah Al Isra’ Allah menggandengkan ayat larangan atas zina dengan ayat mengenai pembunuhan. Lain dari itu Allah haramkan babi sebab tugas babi bukan untuk dimakan, melainkan untuk menyerap bakteri dan kotoran. Itulah sebabnya mengapa babi suka makan yang kotor-kotor.

Namun sayangnya panduan keselamatan yang Allah ajarkan, seringkali diabaikan. Banyak orang tidak suka patuh kepada Allah. Padahal setiap ajaran Allah pasti benar dan pasti mengantarkan kepada kebahagiaan.  Lebih-lebih akhir-akhir ini di saat materialisme menguasai jiwa manusia, iman kepada Allah semakin tipis. Manusia lebih suka bergantung kepada makhluk dari pada kepada Allah. Coba Anda tanya kepada orang-orang terdekat di sekitar Anda, siapakah yang pertama kali mereka ingat ketika sakit. Mereka rata-rata  akan menjawab dokter. Dari sini nampak bahwa dokter seakan penyebab kesembuhan.  Di manakah Allah asy  syaafii dalam jiwa mereka? Apakah sampai sejauh ini manusia merendahkan Allah? Apakah sampai setingkat ini manusia merasa independent dari Allah?

Sungguh tidak mungkin bahagia manusia yang jauh dari Allah. Ingatlah bahwa ternyata sangat banyak contoh-contoh kelemahan manusia. Dan ini terasa ketika seseorang sakit. Satu contoh misalnya, saya ketika ditimpa radang pita suara, saya berkali-kali datang beberapa dokter spesialis THT. Penelitian mereka lakukan. Lalu mereka tentukan obat. Begitu obat saya konsumsi ternyata lambung saya terkena dampak obat tersebut. Seketika saya hentikan obat untuk radang pita suara. Saya segera ke dokter lain untuk mengobati lambung. Setelah lambung saya sembuh saya kembali mengkonsumsi obat untuk radang pita suara. Namun ternyata setelah sekian lama saya konsumsi obat sesuai yang ditentukan dokter, justru suara saya semakin hilang. Akhirnya saya lari ke dokter alternatif, akupunktur, tetapi hasilnya masih tidak ada. Alternatif lain saya datangi ahli refleksiologi, juga tidak ada hasilnya. Terakhir saya datangi dokter herbalist, dan sampai sekarang saya masih mengkonsumsi obat herbal. Namun juga belum nampak hasilnya.

Perhatikan apa yang saya dapatkan dari kenyataan ini adalah bahwa sungguh manusia sangat lemah. Dan penyakit yang Allah berikan tidak lain untuk mengingatkan hakikat kelemahan ini. Bahwa manusia harus selalu bergantung kepada Allah. Bahwa sebaik-baik hamba adalah yang paling banyak bergantung kepada Allah. Datangnya penyakit adalah salah satu tanda supaya seorang hamba semakin memperkokoh ketergantungannya kepada Allah.  Bila ini yang disadari setiap orang yang sakit, sungguh lama kelamaan tidak ada di muka bumi ini orang berani melawan Allah. Karena paling tidak seseorang jika tidak terkena penyakit,  minimal ia akan selalu melihat orang-orang yang sakit. Semuanya mengingatkan akan makna ini. Makna di mana seseorang benar-benar merasa dan yakin bahwa hanya Allahlah Penyembuh. Dokter dan obat yang ditentukan tidak pernah menjamin kesembuhan. Karena itu banyak upaya para dokter yang gagal. Bukankah sudah saatnya manusia selalu belajar dari setiap penyakit yang dirasakan dan yang disaksikan di sekitarnya?  Wallahu a’lam bishshswab.

Redaktur: Ardne

Beri Nilai:
1 Star2 Stars3 Stars4 Stars5 Stars (53 votes, average: 9.28 out of 5)
Loading...
Lahir di Madura,15 Februari 1967. Setelah tamat Pondok Pesantren Al Amien, belajar di International Islamic University Islamabad IIUI dari S1 sampai S3 jurusan Tafsir Al Qur�an. Pernah beberapa tahun menjadi dosen tafsir di IIUI. Juga pernah menjadi dosen pasca sarjana bidang tafsir Al Qur�an di Fatimah Jinah Women University Rawalpindi Pakistan. Akhir-akhir ini sekembalinya ke Indonesia, menjadi dosen sastra Arab di Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatulah Jakarta. Lalu menjadi dosen Tafsir sampai sekarang di Sekolah Tinggi Al Hikmah Jakarta. Selebihnya beberapa kali di undang untuk mengisi Seminar, konfrensi dan ceramah di tengah komunitas muslim di beberapa kota besar Amerika Utara (Washington, New York, Houston, Los Angles, Chicago, Denver). Beberapa kajian tafisir rutin yang diasuh di perkantoran Jakarta antara laian di: Indosat, Conoco Philips, Elnusa, Indonesian Power, PLN Gambir. Agenda Kajian Tafsir Dzuhur: Senin (setiap pekan ) : Masjid Baitul Hikmah Elnusa Selasa 1 : Masjid Bank Syariah Manidiri Pusat Selasa 2&4: Masjid Indosat Pusat Selasa 3 : Masjid Hotel Sultan Rabu 1 : Masjid Indonesian Power Pusat Rabu 3 : Masjid PLN Gambir Kamis (setiap pekan) : Masjid Miftahul Jannah Ratu Prabu 2 (Conoco Philiphs) Agenda Pengajian Tafsir Dan Hadits lainnya: Sabtu 1&2 (Sesudah Subuh) : Masjid Az Zahra Gudang Peluru Ahad 2 (Sesudah Subuh) : Masjid An Nur (Perdatam) Senin ( Jam 14:30-20.00) :Sekolah Tinggi Al Hikmah Jakarta Selasa (Jam 14:00-15:30 : Majlis Ta�lim Amanah Dault (Kedian Menpora Adiaksa Dault, Belakang STEKPI, Kalibata). Rabu: 1&2 (Setelah Maghrib) : Masjid Az Zahra Gudang Peluru Kamis (Setiap Pekan, setelah Maghrib) : Masjid Bailtul Hakim, Diskum Kebon Nanas.

Lihat Juga

Pantaskah untuk Menyakitinya?

Figure
Organization