Topic
Home / Berita / Mekah dan Madinah Tak Jauh Dari Bahaya

Mekah dan Madinah Tak Jauh Dari Bahaya

dakwatuna.com – Kairo, Khatib masjid Al-Aqsha dan mantan Menteri Wakaf Palestina Dr. Yusuf Jumat menegaskan bahwa tempat suci Islam di Mekah Mukarramah dan Madinah Munawarah tidak jauh dari bahaya Israel jika umat Islam dan Negara-negara Arab membiarkannya. Terutama itu terjadi di tengah eskalasi Israel melakukan yahudisasi tempat suci, mencaploknya dan berusaha merubuhkan masjid Al-Aqsha.

Dalam penyataan khususnya yang disampaikan kepada Infopalestina ia menambahkan, “Jika umat Islam mengabaikan masjid Al-Aqsha dan diam terhadap upaya Israel meyahudikan Al-Quds, maka umat akan mengabaikan Mekah dan Madinah yang merupakan tempat suci paling tinggi bagi umat Islam.

Salamah menegaskan, musuh-musuh Islam melegitimasi permusuhan mereka terhadap Al-Quds dengan alasan karena ia urutan ketiga dari tempat suci umat Islam setelah Masjidil Haram dan Masjid Nabawi, dan bangsa Arab sudah terbukti membiarkan kota Al-Quds sepanjang sejarah. Namun anggapan ini dibantah Salamah. Namun jika umat Islam diam dari membela masjid Al-Aqsha, maka musuh-musuh itu akan dating ke Mekah dan Madinah, “dan kita memohon kepada Allah agar itu tidak terjadi,”

Syekh Salamah menegaskan, masjid Al-Aqsha kali ini hanya tinggal satu pukulan untuk hancur dan arsitekturnya sudah rapuh karena galian Israel di bawahnya. Itu ditandai dengan retakan-retakan di tiang masjid.

Khatib Masjid Al-Aqsha ini menegaskan, kewajiban secara syariat bagi kaum muslimin menjaganya dan menghalangi aksi yahudisasi dan permusuhan Israel dan itu menjadi amanah di pundak setiap kaum muslim laki-kali dan perempuan dan siapapun yang terlambat dalam menunaikan kewajiban ini berdosa dan teledor.

Soal rencana pemerintah penjajah dalam hal yahudisasi,  Salamah menegaskan, penggalian di pondasi masjid Al-Aqsha bukan gagasan pemerintahan kanan ekstrim Israel, namun itu sudah menjadi consensus zionisme meski mereka berbeda. Ia menegaskan, masalah penggalian bukan di tangan pemerintahan penjajah, namun di tangan kelompok ekstrim yang memanfaatkan perpecahan Palestina dan bangsa Arab serta diamnya dunia terhadap rencana Israel.

Ia menegaskan, keterikatan umat Islam dengan masjid Al-Aqsha adalah ikatan akidah. Sebab perjalanan Isra dan Mi’raj adalah mukjizat Rasulullah yang merupakan bagian dari akidah umat Islam. Masjid Al-Aqsha pernah menjadi sejarah konferensi para utusan Allah di malam Isra dan Mi’raj dan nabi Muhammad menjadi imam. Ia mengingatkan hadits nabi, “Selalu segolongan dari umatnya memperjuangkan kebenaran, dan orang yang membiarkan mereka tidak mempengaruhi dan melemahkan mereka,” beliau ditanya, “Dimana mereka wahai Rasulullah saw?” Beliau berkata, “Di Baitul Maqdis dan sekitar Baitul Makdis”.

“Kami sudah mengirim surat kepada Sekjen Liga Arab agar dalam KTT mendatang di Libia menjadwalkan pembahasan aksi permusuhan Israel terhadap Al-Quds dan dijadikan sebagai prioritas dalam KTT itu.” Tukasnya. Ia mengusulkan agar setiap Negara mendapatkan bagian menangani masalah tertentu di Palestina. Misalnya salah satu Negara Islam konsen membangun masjid Al-Aqsha dan merenovasinya, satunya lagi membangun RS di Palestina, satu Negara lagi menjaga masjid Al-Aqsha dan begitu seterusnya.”

Ia menegaskan, maslah Palestina bukan sekedar masalah kaum muslimin saja, namun juga Kristen karena di sana ada tempat suci mereka.

Ia mengecam sikap pemeluk Kristen yang hanya diam ketika gereja Kiamat tempat suci mereka diserang Israel.

Soal pembangunan 1600 unit pemukiman baru Israel di Al-Quds, Salamah menegaskan, ini bagian dari eskalasi berbahaya, termasuk di bukit Mubakir dan bukit Abu Gunaim. Sayangnya aktivitas pemukiman ini didanai oleh lembaga-lembaga Yahudi di Amerika. Miliyuner Yahudi, Miscofish menyumpang 600 juta dolar tahun lalu untuk membangun permukiman bukit Abu Gunaim dan kini berjanji siap menyumbang untuk pemukiman di jantung perkampungan Raas Amod di kota Al-Quds.

Syekh Salamah mengatakan, ada rencana Israel mengusir ribuan warga Palestina di Jerusalem yang memiliki kartu tanda penduduk berwarna biru karena dianggap hidup di luar tembok rasial Israel. Israel ingin mengosongkan kota Jerusalem dari penduduk asli dan mengdatangkan ribuan warga yahudi sebagai gantinya. Ini adalah clensing etnis yang dilakukan Israel.

Salamah meminta kepada Negara-negara Arab dan Islam untuk mendukung proyek-proyek pemukiman bagi pasangan muda Palestina di kota Al-Quds, proyek pendidikan, seperti Universitas Al-Quds, lembaga-lembaga pendidikan, proyek kesehatan, dan lain-lain.

Ia meminta kepada ulama umat Islam untuk menjelaskan hakikat konflik Arab – Israel sebagai konflik agama bukan konflik politik.

Salamah mengisyaratkan bahwa apa yang terjadi di Al-Quds saat ini sudah dimulai sejak yahudi menguasai kota itu setelah perang 1967. Pertama kali yang dilakukan Israel adalah menghancurkan gerbang Magaribah untuk memperluas “tembok ratapan” dimana PBB tahun 1931 memutuskan bahwa tembok itu adalah bagian dari masjid Al-Aqsha dan milik umat Islam dan yahudi tidak berhak atasnya. (bn-bsyr/IP)

Redaktur: Ulis Tofa, Lc

Beri Nilai:
1 Star2 Stars3 Stars4 Stars5 Stars (21 votes, average: 9.57 out of 5)
Loading...

Tentang

Tim dakwatuna adalah tim redaksi yang mengelola dakwatuna.com. Mereka terdiri dari dewan redaksi dan redaktur pelaksana dakwatuna.com

Lihat Juga

Innalillahi… Khatib Masjidil Aqsha Wafat di Sudan

Figure
Organization