Topic
Home / Pemuda / Kisah / Bayi yang Dapat Berbicara (Bagian ke-1)

Bayi yang Dapat Berbicara (Bagian ke-1)

dakwatuna.com – Tidak ada manusia yang berbicara pada masa bayinya, kecuali tiga. Mereka adalah Nabi Isa putra Maryam ketika masih bayi, yang kedua adalah bayi yang menjadi sahabat Juraij seorang ahli ibadah, dan yang ketiga adalah seorang bayi yang menyusu pada ibunya dalam sebuah perjalanan.

Mengenai kisah bayi Nabi Isa putra Maryam, bisa kita dapati kisahnya di dalam Al Qur’an, khususnya pada surat Maryam ayat 27 sampai ayat 36. Pada tulisan ini dan tulisan berikutnya akan diceritakan tentang kisah bayi sahabat Juraij dan bayi yang menyusu pada ibunya.

Baiklah, mari sejenak kita ikuti kisah bayi yang kedua. Bayi ini adalah sahabat seseorang yang bernama Juraij. Juraij adalah seorang ahli ibadah. Dia membangun sebuah biara dan dia selalu berada di dalamnya. Ketika sedang shalat, tiba-tiba Juraij didatangi oleh ibunya. Ibunya memanggil, “Hai Juraij!”

Mendengar panggilan ibunya, Juraij berkata, “Ya Rabbi, Ibu saya dan shalat saya??”

Maksud dari perkataan Juraij adalah, dia meminta bimbingan Allah, untuk memilih mana yang paling utama antara menjawab panggilan ibunya atau menyempurnakan shalatnya dulu. Ternyata Juraij lebih memilih meneruskan shalatnya. Akhirnya sang ibu pergi.

Keesokan harinya, ibunya datang lagi pas ketika Juraij sedang shalat. Lalu sang ibu memanggil, “Hai Juraij!”

Lalu Juraij berkata seperti kemarin, “Ya Rabbi, Ibuku dan shalatku?”

Ternyata Juraij lebih memilih untuk meneruskan shalatnya.

Maka ibunya pun berdoa, “Ya Allah, janganlah Engkau mematikannya sehingga ia melihat kepada muka wanita pelacur.”

Singkat cerita, nama Juraij beredar di tengah-tengah masyarakat Bani Israil pada waktu itu. Masyarakat sering menyebut-nyebut nama Juraij dan ibadahnya. Dan di tengah-tengah masyarakat ada seorang wanita pelacur yang sangat terkenal cantik. Saking cantiknya, wanita ini sering dijadikan perumpamaan dalam hal kecantikan ketika itu. Wanita pelacur ini berkata, “Jika kalian mau, aku akan mengujinya.”

Dia hendak menfitnah Juraij. Dia pun lalu merayu dan menggodanya. Tapi Juraij tidak melirik sama sekali. Tidak putus asa, wanita pelacur ini akhirnya mendatangi seorang penggembala yang biasa tidur di biara Juraij. Pelacur ini menyerahkan dirinya kepada penggembala ini dan berzina, sampai akhirnya hamil.

Ketika pelacur ini melahirkan, dia berkata, “Anak ini dari Juraij”.

Mendengar perkataan si pelacur, masyarakat mendatangi Juraij dan memukulinya. Mereka menurunkannya dengan paksa lalu menghancurkan biaranya, dan memukulinya kembali.

“Ada apa kalian ini?” sergah Juraij kebingungan.

Mereka menjawab, “Kamu berzina dengan Pelacur itu hingga ia melahirkan dari kamu.”

“Mana bayi itu?” tanya Juraij.

Akhirnya mereka mendatangkan bayi tersebut.

Juraij berkata, “Biarkan aku sampai aku selesai shalat.”

Setelah dia selesai shalat, dia mendatangi bayi tersebut lalu menekan perutnya dengan jari dan berkata, “Hai anak kecil, siapa ayahmu?”

Bayi itu menjawab, “Fulan si penggembala itu.”

Mendengar jawaban si bayi, akhirnya masyarakat menyerbu Juraij, menciuminya, dan mengusap-usapnya. Mereka berkata, “Kami akan membangun biaramu dari emas.”

Jawaban Juraij, “Tidak, kembalikan dari tanah liat seperti semula.”

Akhirnya mereka pun melaksanakannya…

– Bersambung…

(hdn)

Redaktur: Ardne

Beri Nilai:
1 Star2 Stars3 Stars4 Stars5 Stars (91 votes, average: 9.10 out of 5)
Loading...

Tentang

Tim dakwatuna adalah tim redaksi yang mengelola dakwatuna.com. Mereka terdiri dari dewan redaksi dan redaktur pelaksana dakwatuna.com

Lihat Juga

Kiat Menghafal Quran

Figure
Organization