Khutbah Idul Fitri 1430 H: Kewajiban Menjaga Kemenangan

الحمد لله نحمده ونستعينه ونستغفره ونتوب إليه ونعوذ بالله من شرور أنفسنا ومن سيئات أعمالنا من يهدي الله فلا مضل له ومن يضلل فلا هادي له. أشهد أن لا اله الا الله وأشهد أن محمدا عبده ورسوله. اللهم صل وسلم على نبينا محمد وعلى اله وأصحابه أجمعين. أما بعد فيا عباد الله أوصيكم ونفسي بتقوى الله وطاعته لعلكم تفلحون.

الله أكبر, الله أكبر, الله أكبر, ولله الحمد

Kaum muslimin yang berbahagia…

dakwatuna.com – Hari ini kaum muslimin merayakan hari kemenangan yang fitri, hari kemenangan yang harus kita syukuri dengan cara menjaga dan semakin memantapkan serta mengokohkan keimanan kita, bahwa janji Allah untuk menolong dan memenangkan kaum muslimin adalah sebuah keniscayaan.

Diantara makna kemenangan yang bisa kita tangkap dari hari yang penuh kebahagiaan ini adalah :

1. Kemenangan iman atas kekufuran

Kenapa keimanan itu pasti menang?karena, keimanan adalah kehidupan,sementara kekufuran adalah sebuah kematian. Keimanan adalah kehidupan hati seorang yang mendapatkan pancaran nur Robbani yang menerangi kehidupan, sehingga seorang muslim mengetahui tujuan hidupnya, makna kehidupan, mengetahui halal dan haram, dan itu semuanya merupakan suatu dinamika kehidupan yang memberikan energi yang besar dalam mengarungi hidup ini, sehingga dia bisa kontinyu, produktif, dan selalu mempunyai energi yang besar untuk membangun masyarakat dan negaranya. Berbeda dengan watak kekufuran yang selalu menyeret manusia kepada kehancuran, tindakan anarkis, dan mandul dalam memproduksi kebaikan,

قال تعالى : { يأيها الذين آمنوا استجيبوا لله وللرسول إذا دعاكم لما يحييكم واعلموا أن الله يحول بين المرء وقلبه وأنه إليه تحشرون }

“ Wahai orang-orang yang berimana!Penuhilah seruan Allah dan Rasul, apabila dia menyerukan kepada sesuatu yang memberi kehidupan kepadamu, dan ketahuilah bahwa sesungguhnya Allah membatasi anatara manusia dan hatinya dan sesungguhnya kepada-Nyalah kamu akan dikumpulkan”QS:8:24

الله أكبر, الله أكبر, الله أكبر, ولله الحمد

Kaum muslimin yang dimuliakan Allah…

2. Kemenangan akhirat atas dunia

Pada dasarnya, islam adalah agama dunia dan akhirat tetapi lembaga shiyam (puasa) dimana didalamnya kita di training oleh Allah untuk menjadi orang-orang yang bertakwa memberikan pelajaran yang sangat berharga,bahwa akaum muslimin mampu – atas izin Allah – untuk membangun obsesi dan cita-cita terbesarnya yaitu memprioritaskan kebahagiaan ukhrowi yang abadi daripada terjebak ke dalam kesenangan duniawi yang sementara. Dan itu nampak jelas dalam ibadah ramadhan selama satu bulan dimana kaum muslimin bisa menahan diri bukan hanya dari sesuatu yang diharamkan oleh Allah dan yang syubhat tapi juga mampu meninggalkan sesuatu yang mubah. Kemenangan obsesi akhirat yang abadi atas dunia yang sementara juga bermakna kemenangan luasnya nikmat ukhrowi terhadap sempitnya dunia juga mengandung arti kemenangan kenyamanan yang abadi atas suasana dunia yang letih dan melelahkan. Dan bisa bermakna kemenangan yang hakiki atas sesuatu yang semu dan menipu. Oleh karena itu Allah menegur kaum muslimin yang terjebak dalam kungkungan kesenangan duniawi dan berat untuk bangkit berjuang di jalan Allah.

قال تعالى :{ يأيها الذين أمنوا مالكم إذا قيل لكم انفروا في سبيل الله اثاقلتم إلى الأرض أرضيتم بالحيوة الدنيا من الآخرة فمامتاع الحيوة الدنيا في الآخرة إلا قليل}

“ Wahai orang-orang yang beriman!mengapa apabila dikatakan kepadamu “Berangkatlah (untuk berperang) di jalan Allah “ kamu merasa berat dan tinggal di tempatmu?apakah kamu lebih menyenangi kehidupan di dunia daripada kehidupan di akhirat?padahal kenikmatan hidup di dunia ini ( dibandingkan dengan kehidupan)di akhirat hanyalah sedikit”QS:9:38

الله أكبر, الله أكبر, الله أكبر, ولله الحمد

Kaum muslimin yang diridhoi Allah…

3. Kemenangan kesungguhan dan keseriusan atas kemalasan.

Gelora kemenangan di hari yang fitri ini mengingatkan kita semua bahwa madrasah ramadhan mentarbiyah kaum muslimin untuk mampu menglahkan seluruh bentuk kemalasan yaitu kemalasan dalam memperbaiki diri dilihat dari dimensi akidah, pemikiran, mentalitas, moralitas, dan ibadahnya kepada Allah ‘Azza wa Jalla. Dan madrasah ramadhan mampu mengantarkan kaum muslimin untuk menyingkirkan kemalasan yang merintangi dirinya dari upaya pembentukan rumah tangga islami yang diterjemahkan ke dalam wujud seorang bapak yang soleh, ibu yang solehah, dan anak-anak yang soleh. Mereka semuanya itu merupkan pengejawantahan dari Qurrotu A’yun dalam setiap doa yang dikumandangkan oleh setiap keluaraga yang surgawi, sebagaimana firman Allah :

قال تعالى : { والذين يقولون ربنا هب لنا من أزواجنا وذريتنا قرة أعين واجعلنا للمتقين إماما}

“ Dan orang-orang yang berkata, “ya Tuhan kami anugerahkanlah kepada kami pasangan kami dan keturunan kami sebagai penyenang hati (kami) dan jadikanlah kami pemimpin bagi orang-orang yang bertakwa”QS:25:74

Nuansa rumah tangga yang surgawi ini nampak jelas didalam bulan ramadhan dimana bapak, ibu, anal-anak dan anggota keluarga lainnya berlomba-lomba dalam beribadah kepada Allah melalui sholat berjaamah, tilawah Qur’an, semangat berinfaq, mendalami ilmu-ilmu agama dan kebaikan-kebaikan yang laiknnya, sehingga bulan ramadhan sebagai bulan ibadah bukan sekedar wacana dan slogan tetapi benar-benar sebuah kurikulum kehidupan yang diamalkan oleh setiap keluarga muslim.

الله أكبر, الله أكبر, الله أكبر, ولله الحمد

Kaum muslimin yang dirahmati Allah…

4. Kemenangan kesabaran dan pengendalian diri

Hari raya idul fitri adalah hari dimana kaum muslimin merayakn kemenangan kesabaran dan pengendalian diri dari seluruh yang diharmkan, bentuk-bentuk syubhat, al-lahwu dan al-laghwu, bahkan kemenangan dalam menghindari dari memperbanyak perbuatan mubah, sebab kaum muslimin yang jujur dalam keislaman dan keimanannya mereka harus produktif dalam mencetak amal-amal soleh dan seluruh kebijakan-kebijakan yang dianjurkan oleh islam sehingga mereka tidak punya cukup waktu untuk melakukan perbuatan yang sekedar mubah hukumnya, sebab kewajiban dan tugas-tugas agama itu lebih banyak daripada waktu yang tersedia. Oleh karena itu patut untuk merenungi ungkapan Umar bin Khattab radhiallahu ‘anhu

” كنـا قوما ندع تسعة أعشار الحلال مخافة أن نقع في الحرام “

“ Kami adalah masyarakat yang meninggalkan sembilan persepuluh yang halal (mubah) karena kami khawatir terjatuh ke dalam yang haram”

Dari sini terlihat jelas bahwa generasi terbaik sepanjang masa selalu produktif dalam mencetak kebajikan-kebajikan dan waktunya tidak terbunuh oleh cengkraman perbuatan yang mubah apalagi yang syubhat dan haram. Kemenangan kesabaran dan pengendalian diri tidak sekedar berimplikasi duniawi tetapi juga mencakup dimensi ukhrowi dimana pahala orang yang sabar tidak bisa dihitung.

قال تعالى : {……..إنما يوفى الصابرون أجرهم بغير حساب }

“……Hanyaorang-orang yang bersabarlah yang disempurnakan pahalanya tanpa batas”QS:39:10

الله أكبر, الله أكبر, الله أكبر, ولله الحمد

Kaum muslimin yang dilindungi Allah…

5. Kemenangan kepedulian sosial

Hari raya idul fitri hendaknya dijadikan oleh segenap kaum muslimin agar selalu menjaga asset dan modul yang sangat mahal yaitu sebuah kemenangan yang berkaitan dengan kepedulian sosial. Selama bulan ramadhan kaum muslimin di training oleh Allah untuk selalu peduli terhadap dinamika sosialnya, hal itu terlihat jelas dalam aktifitas kebersamaannya seperti: sholat berjamaah baik yang fardhu,tarawih,dan witir,ifthor jama’i (buka bersama), waktu sahur, mendengarkan ceramah-ceramah agama, pengumpulan zakat shodaqoh dan infaq, dan aktifitas lainnya.

Kebersamaan ini tidak boleh berhenti hanya dibulan ramadhan saja tetapi kebersamaan dalam amal islami menuntut adanya kesinambungan dan kontinyuitas terpadu, sehingga kaum muslimin dalam ibadah dan perjuangannya terutama menghadapi kedzoliman, kemaksiatan, dan musuh-musuh Allah lebih mendapatkan barakah dari Allah swt, karena Al-barokah ma’aljamaah ( keberkahan itu selalu menyertai kebersamaan) kepedulian social ini akan tetap eksis dengan :

a. Wihdah ( persatuan)

Persatuan dan kesatuan yang melahirkan kepedulian social meliputi kesatuan niat yaitu semata-mata karena Allah swt dan kesatuan muntholak (titik tolak), kesatuan Ghoyah (tujuan), dan kesatuan dan persatuan untuk senantiasa bermusabaqah dalam kebajikan yang didalamnya terdapat khidmah ijtima’iyyah ( melayani masyarakat) yang merupakan kata kunci dari setiap pemimpin sepanjang masa. Dimana kita mengimani dan memahami bahw aumat islam harus menjadi umat yang terbaik termasuk memempin dan melayani.

قال تعالى : { كنتم خير أمة أخرجت للناس تأمرون بالمعروف وتنهون عن المنكر و تؤمنون بالله ولوآمن أهل الكتاب لكان خيرا لهم منهم المؤمنون وأكثرهم الفاسقون }

“ Kamu (umat islam) adalah umat terbaik yang dilahirkan untuk manusia, (karena kamu) menyuruh (berbuat) yang ma’ruf dan mencegah dari yang mungkar, dan beriman kepada Allah. Sekiranya ahli kitab beriman tentulah itu lebih bagi mereka. Diantara mereka ada yang beriman, namun kebanyakan dari mereka adalah orang-orang yang fasik”QS:3:110

b. Muqowamah ( perjuangan/perlawanan )

Kepedulian social akan selalu eksis di dalam diri kaum muslimin dan agenda perjuangannya ketika kaum muslimin selalu membangun dan memelihara semangat perlawanannya dalam memerangi seluruh bentuk kemaksiatan, kedzoliman, ketidakadilan, keterbelakangan dalam setiap dimensi kehidupan, dan juga dalam menghadapi konspirasi global yang selalu dilancarkan oleh musuh-musuh islam,Allah berfirman:

قال تعالى: { وكذلك جعلنا لكل نبي عدوا شياطين الإنس والجن يوحي بعضهم إلى بعض زخرف القول غرورا ولوشاء ربك مافعلوه فذرهم ومايفترون }

“ Dan demikianlah untuk setiap nabi kami menjadikan musuh yang terdiri dari setan-setan manusia dan jin, sebagian mereka membisikkan kepada sebagian yang lain perkataan yang indah sebagai tipuan. Dan kalau Tuahanmu menghendaki, niscaya mereka tidak akan melakukannya, maka biarkanlah mereka bersama apa (kebohongan) yang mereka adakan”QS:6:112

Terakhir, melalui mimbar ini marilah kita berjanji untuk senantiasa menjaga kemenangan-kemenangan yang telah dianugerahkan oleh Allah swt, sebab kemenangan itu anugerah Allah yang wajib kita syukuru bersama.

قال تعالى: { وإذ تأذن ربكم لئن شكرتم لأزيدنكم ولئن كفرتم إن عذابي لشديد }

“ Dan ingatlah ketika Tuhanmu memaklumkan, “Sesungguhnya jika kamu bersyukur, niscaya aku akan menambah (nikmat) kepadamu, tetapi jika kamu mengingkari nikamat-Ku maka pasti azabku sangat berat”QS:14:7

الله أكبر, الله أكبر, الله أكبر, ولله الحمد

(hdn)

Dosen Pasca Sarjana UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Ketua pengurus harian ponpes YAPIDH Bekasi.
Konten Terkait
Disqus Comments Loading...