Topic
Home / Dasar-Dasar Islam / Fiqih Islam / Al-Qaradhawi: Haji Sekali Seumur Hidup, Kenapa?

Al-Qaradhawi: Haji Sekali Seumur Hidup, Kenapa?

Konten ini adalah kiriman dari pembaca dakwatuna.com. Kirimkan informasi, gagasan, pemikiran, atau pendapat dari Anda dalam bentuk tulisan kepada kami, klik di sini.

dakwatuna.com – Syaikh Dr. Yusuf Al-Qardhawi menegaskan bahwa ibadah haji adalah bagian ibadah unik dan berbeda, karena merupakan ibadah fisik dan harta sekaligus. Shalat dan shaum adalah dua ibadah fisik. Sedangkan zakat merupakan ibadah harta. Ibadah haji menggabungkan dua hal tersebut. Karena manusia yang berangkat ibadah haji pasti mencurahkan kekuatan fisiknya dan mempersiapkan hartanya, karena orang yang menunaikan ibadah haji pada dasarnya sedang melaksanakan ibadah safar dan rihlah yang pasti membutuhkan biaya-biaya.

Karena itu, kami melihat bahwa haji adalah kewajiban yang disebutkan Allah swt. bagi orang yang mampu.

Beliau dalam fatwanya yang dilansir situs resmi pribadi beliau, “Bahwa setiap manusia mampu untuk melaksanakan shalat dan shaum, dan tidak setiap orang mampu berangkat ke tanah suci. Karena itu, bentuk kasih sayang Allah mewajibkan ibadah haji sekali seumur hidup, Allah tidak memberi beban di luar kemampuan hamba-Nya, tidak menghendaki kesulitan. Allah swt menghendaki kemudahan. Pembebanan dalam Islam sesuai kemampuan.”

“Allah tidak membebani seseorang di luar kemampuannya.” (Al-Baqarah: 286)

Karena itu, ketika Rasulullah saw bersabda, “Wahai manusia, sesungguhnya Allah mewajibkan kalian melaksanakan ibadah haji, maka berhajilah.” Salah seorang sahabat bertanya, “Apakah pelaksanaannya setiap tahun wahai Rasulullah?” Rasulullah tidak menjawab, sampai pertanyaan diulang tiga kali, baru Rasulullah menjawab, “Seandainya saya menjawab ya, pasti haji menjadi kewajiban setiap tahun sekali, dan kalian tidak mampu melaksanakan.”

Boleh jadi, tidak bisa seseorang melaksanakan haji setiap tahun. Maka Allah swt. menghendaki melaksanakan ibadah haji sekali seumur hidup. Ini bentuk kemudahan dan kasih sayang Allah swt kepada hamba-Nya.

Beliau menambahkan bahwa Allah swt. tidak membebani pelaksanaan ibadah haji kecuali bagi mereka yang “mampu melaksanakannya”. Arti mampu melaksanakan adalah sebagaimana yang disebutkan hadits-hadits yang saling menguatkan adalah memiliki perbekalan selama melaksanakan haji, sarana transportasi baik lewat jalur, darat, laut atau udara, sehat badan, dan perjalanan yang aman.

Satu lagi beliau menambahkan, yaitu adanya kuota tertentu sesuai jumlah penduduk suatu negara. Sekarang, negara tertentu hanya mendapatkan jatah kuota tertentu, karena proses ibadah haji sangat sesak dan jumlah yang berangkat haji sangat banyak, lebih dari tiga juta. Semua negara harus mematuhi kuota ini, untuk menghindari jatuhnya korban jiwa karena terlalu banyaknya oranng yang melaksanakan ibadah haji, sedangkan tempat-tempat penunaian manasik haji terbatas. Sehingga harus sesuai dengan ketentuan kuota yang telah disepakati. Allahu a’lam

Redaktur: Samin Barkah, Lc. M.E

Beri Nilai:
1 Star2 Stars3 Stars4 Stars5 Stars (6 votes, average: 7.67 out of 5)
Loading...

Tentang

� Lahir di kota Kudus, Jawa Tengah, pada tanggal 05 April 1975. Menyelesaikan jenjang pendidikan Tsanawiyah dan Aliyah di Ma�ahid Krapyak Kudus. Tahun 1994 melanjutkan kuliah di LIPIA Jakarta. Program Persiapan Bahasa Arab dan Pra Universitas. Tahun 2002 menyelesaikan program Sarjana LIPIA di bidang Syari�ah. � � Semasa di bangku sekolah menengah, sudah aktif di organisasi IRM, ketika di kampus aktif di Lembaga Dakwah Kampus LIPIA, terakhir diamanahi sebagai Sekretaris Umum LDK LIPIA tahun 2002. � � Menjadi salah satu Pendiri Lembaga Kajian Dakwatuna, lembaga ini yang membidangi lahirnya situs www.dakwatuna.com , sampai sekarang aktif sebagai pengelola situs dakwah ini. � � Sebagai Dewan Syari�ah Unit Pengelola Zakat Yayasan Inti Sejahtera (YIS) Jakarta, dan Konsultan Program Beasiswa Terpadu YIS. � � Merintis dakwah perkantoran di Elnusa di bawah Yayasan Baitul Hikmah Elnusa semenjak tahun 2000, dan sekarang sebagai tenaga ahli, terutama di bidang Pendidikan dan Dakwah. � � Aktif sebagai pembicara dan nara sumber di kampus, masjid perkantoran, dan umum. � Berbagai pengalaman kegiatan internasional yang pernah diikuti: �� � Peserta Pelatihan Life Skill dan Pengembangan Diri se-Asia dengan Trainer Dr. Ali Al-Hammadi, Direktur Creative Centre di Kawasan Timur Tengah, pada bulan Maret 2008.� � Peserta dalam kegiatan Muktamar Internasional untuk Kemanusian di Jakarta, bulan Oktober 2008.� � Sebagai Interpreter dalam acara �The Meeting of Secretary General of International Humanitarian Conference on Assistanship for Victims of Occupation� bulan April 2009.� � Peserta �Training Asia Pasifik �Curriculum Development Training� di Bandung pada bulan Agustus 2009.� � Peserta TFT Nasional tentang Problematika Palestina di UI Depok, Juni 2010 dll.� �� Karya-karya ilmiyah yang pernah ditulis: �� � Fiqh Dakwah Aktifis Muslimah (terjemahan), Robbani Press� � Menjadi Alumni Universitas Ramadhan Yang Sukses (kumpulan artikel di situs www.dakwatuna.com), Maktaba Dakwatuna� � Buku Pintar Ramadhan (Kumpulan tulisan para asatidz), Maktaba Dakwatuna� � Artikel-artikel khusus yang siap diterbitkan, dll.� �� Sudah berkeluarga dengan satu istri dan empat anak; Aufa Taqi Abdillah, Kayla Qisthi Adila, Hayya Nahwa Falihah dan Muhammad Ghaza Bassama. �Bermanfaat bagi Sesama� adalah motto hidupnya. Contak person via e-mail: ulistofa-at-gmail.com� atau sms 021-92933141.

Lihat Juga

(

Berikan Klarifikasi, Dubes Arab Saudi Bantah Ada Larangan Haji Palestina

Figure
Organization