Istiqomah Jalan Nabi

dakwatuna.com – Suasana spiritual di bulan suci Ramadhan demikian sangat kental. Kondisi ruhani di bulan ampunan ini demikian sangat hidup. Semangat ketaatan di bulan penuh rahmat ini demikian sangat tinggi. Gelora ibadah dan pengabdian demikiann sangat khusyu’. Itu kita temukan dan kita rasakan di bulan suci ini. Ya, bulan penuh kebaikan.

Suasana yang sedemikian hebat ini tentu, kita rindukan tidak hanya di bulan Ramadhan, kenapa? Karena tantangan hidup sudah demikian sangat kompleks dan pelik, sehingga dibutuhkan energi jiwa yang kuat, spirit amal shaleh yang seimbang, dan semangat konsistensi diri dalam fitrah insani. Ini yang menjadi bekalan mengarungi kehidupan.

Mempertahankan Semangat Ramadhan

Bagaimana kita bisa mempertahankan suasana dan semangat ramadhan? Adalah dengan sikap istiqomah atau konsisten. Berusaha sekuat tekad dan tenaga untuk senantiasa melaksanakan ketaatan dan peribadatan dalam setiap situasi dan kondisi. “Khairul a’maali maa daama wain qalla. Sebaik-baik amal perbuatan adalah yang berkesinambungan meskipun kuantitasnya sedikit.” Begitu sabda Rasulullah saw.

Rasulullah saw. juga tidak senang terhadap orang yang ngebut dan ngebet dalam menjalankan suatu ibadah kemudian ia jenuh dan akhirnya meninggalkannya sama sekali.

Perkara istiqomah inilah yang menjadikan Rasulullah saw. pun harus keluar uban putih dari kepalanya yang mulia.

Beliau mengaku sendiri, “Ada satu surat -yaitu surat Hud- yang di dalamnya disebutkan perintah untuk istiqamah.”

“Maka tetaplah kamu pada jalan yang benar, sebagaimana diperintahkan kepadamu dan (juga) orang yang telah taubat beserta kamu dan janganlah kamu melampaui batas. Sesungguhnya dia Maha melihat apa yang kamu kerjakan. Dan janganlah kamu cenderung kepada orang-orang yang zalim yang menyebabkan kamu disentuh api neraka, dan sekali-kali kamu tiada mempunyai seorang penolong pun selain daripada Allah, Kemudian kamu tidak akan diberi pertolongan.”

Semangat Istiqomah Sahabat Nabi

Bagaimana para sahabat Nabi menjalankan peribadatan dan ketaatan. Yaitu dengan semangat istiqamah.

Pernah ada seorang sahabat yang bertanya kepada Rasulullah saw. satu kata atau satu ajaran yang ia tidak akan bertanya lagi selainnya dalam kehidupan ini. Maka Rasulullah saw. menjawab: “Katakanlah saya beimanan, kemudian istiqamahlah.”

Perntanyaan yang manusiawi, pertanyaan sebagai bekal dan pegangan hidup yang dibanggakan dan diamalkan.

Dan jawabannya pun tidak panjang apalagi berbelit berbelit. Hanya dua kata kunci kehidupan, yaitu iman dan istiqamah.

Di beberapa ayat dan hadits yang berbicara tentang istiqamah, pengungkapannya menggunakanan kata sambung tsumma, yang dalam istilah bahasa Arab berarti untuk waktu dan proses yang tidak sebentar. Kalau dalam bahasa Indonesianya berarti kemudian. Bukan menggunakan kata sambung fa’ -yang berarti maka, untuk waktu yang singkat-. Artinya apa? Bahwa menjalankan ibadah dan melaksanakan ketaatan itu sepanjanng nafas tsumma, selama perjalanan hidup, sampai menemui Rabbul Izzah dengan husnul khatimah.

Bagaimana Bersikap Istiqamah?

Salah satunya adalah dengan doa. Doa agar kita diberi sikap istiqamah. Dan ternyata doa istiqomah ini boleh jadi kita ulang-ulang dalam rangkaian doa bakda shalat wajib kita. Doa yang diajarkan Rasulullah untuk dibaca setiap selesai shalat fardhu.

“Allahumma ‘ainnii ‘ala dzikrika wa syukrika wa husni ibaadatik. Ya Allah, tolong saya untuk senantiasa dalam kondisi dzikir mengingat-Mu. Tolong saya untuk selalu mensyukuri nikmat-nilmat-Mu. Dan tolong saya untuk memperbaiki peibadatnku kepada-Mu.”

Kata kunci dari doa ini adalah sikap istiqomah.

Doa begitu ampuh, doa menjadi senjata seorang muslim. “Ad Du’au silahul mukmin. Doa itu senjata orang muslim.”

Dan inilah yanng menjadi rahasia mengapa dalam ayat-ayat shaum atau ditengah-tengah ayat shaum disebutkan dahsyatnya doa. Doa yang pasti Allah swt. kabulkan.

“Dan apabila hamba-hamba-Ku bertanya kepadamu tentang aku, maka (jawablah), bahwasanya Aku adalah dekat. Aku mengabulkan permohonan orang yang berdoa apabila ia memohon kepada-Ku, maka hendaklah mereka itu memenuhi (segala perintah-Ku) dan hendaklah mereka beriman kepada-Ku, agar mereka selalu berada dalam kebenaran.”

Betapa tidak, Ramadhan yang begitu banyak ragam ibadah, mulai dari sahur, ifthor, tilawah, tarawih, memperbanyak nawafil, i’tikaf, memburu lailatul qadar, menunaikan zakat, infaq dan sedekah dan yang lain-lainnya membutuhkan kekuatan doa. Doa agar Allah swt memberi kekuatan melaksanakan kebaikan itu semua. Itu adalah hidayah Allah swt. yang tentu sangat mahal. Hidayah dimudahkan kita melaksanakan ibadah dan ketaatan. Dan lihat, potongan akhir ayat di atas. “Agar mereka selalu berada dalam kebenaran.” Inilah sikap istiqomah itu. Sehingga sangat erat hubungannya antara doa dan sikap istiqomah.

Tips sederhana namun penuh makna. Berdoa dengan sepenuh hati dan sepenuh semangat menjalankan nilai doa itu dalam kehidupan sehari-hari.

Istiqomah Mengantarkan ke Surga

Allah swt. berfirman dalam surat Fushshilat ayat 30-32:

“Sesungguhnya orang-orang yang mengatakan: “Tuhan kami ialah Allah” kemudian mereka meneguhkan pendirian mereka, maka malaikat akan turun kepada mereka dengan mengatakan: “Janganlah kamu takut dan janganlah merasa sedih; dan gembirakanlah mereka dengan Jannah yang telah dijanjikan Allah kepadamu. Kami-lah pelindung-pelindungmu dalam kehidupan dunia dan akhirat; di dalamnya kamu memperoleh apa yang kamu inginkan dan memperoleh (pula) di dalamnya apa yang kamu minta. Sebagai hidangan (bagimu) dari Tuhan yang Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.”

Setiap kita pasti mengharapkan kemudahan dalam setiap kehidupan, kehidupan dunia apalagi kehidupan di akhirat kelak. Dalam kondisi apa pun di dunia ini, apalagi situasi sekarang ini, di mana dunia Barat mengalami krisis ekonomi yang hebat, padahal notabene mereka adalah negara-negara kaya, namun bagi orang yang beriman dan yang istiqamah tidak akan pernah goyah, selalu ada tangan Malaikat yang membantu keluar dari setiap persoalan. Dan mereka disiapkan surga oleh Allah swt. di akhirat kelak. Subhanallah wal hamdulillah wa Allahu Akbar. Allahu a’lam

Konten ini telah dimodifikasi pada 24/10/08 | 09:46 09:46

� Lahir di kota Kudus, Jawa Tengah, pada tanggal 05 April 1975. Menyelesaikan jenjang pendidikan Tsanawiyah dan Aliyah di Ma�ahid Krapyak Kudus. Tahun 1994 melanjutkan kuliah di LIPIA Jakarta. Program Persiapan Bahasa Arab dan Pra Universitas. Tahun 2002 menyelesaikan program Sarjana LIPIA di bidang Syari�ah. � � Semasa di bangku sekolah menengah, sudah aktif di organisasi IRM, ketika di kampus aktif di Lembaga Dakwah Kampus LIPIA, terakhir diamanahi sebagai Sekretaris Umum LDK LIPIA tahun 2002. � � Menjadi salah satu Pendiri Lembaga Kajian Dakwatuna, lembaga ini yang membidangi lahirnya situs www.dakwatuna.com , sampai sekarang aktif sebagai pengelola situs dakwah ini. � � Sebagai Dewan Syari�ah Unit Pengelola Zakat Yayasan Inti Sejahtera (YIS) Jakarta, dan Konsultan Program Beasiswa Terpadu YIS. � � Merintis dakwah perkantoran di Elnusa di bawah Yayasan Baitul Hikmah Elnusa semenjak tahun 2000, dan sekarang sebagai tenaga ahli, terutama di bidang Pendidikan dan Dakwah. � � Aktif sebagai pembicara dan nara sumber di kampus, masjid perkantoran, dan umum. � Berbagai pengalaman kegiatan internasional yang pernah diikuti: �� � Peserta Pelatihan Life Skill dan Pengembangan Diri se-Asia dengan Trainer Dr. Ali Al-Hammadi, Direktur Creative Centre di Kawasan Timur Tengah, pada bulan Maret 2008.� � Peserta dalam kegiatan Muktamar Internasional untuk Kemanusian di Jakarta, bulan Oktober 2008.� � Sebagai Interpreter dalam acara �The Meeting of Secretary General of International Humanitarian Conference on Assistanship for Victims of Occupation� bulan April 2009.� � Peserta �Training Asia Pasifik �Curriculum Development Training� di Bandung pada bulan Agustus 2009.� � Peserta TFT Nasional tentang Problematika Palestina di UI Depok, Juni 2010 dll.� �� Karya-karya ilmiyah yang pernah ditulis: �� � Fiqh Dakwah Aktifis Muslimah (terjemahan), Robbani Press� � Menjadi Alumni Universitas Ramadhan Yang Sukses (kumpulan artikel di situs www.dakwatuna.com), Maktaba Dakwatuna� � Buku Pintar Ramadhan (Kumpulan tulisan para asatidz), Maktaba Dakwatuna� � Artikel-artikel khusus yang siap diterbitkan, dll.� �� Sudah berkeluarga dengan satu istri dan empat anak; Aufa Taqi Abdillah, Kayla Qisthi Adila, Hayya Nahwa Falihah dan Muhammad Ghaza Bassama. �Bermanfaat bagi Sesama� adalah motto hidupnya. Contak person via e-mail: ulistofa-at-gmail.com� atau sms 021-92933141.
Konten Terkait
Disqus Comments Loading...