Topic
Home / Dasar-Dasar Islam / Tazkiyatun Nufus / Perjalanan Menuju Kematian (Bag ke-1)

Perjalanan Menuju Kematian (Bag ke-1)

Konten ini adalah kiriman dari pembaca dakwatuna.com. Kirimkan informasi, gagasan, pemikiran, atau pendapat dari Anda dalam bentuk tulisan kepada kami, klik di sini.

dakwatuna.com – Sumber informasi yang pasti benar dan tidak berubah sepanjang masa hanya datang dari Dzat Pencipta, Allah swt, berupa wahyu-wahyu-Nya yang tertuang di dalam Al Qur’an. Tidak ada campur tangan sedikitpun dari manusia untuk merubah atau merekasanya. Tidak ada keraguan sedikitpun perihal kebenarannya. Petunjuk bagi orang yang bertaqwa. Allah swt berfirman, “Alif laam miin. Kitab (Al Quran) ini tidak ada keraguan padanya; petunjuk bagi mereka yang bertaqwa.” Al Baqarah : 1-2

Informasi tentang perjalan hidup seorang anak manusia dengan jelas digambarkan Allah swt di banyak tempat di dalam Al Qur’an. Yang secara jelas menunjukkan bahwa manusia ini menapaki umurnya, menjalani hidupnya untuk menuju sebuah kematian. Setiap bani Adam akan mengalaminya, mukminkah ia atau munafik atau orang kafir.

Seorang penyair mengatakan :

Sesungguhnya kamu adalah rangkaian dari hari-hari
Jika satu hari berlalu, maka jatah hidup kamu berkurang
Sampai akhir ajal menjelang

Perjalanan menuju kematian ini diinformasikan Allah swt dalam firman-Nya :
Dia-lah yang menciptakan kamu dari tanah kemudian dari setetes mani, sesudah itu dari segumpal darah, kemudian dilahirkannya kamu sebagai seorang anak, kemudian (kamu dibiarkan hidup) supaya kamu sampai kepada masa (dewasa), kemudian (dibiarkan kamu hidup lagi) sampai tua, di antara kamu ada yang diwafatkan sebelum itu. (Kami berbuat demikian) supaya kamu sampai kepada ajal yang ditentukan dan supaya kamu memahami(nya). Dia-lah yang menghidupkan dan mematikan, Maka apabila dia menetapkan sesuatu urusan, Dia hanya bekata kepadanya: “Jadilah”, Maka jadilah ia.”
Al Mu’min : 67-68.

Ayat yang senada dengan ini disebutkan dalam surat Al Hajj : 5-8

” Hai manusia, jika kamu dalam keraguan tentang kebangkitan (dari kubur), Maka (ketahuilah) sesungguhnya Kami telah menjadikan kamu dari tanah, kemudian dari setetes mani, kemudian dari segumpal darah, kemudian dari segumpal daging yang sempurna kejadiannya dan yang tidak sempurna, agar Kami jelaskan kepada kamu dan kami tetapkan dalam rahim, apa yang Kami kehendaki sampai waktu yang sudah ditentukan, kemudian kami keluarkan kamu sebagai bayi, kemudian (dengan berangsur- angsur) kamu sampailah kepada kedewasaan, dan di antara kamu ada yang diwafatkan dan (adapula) di antara kamu yang dipanjangkan umurnya sampai pikun, supaya dia tidak mengetahui lagi sesuatupun yang dahulunya telah diketahuinya. Dan kamu lihat bumi ini kering, kemudian apabila telah Kami turunkan air di atasnya, hiduplah bumi itu dan suburlah dan menumbuhkan berbagai macam tumbuh-tumbuhan yang indah. yang demikian itu, karena sesungguhnya Allah,Dialah yang haq. Dan sesungguhnya Dialah yang menghidupkan segala yang mati dan sesungguhnya Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu. Dan sesungguhnya hari kiamat itu pastilah datang, tak ada keraguan padanya; dan bahwasanya Allah membangkitkan semua orang di dalam kubur. Dan di antara manusia ada orang-orang yang membantah tentang Allah tanpa ilmu pengetahuan, tanpa petunjuk dan tanpa Kitab (wahyu) yang bercahaya.”

Subhanallah, gambaran perjalanan seorang anak manusia yang sangat detail dan menakjubkan.

Ujung dari perjalanan seorang manusia di dunia ini adalah kematian. Kematian selalu mengintai manusia. Suka tidak suka, mau tidak mau setiap manusia pasti akan mengakhiri hidupnya. Sudah banyak saudara-saudara kita yang meninggalkan dunia ini satu demi satu.

Kematian adalah sebuah kepastian. Namun bagaimana kita mati, itu adalah pilihan. kita tinggal pilih, mau meninggal dalam kondisi husnul khatimah atau su’ul khatimah, wai iyadzubillah. Karena itu persoalannya adalah: Bagaimana kondisi kita saat ajal menjelang ? Bagaimana seorang mukmin mengakhiri hidupnya ? Bagaimana orang munafik dan orang kafir menghembuskan nafas terakhirnya ?

Kematian adalah tahapan yang paling sulit dalam kehidupan setiap manusia. Kondisi ini barbanding sama dengan baik atau buruknya seseorang dalam hidupnya. Allah swt berfirman : ”Dan datanglah sakaratul maut dengan sebenar-benarnya. Itulah yang kamu selalu lari daripadanya.” Qaf : 19

Dalam hadits sahih Rasulullah saw menegaskan :

قال: صلى الله عليه وسلم في الحديث الصحيح: (إن للموت سكرات)

”Sungguh kematian itu disertai sekarat”. HR. Al Bukhari (Tafsir Al Qurtubhi, Juz 6, Hal 133)

Sakaratul maut adalah kondisi yang sangat berat dan dahsyat bagi setiap manusia. Tak terkecuali Rasulullah saw pun menghadapi hal yang sama. Namur beliau mendapatkan penjagaan dan pemeliharaan langsung dari Allah swt.

عن عائشة أيضاً قالت : « لقد رأيت رسول الله صلى الله عليه وسلم وهو بالموت وعنده قدح فيه ماء وهو يدخل يده القدح ثم يمسح وجهه بالماء ثم يقول : اللهم أعني على سكرات الموت »

Dari Aisyah ra berkata, ”Saya melihat Rasulullah saw ketika maut menjelang, sedangkan di dekatnya ada tungku berisikan air, kemudian ia memasukkan tangannya ke dalam tungku itu, lalu mengusap wajahnya dengan air sambil berdo’a: ”Ya Allah, tolong saya saat menghadapi sakaratul maut.” HR. Al Hakim
Saking beratnya sakaratul maut itu, Rasulullah saw mengeluarkan keringat dingin di keningnya yang mulia. Bahkan Fatimah, putri Rasulullah swt yang berada di dekat ayahnya merasakan merinding ketika sakaratul maut itu datang menjemputnya.

Para ulama menyimpulkan tanda keluar keringat dingin menunjukkan seseorang itu malu kepada Allah swt saat hendak perjumpa dengan-Nya, lantaran tidak sebanding karunia yang Allah berikan kepadanya dengan ketaatan yang ia persembahkan kepada-Nya. Atau keringat dingin itu pertanda pertaubatan yang sebenarnya dari seorang anak manusia.

Saat sakaratul maut inilah perjuangan yang sangat menentukan nasib seseorang. Ketika itu pertaruangan antara pasukan setan dan para Malaikat berkecamuk, sampai-sampai Malaikat Jibril turun langsung membantu menyelamatkan orang shalih.

Dikisahkan, bahwa Imam Ahmad bin Hambal saat mengalami sakaratul maut, ditalkin oleh anaknya untuk bersyahadah. Namun sang Imam mengatakan tidak, berkali-kali kondisi itu sampai akhirnya ia tak sadarkan diri. Ketika siuman, sang anak bertanya: Kenapa ayah menolak untuk mengucapkan kalimatud tauhid ? Ayahnya menjawab, Sungguh setan-setan berebut memperdaya saya untuk tidak bersyahadah. Sampai-sampai di antara setan-setan itu ada yang menggigit jari-jari kaki saya.

Sebagian ulama tafsir ketika menafsirkan surat Fushshilat ayat 30, “Sesungguhnya orang-orang yang mengatakan: “Tuhan kami ialah Allah” kemudian mereka meneguhkan pendirian mereka, Maka malaikat akan turun kepada mereka dengan mengatakan: “Janganlah kamu takut dan janganlah merasa sedih; dan gembirakanlah mereka dengan jannah yang telah dijanjikan Allah kepadamu.” turunnya para malaikat termasuk malaikat Jibril membantu meringankan proses sakaratul maut orang shalih melawan tipu daya setan.

Gambaran beratnya proses sakaratul maut juga diibaratkan dengan hunusan pedang dan tajamnya gergaji. Rasulullah saw bersabda :

وروي: (إن الموت أشد من ضرب بالسيوف ونشر بالمناشير).

”Sesungguhnya kematian itu lebih dahsyat dari sabetan pedang dan lebih pedih dari potongan gergaji” (Tafisr Al Qurthubi, Jilid 17, hal 13)

Nabiyullah Isa alaihissalam juga mengajarkan do’a kemudahaan saat sakaratul maut kepada hawariyyun –para pendukungnya-.

وقال عيسى بن مريم: (يا معشر الحواريين أدعوا الله أن يهون عليكم هذه السكرة) يعني سكرات الموت.

Nabi Isa berkata : ”Wahai para pendukungku, berdoa’alah kepada Allah agar meringankan sakaratul maut kalian.”

Dalam do’a-do’a yang sering kita lantunkan, kita meminta dengan kerendahan hati ”Ya Allah, kami memohon kepada Engkau keselamatan dalam agama, kesehatan badan, keberkahan rizki, taubat sebelum ajal, kasih sayang saat ajal, ampunan setalah mati. Ya Allah, mudahkanlah bagi kami saat sakaratul maut menghadap, ampunan ketika hari penghitungan, dan selamat dari api neraka.”

Semoga kita diwafatkan oleh Allah swt dalam kondisi kening mengeluarkan keringat dingin sebagai wujud pertaubatan sejati dan penerimaan Allah swt insya Allah, amin ya Mujibas sa’ilin. Allahu a’lam

Redaktur:

Beri Nilai:
1 Star2 Stars3 Stars4 Stars5 Stars (29 votes, average: 9.00 out of 5)
Loading...

Tentang

� Lahir di kota Kudus, Jawa Tengah, pada tanggal 05 April 1975. Menyelesaikan jenjang pendidikan Tsanawiyah dan Aliyah di Ma�ahid Krapyak Kudus. Tahun 1994 melanjutkan kuliah di LIPIA Jakarta. Program Persiapan Bahasa Arab dan Pra Universitas. Tahun 2002 menyelesaikan program Sarjana LIPIA di bidang Syari�ah. � � Semasa di bangku sekolah menengah, sudah aktif di organisasi IRM, ketika di kampus aktif di Lembaga Dakwah Kampus LIPIA, terakhir diamanahi sebagai Sekretaris Umum LDK LIPIA tahun 2002. � � Menjadi salah satu Pendiri Lembaga Kajian Dakwatuna, lembaga ini yang membidangi lahirnya situs www.dakwatuna.com , sampai sekarang aktif sebagai pengelola situs dakwah ini. � � Sebagai Dewan Syari�ah Unit Pengelola Zakat Yayasan Inti Sejahtera (YIS) Jakarta, dan Konsultan Program Beasiswa Terpadu YIS. � � Merintis dakwah perkantoran di Elnusa di bawah Yayasan Baitul Hikmah Elnusa semenjak tahun 2000, dan sekarang sebagai tenaga ahli, terutama di bidang Pendidikan dan Dakwah. � � Aktif sebagai pembicara dan nara sumber di kampus, masjid perkantoran, dan umum. � Berbagai pengalaman kegiatan internasional yang pernah diikuti: �� � Peserta Pelatihan Life Skill dan Pengembangan Diri se-Asia dengan Trainer Dr. Ali Al-Hammadi, Direktur Creative Centre di Kawasan Timur Tengah, pada bulan Maret 2008.� � Peserta dalam kegiatan Muktamar Internasional untuk Kemanusian di Jakarta, bulan Oktober 2008.� � Sebagai Interpreter dalam acara �The Meeting of Secretary General of International Humanitarian Conference on Assistanship for Victims of Occupation� bulan April 2009.� � Peserta �Training Asia Pasifik �Curriculum Development Training� di Bandung pada bulan Agustus 2009.� � Peserta TFT Nasional tentang Problematika Palestina di UI Depok, Juni 2010 dll.� �� Karya-karya ilmiyah yang pernah ditulis: �� � Fiqh Dakwah Aktifis Muslimah (terjemahan), Robbani Press� � Menjadi Alumni Universitas Ramadhan Yang Sukses (kumpulan artikel di situs www.dakwatuna.com), Maktaba Dakwatuna� � Buku Pintar Ramadhan (Kumpulan tulisan para asatidz), Maktaba Dakwatuna� � Artikel-artikel khusus yang siap diterbitkan, dll.� �� Sudah berkeluarga dengan satu istri dan empat anak; Aufa Taqi Abdillah, Kayla Qisthi Adila, Hayya Nahwa Falihah dan Muhammad Ghaza Bassama. �Bermanfaat bagi Sesama� adalah motto hidupnya. Contak person via e-mail: ulistofa-at-gmail.com� atau sms 021-92933141.

Lihat Juga

Laporan PBB: Putra Mahkota Saudi Bertanggung Jawab Atas Kematian Jurnalis Jamal Khashoggi

Figure
Organization