Topic
Home / Dasar-Dasar Islam / Al-Quran / Tafsir Ayat / Al-Muthaffifin (Orang-orang Yang Curang Dalam Timbangan)

Al-Muthaffifin (Orang-orang Yang Curang Dalam Timbangan)

Konten ini adalah kiriman dari pembaca dakwatuna.com. Kirimkan informasi, gagasan, pemikiran, atau pendapat dari Anda dalam bentuk tulisan kepada kami, klik di sini.

Pada ayat pertama terdapat kalimat al muthaffifin yang berasal dari kata thaffafa artinya mengurangi atau menambah sedikit. Menurut Ibnu Kastir kalimat ath-thathfif artinya pengambilan sedikit dari timbangan atau penambahan. Maksud dari semua itu adalah kecurangan dalam timbangan. Jadi al-muthaffifiin para pelaku kecurangan tersebut. Karena itulah surat ini diberi nama Al-Muthaffifin. Rahasia dipilihnya kalimat ini padahal arti sebenarnya sedikit adalah karena yang diambil mereka sebenarnya sedikit sekali, tetapi dosanya besar. Isi pokok surat ini adalah ancaman bagi mereka yang suka menipu dan mengambil hak orang lain, serta ancaman bagi orang-orang kafir yang suka mengejek dan menghina orang-orang beriman. Bila dihubungkan dengan surat sebelumnya, terlihat jelas adanya keterkaitan makna dan kandungan: Dalam surat al-Infithar Allah menjelaskan adanya malaikat yang menjaga dan mencatat amal (perbuatan) manusia, lalu pada surat ini dijelaskan lagi tentang buku catatan tersebut. Bila pada surat al-Infithar disebutkan bahwa ada dua golongan manusia pada hari kiamat, maka dalam surat ini diuraikan lebih luas keadaan dan sifat kedua golongan manusia itu. Oleh karena itu mari kita lihat secara ringkas kandungan surat Al-Muthaffifin sebagai berikut:

Ancaman Bagi Al-Muthaffifiin (1-6)

Allah memulai surat dengan suatu ancaman bagi orang–orang yang curang dalam timbangan (al-muthaffifin) dengan kalimat “wail” artinya celakalah, suatu indikasi bahwa mereka akan mendapatkan azab yang pedih . Siapakah al-muthaffifin dan mengapa diancam demikian? Mereka adalah orang-orang yang jika menerima takaran mereka minta ditambah dan jika mereka menimbang atau menakar mereka mengurangi. Merekalah orang-orang yang curang dalam jual beli, mereka tidak beriman dengan adanya hari kiamat, hari kebangkitan, hari yang sangat besar, hari pertanggungjawaban atas apa yang diperbuat.

Tempat Catatan Bagi Orang-orang Kafir (7-17)

Kemudian Allah menjelaskan bahwa catatan perbuatan orang-orang durhaka terdapat dalam daftar keburukan dan di simpan dalam buku khusus bernama “sijjin” (kumpulan buku-buku para syetan dan orang-orang kafir). Mereka itulah yang mendustakan para rasul dan risalahnya. Sifat-sifat mereka ada tiga: a). mu’tad (melampaui batas dan selalu melanggar huku-hukum Allah). b). astim (bergelimang dosa, dengan menkonsumsi barang haram, berbicara bohong, mengkhianati amanah, dan lain sebagainya. c). Jika dibacakan Al-Qur’an, mereka mengatakan bahwa itu hanya dongeng orang-orang terdahulu, itu bukan wahyu dari Allah SWT.

Pada ayat berikutnya Allah lalu menjelaskan sebab-sebab mengapa mereka mengejek Al-Qur’an di antaranya, banyaknya dosa yang telah menutup hati mereka dari keimanan kepada Al-Qur’an sehingga mereka tidak mau menerima kebenaran dan kebaikan. Karenanya mereka jauh dari rahmat Allah sehingga mereka kelak dilemparkan ke dalam api neraka yang paling bawah. Dan dikatakan kepada mereka, “inilah azab yang dahulu selalu kamu dustakan“.

Tempat Catatan Bagi Orang-orang Beriman (18-24)

Allah menceritakan bahwa buku perbuatan orang-orang beriman berada di tempat paling tinggi, dikumpulkan dalam tempat khusus bernama ‘illiyyiin. Setiap catatan disaksikan oleh para malaikat yang sangat dekat kepada Allah. Adapun gambaran kenikmatan yang dicapai mereka yang beruntung ini Allah sebutkan pada ayat-ayat berikutnya: a). Mereka berada dalam kenikmatan yang luar biasa, tidak pernah mereka alami sebelumnya. Keindahan dipan-dipan yang mereka tempati dan seluruh interior kamarnya di surga benar-benar tak terhingga, tak terlukis dengan kata-kata. b). Wajah mereka berseri-seri, putih bersinar. c). Minuman mereka khamar yang tidak memabukkan, cirinya ada empat: (1) makhutum, tempatnya dilak atau distempel khusus, sebagai tanda kemulyaan. (2) khitaamuhu misk artinya setelah minum terasa mencium semerbak wangi kesturi. (3) Minuman itu menjadi rebutan para penghuni surga. (4) Campurannya khamar murni dari tasnim (minuman kebanggaan ahli surga).

Ejekan Allah Terhadap Orang-orang Kafir (29-32)

Allah menceritakan ejekan orang-orang kafir – seperti; al Walid bin Mughirah, ‘Ubah bin Abi Mu’ith, al-‘Ash bin Wail, al-Aswad bin ‘abd Yaghut, al-‘Ash bin Hisyam, Abu Jahal dan an-Nadhr bin al-Harist- kepada orang-orang beriman – seperti; ‘Ammar, Khabbab, Shuhaib dan Bilal – selama di dunia: (a) Mereka suka menertawakan orang-orang beriman. (b) Bila melihat orang-orang beriman, mereka suka mengedip-ngedipkan matanya dengan nada mengejek sambil berkata: “lihatlah mereka mencapekkan diri dan menjauhkan kenikmatan duniawi hanya sekedar mencari pahala!” (c) Bila berkumpul dengan kawan-kawan mereka menampakkan kegembiraan. (d) Selalu menyebut bahwa orang-orang beriman itu adalah orang-orang sesat.

Hiburan Allah Bagi Orang-orang Beriman (33-36)

Di akhir surat ini Allah menggambarkan hiburan bagi mereka yang beriman, kelak di surga: Pertama, bahwa perbuatan mereka itu ternyata tidak dibiarkan berlalu begitu saja. Melainkan dicatat secara ketat oleh para malaikat yang mengawasi. Dan semuanya akan mendapatkan balasan yang setimpal. Kedua, Allah berkata kepada penghuni surga: perhatikan, sekarang kalian berada di atas dipan-dipan yang indah sambil menertawakan mereka menderita dalam neraka, dulu mereka telah menertawakan kalian selama di dunia. Ketiga, Allah bertanya kepada penghuni surga: sudahkah kamu saksikan bahwa orang-orang kafir benar-benar menerima akibat perbuatannya yang keji dan kejam selama di dunia? Suatu pernyataan yang merendahkan derajat mereka dan memulyakan penghuni surga. Itulah ganjaran yang pantas diterima oleh orang-orang kafir dan orang-orang melampui batas dalam berbuat dosa. Wallahu a’lam bishshawab.

Redaktur:

Beri Nilai:
1 Star2 Stars3 Stars4 Stars5 Stars (23 votes, average: 6.61 out of 5)
Loading...
Lahir di Madura,15 Februari 1967. Setelah tamat Pondok Pesantren Al Amien, belajar di International Islamic University Islamabad IIUI dari S1 sampai S3 jurusan Tafsir Al Qur�an. Pernah beberapa tahun menjadi dosen tafsir di IIUI. Juga pernah menjadi dosen pasca sarjana bidang tafsir Al Qur�an di Fatimah Jinah Women University Rawalpindi Pakistan. Akhir-akhir ini sekembalinya ke Indonesia, menjadi dosen sastra Arab di Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatulah Jakarta. Lalu menjadi dosen Tafsir sampai sekarang di Sekolah Tinggi Al Hikmah Jakarta. Selebihnya beberapa kali di undang untuk mengisi Seminar, konfrensi dan ceramah di tengah komunitas muslim di beberapa kota besar Amerika Utara (Washington, New York, Houston, Los Angles, Chicago, Denver). Beberapa kajian tafisir rutin yang diasuh di perkantoran Jakarta antara laian di: Indosat, Conoco Philips, Elnusa, Indonesian Power, PLN Gambir. Agenda Kajian Tafsir Dzuhur: Senin (setiap pekan ) : Masjid Baitul Hikmah Elnusa Selasa 1 : Masjid Bank Syariah Manidiri Pusat Selasa 2&4: Masjid Indosat Pusat Selasa 3 : Masjid Hotel Sultan Rabu 1 : Masjid Indonesian Power Pusat Rabu 3 : Masjid PLN Gambir Kamis (setiap pekan) : Masjid Miftahul Jannah Ratu Prabu 2 (Conoco Philiphs) Agenda Pengajian Tafsir Dan Hadits lainnya: Sabtu 1&2 (Sesudah Subuh) : Masjid Az Zahra Gudang Peluru Ahad 2 (Sesudah Subuh) : Masjid An Nur (Perdatam) Senin ( Jam 14:30-20.00) :Sekolah Tinggi Al Hikmah Jakarta Selasa (Jam 14:00-15:30 : Majlis Ta�lim Amanah Dault (Kedian Menpora Adiaksa Dault, Belakang STEKPI, Kalibata). Rabu: 1&2 (Setelah Maghrib) : Masjid Az Zahra Gudang Peluru Kamis (Setiap Pekan, setelah Maghrib) : Masjid Bailtul Hakim, Diskum Kebon Nanas.

Lihat Juga

Jangan-Jangan Kitalah Golongan Muthaffifin Itu

Figure
Organization