Topic Archives: Pilpres Kudeta Mesir 2014

Pemerintah Kuwait memutuskan untuk mendeportasi 15 orang warga Mesir pendukung As-Sisi setelah dua hari ditahan atas tuduhan kampanye tanpa izin di negara tersebut.

Sayap politik Ikhwanul Muslimin (IM), Freedom and Justice Party (FJP), menyatakan bahwa keputusan penambahan satu hari (19/5) pemungutan suara Pilpres Kudeta di luar negeri dari jadwal sebelumnya, 15-18 Mei 2014, disebabkan oleh sangat rendahnya partisipasi warga.

Pemerintah kudeta Mesir terus melaksanakan pemungutan suara di luar negeri untuk hari yang ketiga sejak Kamis lalu (15/5) dan mengklaim jumlah warga Mesir yang memberikan hak suaranya melebihi 111 ribu pemilih.

Rabithah (Ikatan) Ulama Ahlus Sunnah Mesir mengimbau rakyat Mesir agar memboikot Pilpres Kudeta yang dijadwalkan pada 26-27 Mei 2014 ini (khusus dalam negeri).

Tokoh senior Koalisi Nasional Pendukung Legitimasi dan juga dosen Universitas Al-Azhar, Dr. Jamal Abdul Satar, menyatakan bahwa sebenarnya Uni Eropa mengetahui bahwa pemerintahan kudeta militer tidak akan berlangsung lama dan akan tiba saatnya untuk ditumbangkan oleh rakyat Mesir.

Uni Eropa mengumumkan pembatalan pengiriman tim pemantau penyeleggaraan pilpres kudeta di Mesir, yang dijawalkan akan berlangsung pada 26-27 Mei 2014 (untuk dalam negeri).

Sebagian anggota Partai An-Nur di Provinsi Bani Suef, partai salafi yang mendukung As-Sisi untuk menjadi presiden, memutuskan keluar dari partai tersebut karena ketidaksetujuan mendukung tokoh utama kudeta tersebut.

Meskipun penambahan simbol elang diusulkan oleh Hamdein Shabahi (salah satu capres kudeta), sumber Komisi Pemilihan Presiden (Kudeta) Mesir menyebutkan bahwa capres Abdul Fatah As-Sisi (pelaku utama kudeta) yang berkemungkinan memperoleh simbol bergengsi tersebut, jika memintanya.