Akhirnya, kembali ke pertanyaan awal, “Seberapa berani Anda Membela Islam?” terkhusus kepada wanita muslimah, jawablah dengan berani menyelami setiap makna dalam buku ini secara utuh dan paripurna, kemudian berani mengaplikasikan dalam kehidupan sehari – hari untuk membela Islam sebagaimana Nabi dan Rasulullah dan para shahabiyah telah membelanya. Sekali lagi, keberanian bukanlah milik lelaki muslimin saja tetap juga milik wanita muslimah. Semoga Allah memberikan kekuatan diri kita meneladani jalan salafus sholeh seperti mereka. Wallahu a’lam bish showwab.
Baca selengkapnya »Keberanian
Islam sangat mengedepankan keberanian. Tapi terlalu banyak orang yang mengukur keberanian, hanya sebatas bertarung fisik saja. Padahal perang Mut’ah memberi penjelasan lebih mendalam mengenai hakikat keberanian. Bahwa keberanian juga bermakna berani memikul tanggung jawab yang diamanahkan. Sehingga tidak ada kata penolakan; selama masih belum mencoba, masih realistis, dan masih merasa sanggup. Perang Mut’ah juga memberikan pesan sederhana, bahwa keberanian tidak bersumber pada kekuatan fisik saja; tapi juga kemapanan kekuatan intelektual.
Baca selengkapnya »Berani Itu Berarti
Berani atas segala jalan kebenaran yang sudah saya tetapkan. Sekarang saya bukanlah anak kecil dan juga bukan anak yang selalu dimanjakan lagi.
Baca selengkapnya »Mereka yang Darahnya Tergadai Demi Keadilan!
Lihatlah negeri para syuhada’ di sana. Kini, ketika nama negeri itu diucap, yang terlintas dalam benak adalah darah-darah suci yang mengucur. Mereka memperjuangkan kebenaran, tetapi penguasa durjana tentu tak menyukainya. Mereka pun diberantas dengan senjata dan konspirasi dahsyat.
Baca selengkapnya »Ahmad Dahlan dan Arah Kiblat
Saat itu Tahun 1898 , Diskusi panas antara Ahmad Dahlan dan ulama keraton menjadi. Laku Masjid Keraton yang begitu sakral dianggapnya telah menyalahi tata kiblat. Dan semua orang mulai jengah. Beberapa kyai mengangguk,
Baca selengkapnya »