Asma berharap semakin banyak orang menulis, apalagi menulis hal-hal yang bijak agar negeri Indonesia tercinta muncul semakin banyak orang-orang yang bijak. “Penulis itu sebaiknya suka membaca buku. Dan semakin banyak buku dan tulisan yang dibuat, insya Allah saya yakin makin banyak orang bijak yang menginspirasi di indonesia ini,” pungkas Asma.
Baca selengkapnya »Asma Nadia Harap Film Jilbab Traveler Jadi Syiar Jilbab di Indonesia
Meskipun saat ini sudah banyak Muslimah Indonesia yang berjilbab, dan Indonesia menjadi rujukan jilbab di dunia, tetapi masih ada diskriminasi terhadap wanita berjilbab.
Baca selengkapnya »Jamaah Haji dan Umrah Kini Tak Lagi Repot Urusan Oleh-Oleh
PHU disiapkan tidak hanya sebagai kawasan belanja religi saja, tapi juga menyiapkan tempat manasik.
Baca selengkapnya »Mengembangkan Potensi Menulis Pelajar
Guru bertanggung jawab untuk mengembangkan bakat dan potensi menulis para pelajar. Memang tidak semua pelajar yang memiliki bakat dan kemampuan untuk menulis namun dengan usaha maksimal dan dengan cara yang menarik maka bakat dan potensi itu bisa tumbuh dan berkembang menjadi kekuatan yang luar biasa dalam mengemukakan ide dan gagasan yang cemerlang. Ada beberapa usaha yang dapat dilakukan guru dalam menumbuhkan dan mengembangkan potensi menulis pelajar.
Baca selengkapnya »Seminar Nasional Milad 19 FLP: Sastra Santun di Era Digital
Seminar Nasional Milad 19 Forum Lingkap Pena (FLP): Sastra Santun di Era Digital. Menghadirkan: Asma Nadia (Penulis), Evi Idawati (Sastrawan), Irfan Hidayatullah (Dosen Sastra Universitas Padjajaran), Irfan Adam (Chief Content Officer of moco.co.id).
Baca selengkapnya »Kreativitas Dakwah di Tengah Masyarakat Modern
Dakwah kreatif merupakan sebuah paradigma baru dalam dunia dakwah di era modern. Potensi besar yang akan dimiliki pemuda Islam kedepannya, sudah semestinya kita optimalkan dengan baik untuk kepentingan Dakwah Islamiyah. Jika potensi dakwah kreatif oleh para pemuda Islam ini mampu kita optimalkan dalam tataran konsep ataupun praktisnya di lapangan, maka momentum kelahiran peradaban Islam yang madani bukan lagi menjadi utopia.
Baca selengkapnya »Yang Paling Beragama
Di antara komentar dan ulasan terhadap peristiwa itu, pastinya ada yang membela, mengingatkan atau membenarkan. Tapi yang saya sayangkan adalah di antara komentar-komentar itu, ada yang terkesan menyalahkan. Merasa kebenaran adalah milik sendiri, sementara orang lain salah. Kebenaran milik pribadinya.
Baca selengkapnya »Tentang Kesalahan Bu Asma Nadia Menanggapi Tragedi Mina
Saling mengkritik tulisan atau karya itu merupakan hal yang biasa. Justru, tanpa kritik tidak akan terjadi kemajuan. Hanya saja, sering terjadi kritik disuguhkan dengan cara yang kasar. Padahal, adab itu lebih utama. Para ulama kita menjelaskan dengan gamblang, adab itu ada di atas ilmu. Maka, jangan hanya berpikir tentang ilmu yang hendak disampaikan, tapi dipikirkan juga bagaimana cara menyampaikannya. Sebagai misal, ada orang suka mangga, lalu diberi mangga satu kilo dengan cara dilempar tepat ke muka, apakah dia akan menerima?
Baca selengkapnya »Karpet Merah “Asma Nadia”: Dunia yang Datar dan Asma yang Tak Lagi Nadia?
Karya-karya novel Asma Nadia telah melambungkan namanya dan memberikan harapan kepada umat Islam, persis seperti arti nama beliau. Asma, mulia atau tinggi dan Nadia, harapan. Namun dengan telah menjadi korban dari The World is Flatnya Friedman, dapatkah disimpulkan bahwa Asma tak lagi Nadia?
Baca selengkapnya »Kreativitas Dakwah Dalam Membangun Peradaban Islam Madani
"Sampaikanlah dariku, walau hanya satu ayat!", demikian kalimat tegas yang keluar dari lisan Rasullah Saw. yang mulia. Seuntai kalimat yang sangat terkenal di tengah kalangan umatnya, menunjukkan betapa pentingnya urgensi dakwah Islamiyyah dan acapkali menjadi motivasi utama para dai untuk tidak segan dan takut dalam menyampaikan ayat-ayat langit kepada setiap makhluk bumi, walaupun hanya satu ayat. Kalimat itupun terus bergulir sepanjang zaman, menjadi ruh semangat para dai dalam tataran praktisnya di lapangan. Berbagai macam cara ditampilkan. Dari zaman ke zaman. Memiliki ushlub atau metodenya sendiri.
Baca selengkapnya »