Agama merupakan faktor terbesar yang menjadi bahan pertambangan. Wanita shalihah adalah perhiasan dan pemilik kemuliaan yang menjadi tonggak utama dalam mengukir peradaban. Jagalah kemuliaan wanita, maka kemuliaan peradaban akan terjaga.
Baca selengkapnya »Kehadiran yang Dinantikan
sebuah jargon yang tertulis di baliho besar bertuliskan: “Wanita Indonesia sehat, cerdas, dan mandiri.” Kata- kata “cerdas” mengingatkan ku pada suatu peristiwa besar bagi umat Islam yang terjadi di Mesir pada tahun 1250 M, di mana kecerdasan seorang wanita pada peristiwa tersebut mampu mengukir sejarah peradaban dengan tinta emas.
Baca selengkapnya »Tegaknya Sebuah Prinsip
Sekian banyak nantinya jalan yang akan kita jalani, semakin tak akan terhitungkan jejak-jejak langkah kaki yang akan menggoreskan ukiran sejarah kehidupan pada bumi ini, namun sadarkah jejak langkah itu tertuju ke arah mana? Apakah hanya sekadar bentuk ukiran kaki yang tiada berguna dan tak memberikan arti, apa-apa justru sebaliknya? Hanya diri kita lah yang mampu berbuat dan menentukan semuanya.
Baca selengkapnya »Monolog Penyesalan
Tinta air mata menjadi saksi, atas rangkaian penyesalan yang terkata di sujud akhir, dan ternyata, semua itu masih jauh, dari relief dosa yang telah kuukir.
Baca selengkapnya »Kuukir Senja (Lelahku Merasa Lelah)
Kulukis cinta dalam rengkuh-Nya, Berbalut kasih semester-Nya, Kuingin Dia yang menyapa, Memanggilku saat senjaku tiba. Tenangnya hati dalam peluk-Nya, Meski berat, sesak dalam dada, Kurindu tangis, sendu menyapa-Nya, Berlinang air yang segar menggelegar.
Baca selengkapnya »Wanita-Wanita Pengukir Sejarah (bagian ke-20): Ummu Sulaim
Nama aslinya adalah Syahlah binti Mulhan bin Khalid bin Zaid bin haram. la berasal dari kaum Anshar yang berkebangsaan al Khuzrajiah. la merupakan salah satu dari orang-orang yang awal masuk Islam. Saudara laki-lakinya adalah Abdullah bin haram yang dianggap sebagai salah satu Qura' (orang-orang yang menghafal al Qur'an) yang meninggal dunia secara syahid di Bi'ri Maunah.
Baca selengkapnya »Wanita-Wanita Pengukir Sejarah (bagian ke-19): Al Khansa’
la adalah binti Umar bin Kharis bin Syarit. la masuk Islam di saat mendatangi Nabi bersama dengan Bani Syulaim. Semua pakar keilmuan telah sepakat bahwa tak ada seorang wanita pun, baik sebelum Khansa' maupun sesudahnya, yang dapat menandingi kepiawaiannya dan bersyair. Ia dinobatkan sebagai penyair paling mahir di Arab secara mutlak.
Baca selengkapnya »Wanita-Wanita Pengukir Sejarah (bagian ke-18): Nasibah binti Ka’ab
Nama lengkapnya adalah Nasibah binti Ka'ab bin Umar bin Auf Al-Khazrajiah. la merupakan wanita pertama kaum Anshar yang bersedia berikrar kepada Nabi. la pernah mendatangi Nabi dan berkata "aku tidak pernah melihat segala sesuatu kecuali hanya diperuntukkan kepada laki-laki. Keberadaan wanita sama sekali tak pernah dianggap."
Baca selengkapnya »Wanita-Wanita Pengukir Sejarah (bagian ke-17): Asma’ binti Yazid
Nama lengkapnya adalah Asma' binti Yazid bin Sukun bin Rafi'. la termasuk dari golongan kaum Anshar. la juga dijuluki sebagai juru bicara kaum wanita, sebab tak ada satupun wanita Arab yang mampu menandingi kepiawaiannya dalam berkhutbah. la termasuk wanita yang sangat pemberani dan tangguh. la terjun langsung dalam perang Yarmuk dan berhasil membunuh 9 tentara Romawi yang sedang berada dalam persembunyiannya.
Baca selengkapnya »Wanita-Wanita Pengukir Sejarah (bagian ke-16): Asma’ binti Umais
Nama lengkapnya adalah Asma' binti Umais bin Maad bin Haris bin Tayim bin Haris al Khats'ami. la juga termasuk salah satu orang-orang yang awal masuk Islam. la ikut serta melakukan Hijrah menuju Habsy. Hijrah itu ia lakukan bersama suaminya yang bernama Ja'far bin abi Thalib, dan kemudian kembali dari hijrah bersamanya pula pada tahun 7 Hijriah.
Baca selengkapnya »