Untuk dapat relevan di setiap masa, setiap kita harus menpunyai narasi yang kokoh dan nilai. Bukan sekedar nilai, tetapi nilai plus. Karya yang senantiasa terupdate dengan zamannya. Para followers tanpa narasi dan nilai, ia akan terlunta-lunta dengan perubahan masa. Tuntutan dan konsekuensi setiap masa harus dipenuhi dengan sempurna. Gagal memenuhinya, berarti gagal menjadi pelaku sejarah di masanya. Mengerjakan agenda di masa kini tidak relevan dikerjakan dengan cara di masa lalu. Dan semua yang di masa lalu menjadi bahan penyempurnaan untuk masa kini dan yang akan datang.
Baca selengkapnya »Berbuat Baiklah Kepada “Ibundamu”
Sebagai seorang muslim yang mengaku beriman kepada Allah Swt, sudah menjadi keharusan untuk kita, agar berbuat baik dan berbakti kepada kedua orang tua. Hal tersebut Allah perintahkan dalam surah Al-Ahqaf ayat 15.”Kami perintahkan kepada manusia supaya berbuat baik kepada dua orang ibu bapaknya, ibunya mengandungnya dengan susah payah, dan melahirkannya dengan susah payah (pula)…”.
Baca selengkapnya »KB, Masih Relevankah? (Bagian ke-2)
Golongan yang tidak setuju dengan konsep KB menyatakan bahwa anak-anak adalah rahmat dari Allah; dan persetubuhan antara suami istri (yang salah satu maksudnya adalah untuk menghasilkan keturunan) adalah halal; oleh itu “mencegah” pembuahan adalah perbuatan yang melarang sesuatu yang telah diizinkan oleh Allah.
Baca selengkapnya »KB, Masih Relevankah? (Bagian ke-1)
“Kami biasa melakukan pencegahan kehamilan (al azl atau dalam bahasa Inggris -coitus interruptus-), bersamaan dengan jangka masa diturunkannya al Qur’an. Jika memang praktik ini dilarang, pastilah al Qur’an akan menyebutkan pelarangannya. (HR Muslim) Selanjutnya menurut syeikh Qaradhawi, oleh karena itu Jabir menganggap bahwa jika Qur’an “diam” berkaitan tentang sesuatu hal, maka itu pertanda bahwa praktik ini “diizinkan”.
Baca selengkapnya »Relevankah Dikotomi Agama & Politik?
Paradigma pemikiran yang berkembang seputar korelasi antara politik dan agama (baca: Islam) selalu diwakili dua kutub pemikiran yang bertolak belakang. Qaradhawi mengistilahkannya dengan kelompok sekuler dan kelompok Islamis. Masing-masing kelompok ini intens mengembangkan premis-premis yang mendukung pendapatnya dalam berbagai tulisan, buku dan wacana.
Baca selengkapnya »