Sesak didadaku kembali datang. Seperti ada yang menekan-nekan. Rasa ini aneh. Namun, indah rasanya. Kembali air mataku mengalir. Tapi aku masih diam terpaku tak mengeluarkan kata sepatah pun. Aku masih menunduk. Tak berani menegakkan kepala karena Riski duduk di kursi yang persis berada di hadapanku.
Baca selengkapnya »