Topic
Home / Pemuda / Cerpen (halaman 4)

Cerpen

Cerita pendek atau sering disingkat sebagai cerpen adalah suatu bentuk prosa naratif fiktif.

Bayang-Bayang Cermin yang Berdebu

“Kemarin aku baca surat Ali Imran ayat 134 artinya seperti ini …dan orang-orang yang menahan amarahnya dan memberi maaf orang lain, dan Allah mencintai orang-orang yang berbuat kebaikan. Maka dari itu, amarah itu harus dikendalikan Dil. Sekarang saatnya kita untuk muhasabah diri. Coba kita lihat kembali diri kita, kesalahan-kesalahan apa saja yang telah kita lakukan kepada Allah maupun sesama manusia?” jelasku.

Baca selengkapnya »

Seberapa Tangguhkah Dirimu?

Sepanjang hidup, ada hal-hal yang bisa kita tolerir namun ada juga yang tidak. Terkadang Allah menempatkan kita pada sebuah kondisi dan situasi yang "menjebak" untuk menguji seberapa tangguh kita menghadapi ujian dan seberapa kuat kita mampu memegang apa yang telah dipilih menjadi prinsip dalam hidup. Semoga Allah senantiasa menjaga kita dari segala bentuk godaan dan kemaksiatan, baik yang sengaja maupun tidak kita sengaja. Semoga Allah juga mampukan kita memegang prinsip dan juga melewati ujian dengan predikat taqwa. Keep fighting to be a good muslim.

Baca selengkapnya »

Ini Tak Terlambat

Berkali-kali ibumu menyindir agar kamu mau menikah, berkali-kali kamu mengubah topik pembicaraan yang menurutmu hanya mengingatkanmu pada luka itu. Ibumu tentu khawatir, dan pastinya ia telah menebak apa yang terjadi pada dirimu. Ibumu pasti heran dengan banyak perubahan yang terjadi padamu. Duh, kamu yang dulu pernah jatuh cinta berkali-kali, putus-jadian, putus-jadian, selingkuh-diselingkuhi, sekarang harus diingatkan berkali-kali untuk membuka hati. Kini, kamu belajar lagi mencintai Dia, sebab kamu yakin, kamu akan dicintakan-Nya pada seseorang yang juga sedang belajar untuk mencintai Dia.

Baca selengkapnya »

Hijrah Zulfa

Kini Zulfa semakin menikmati hidupnya, ia tak minder lagi dengan jilbab panjang menutup dada yang dikenakannya itu. Sudah biasa ia dengan ejekan-ejekan yang sangat sering di luncurkan teman-temannya. Mulai dari ”Zulfa kedinginan ya? Sekolah kok bawa-bawa selimut? Haha” terus ”Zulfa mau jadi wonder women ya? Jubahnya di pake mulu”. ”Iya, aku mau terbang, mencari ilmu Allah.” jawabnya dalam hati setiap mendengar lontaran ledekan dari teman-temannya itu. Dia hanya menanggapi dengan senyum diikuti kedua lesung pipinya itu. Hemm. Lia dan Sari juga sedang belajar mengenakan jilbab syar’i ini. Mudah-mudahan Allah memantapkan hati mereka.

Baca selengkapnya »

Kebencian Ataukah Cinta

Pagi itu Rober telah siap untuk kuliah di kampus yang lumayan jauh dari rumahnya, padahal dia biasanya sangat sulit untuk bangun pagi. Namun karena ada mata kuliah yang sangat sulit baginya dan belum pernah lulus walaupun dia sudah lima semester mengulang mata kuliah yang sama.

Baca selengkapnya »

Baik Sangka

Alhamdulillah, Allah memberi rezeki dari jalan yang tidak kita duga. Aku lulus dengan nilai cumlaude di kampus dalam waktu 4 tahun tidak lebih berkat beasiswa B-smart Baitulmaal Muamalat. Dan kini, aku sedang berdiri jumawa di depan Aya Sophia Istanbul, Turki sambil memegang buku harian yang kutulis sejak SMA dulu. Cita-citaku kini terwujud, satu per satu. Yang aku butuhkan hanyalah berprasangka baik kepada Allah, dan berbuat baik kepada sesama manusia.

Baca selengkapnya »

Doa untuk Cita Adinda

Barang kali sekarang belum, aku usap kepala selagi Lastri mengunyah mie dalam mulutnya. Kelak kau akan tahu, bahwa watak baik itu akan lebih penting dari semua yang telah kau pelajari, watak itu pula yang kelak menentukan manfaat ilmu. Kukecup keningnya, membaringkan dan menyelimuti lagi. “Istirahatlah nak, pagi Lastri harus sekolah.

Baca selengkapnya »

Aku, Kamu, dan Sepucuk Surat dari Masa Lalu

Aku masih memegang sepucuk surat dari dalam amplop berwarna hijau tosca yang kutemukan terselip di dalam sebuah bukuku yang kusimpan bersama dengan barang-barang pindahan lainnya di antara kardus yang berserak, karena kami baru saja pindah dari pondok indah mertua ke rumah milik kami. Pikiranku terbang melayang menembus batas waktu yang telah lalu. Aku tersenyum mengingat romantisme malam itu. Indahnya. Meski kala itu aku malu-malu menuliskan surat itu. Surat yang belum sampai ke tangan yang dituju.

Baca selengkapnya »

Sebuah Nama

Aku hanyalah seorang tunacinta. Rela menanggalkan izzah sebagai muslimah, hanya agar bisa dinikahi oleh lelaki pujaan hati. Lelaki yang ketika namanya ku dengar, mampu membuat degub jantungku berdebar. Aku hanyalah seorang tunacinta. Kuabaikan kecemburuan Rabb-ku. Kuabaikan ilmu ku tentang hakikat hubungan lawan jenis. Ku abaikan nasehat yang pernah kuutarakan kepada binaanku, bahwa tiada yang namanya komitmen sebelum pernikahan. Kuabaikan nasehat dari murrobiahku. Kuabaikan semua yang aku tahu tentang; HIJAB!

Baca selengkapnya »
Figure
Organization