Topic
Home / Pemuda / Cerpen (halaman 10)

Cerpen

Cerita pendek atau sering disingkat sebagai cerpen adalah suatu bentuk prosa naratif fiktif.

Ternyata, Allah Lebih Mencintainya

Aku bersyukur kepada Allah, karena Istriku telah melewati masa kritisnya, dan kini dengan senyumnya yang aku tau ia merasa sakit, namun ia tetap memberikan senyum terbaiknya kepadaku, mulutnya bergerak. Namun aku tak mendengar suaranya, ia memejamkan mata sambil tersenyum, aku pikir ia hanya tertidur, ternyata Allah begitu mencintainya, Allah ingin segera bertemu dengannya.. Ya Allah, aku ikhlas karena-Mu.

Baca selengkapnya »

Suatu Malam di Kota Mbaiki

“Kami menemukan kelompok milisi itu bergelimpangan di sekitarmu dengan wajah yang rusak dan tidak dapat dikenali... seakan-akan wajah mereka habis dihantam benda yang sangat keras.” Saat itu aku tertegun mendengarnya, mungkinkah Allah SWT mengirimkan pasukan-Nya? Tiba-tiba saja air mata mengalir deras, membuat wajahku basah.

Baca selengkapnya »

Izinkan Aku Meminangmu

“Aku juga sama sepertimu Nis, karena Muslimah aku sadar kalau rasa kesepian membuatku melakukan apa saja termasuk untuk menduakanmu tapi, sekarang aku akan berusaha untuk tidak mengulangi kesalahan itu. “ Kini cinta yang dulu telah hilang tumbuh kembali di antara kita. Di depan makam Muslimah kita menjalin janji untuk saling setia. Dan aku katakana pada Nisa satu hal yang selama ini aku nanti-nantikan. “ Nis… Izinkan aku meminangmu.” Tegasku padanya.

Baca selengkapnya »

Kisah Cinta yang Tak Biasa

kisah ini diakhiri dengan penolakan. Meski demikian, bukan berarti manisnya cinta tidak bisa kita kecup dalam kisah ini. Manisnya cinta dalam kisah ini terukir ketika seorang hamba melibatkan Allah yang Maha Mecintai (dengan shalat istikharah) dalam proses perjalanan mencari cinta. Dan juga, manisnya cinta akan terasa ketika kecintaan seorang hamba kepada Allah dan syariat-Nya melebihi dari apapun yang ada di dunia ini. Perempuan itu telah merasakan manisnya cinta, ia menjadikan ketidakacuhan seorang pria terhadap auratnya menjadi tolak ukur baik buruknya seorang pria. Karena, pria yang baik tidak akan meremehkan syariat dan perintah Allaah sekecil apapun itu.

Baca selengkapnya »

Jembatan Jodoh

“Ada apa lagi? Jembatan jodoh lagi? Bukankah kau sudah membuktikannya?” Aku menyindirnya. Namun Johan tak merasa tersinggung. Ia malah tersenyum menatapku dan mengangguk mantap. “Kau masih percaya dengan jembatan jodoh? Jo, sudahlah. Apa kau tak ingat di jembatan itu juga kau dikecewakan. Sebanyak apapun kau tuliskan namamu di jembatan itu kalau Allah belum berkehendak tidak akan ada artinya.”

Baca selengkapnya »

Buah Sedekah

Akhirnya tanpa ada mainan kesayangan buah hatinya Nayla tetap merasa bahagia dan masih ada mainannya yang lain. Maka, dari kejadian itu memberikan bukti yang nyata kepada kedua pasangan suami isteri tersebut untuk tidak setengah-tengah dalam memberikan ataupun menyumbangkan harta yang kita miliki walaupun benda atau harta itu adalah kesayangan kita sendiri. Maka ingatlah Allah akan memberikan gantinya kepada hambanya yang betul-betul iklas memberikan itu semua.

Baca selengkapnya »

Zaida, Mas Mencintaimu Karena Allah

“ Selamat ulang tahun yang ke-dua puluh satu, ya Khumairaaaaaa,” ucap Ali bersemangat. Diberikannya sebuah boneka Teddy Bear warna cokelat, boneka yang diam-diam sudah sangat lama diinginkan Zaida semenjak SMP. “ Terima kasih Mas Ali.” Butiran hangat menetesi pipi. Haru. Zaida memeluk erat suaminya. Aku akan belajar mencintaimu, Mas, batinnya. Syukur tak terhingga ia panjatkan kepada Allah Maha Cinta atas segala cinta.

Baca selengkapnya »

Jodoh

Hari ini, seminggu berselang setelah lamaran Mas Ardi itu. Aku pun merasa menjadi orang paling beruntung sedunia. Aku dan Mbak Ina duduk dalam satu resepsi pernikahan sederhana. Ustadz Rahman melamarku, sehari setelah lamaran Mas Ardi kepada Mbak Ina. Rupanya dulu Mbak Ina sengaja menolak Mas Rahman karena tahu aku memendam rasa padanya. Hari ini, aku melihat senyum terindah dari wajah Ibu. Maka nikmat Tuhan kamu yang manakah yang pantas kamu dustakan?

Baca selengkapnya »

Ramadhan yang Berbeda

Ayah yang kami cinta,telah pergi selamanya.Dan untuk selamanya aku, bunda,kakak dan ketiga abangku akan selalu mencintanya. Ayah pergi dengan meninggalkan kenangan yang tak pernah luput dari benakku,kenangan indah,karena telah menjadikanku putri di hatinya,permaisuri dalam hidupnya. Dan Ramadhan kali ini akan sangat jauh berbeda,sungguh sangat berbeda. Aku pun tak tahu sampai kapan Ramadhan ini akan tetap seperti ini.

Baca selengkapnya »

Jujur, Aku Cemburu

Wajah Gani tampak memerah karena malu, meski bisa ia tutupi, tapi tetap saja ia keliatan kikuk, apalagi ikhwan itu bertanya “Kenapa kang?”. Tapa segan Gani menerangkan maksudnya yang terlebih dahulu ia memohon maaf terhadap terhadap kekhilafannya kepada mereka berdua. “sebenarnya tadi saya telah bersu’udzon kepada antum berdua, saya kira antum berpacaran di sini dan saya hendak mengusir sekaligus menasehati.

Baca selengkapnya »
Figure
Organization