Topic
Home / Pemuda / Puisi dan Syair (halaman 80)

Puisi dan Syair

Si Pemimpi – Bermimpilah

Biar saja, mimpi ini menjadi gelombang besar yang mengoyak batu karang di luasnya samudra yang tak terjangkau. Biar saja, mimpi ini melesat seperti anak panah yang siap menghujam ke seluruh penjuru dunia tanpa terkendali. Biar saja, mimpi ini terlempar menembus awan, menjelajahi angkasa pada batas langit yang ingin kau gapai.

Baca selengkapnya »

Selaksa Asa

Selaksa asa yang ditabur dalam kebun kehidupan, Untuk mengecap dunia semanis madu, Merasakan akhirat sejernih telaga kautsar, Bersatu padu dalam raga penuh azzam, Berjalan menyusuri dunia, Berlari menapaki jejak-jejak akhirat, Dengan ilmu yang menjadi nafas, Dengan dzikir yang menjadi detak jantung, Sejenak azzam goyah.

Baca selengkapnya »

Belum Terlambat kan, Bu?

Aku tak tahu, aku tak mengerti, Harus apa dan bagaimana, Aku terpejam, aku terjerambab, Oleh emosi jiwa dalam gelapnya hati. Menghilangkan kesadaran sekian lama, Menghilangkan kenikmatan mempunyai keluarga, Tak ingatkan kisah klasik penuh ceria, Suasana keluarga berbagi rasa.

Baca selengkapnya »

Terserah Kita

Jalan ini bukanlah jalan yang membutuhkan kita, Karena kalau sekali kita keluar darinya, ia akan mencari mereka yang mungkin jauh lebih baik. Jalan ini bukanlah jalan yang mengharap belas kasih dari kita, Karena jalan ini selalu dilindungi oleh Pelindung seluruh alam. Jalan ini bukanlah jalan yang yang tak bisa bergerak tanpa kita, Karena di luar sana mungkin jutaan orang sedang menunggu atau menikmati tahap pembinaan dan menggantikan kita yang keluar.

Baca selengkapnya »

Kerinduanku

Putih bersih pipimu, wahai idolaku, Nampak dalam tengokan salam shalatmu, Itulah cerita para sahabatmu... Abu Hurairah bercerita laksana matahari yang memancar, wahai teladanku, Matahari yang tiada panas namun menyejukkan seperti cahaya bulan. Aisyah melaksana bulan purnama ketika engkau bergembira, wahai panutanku, Sahabat Anshar melaksana bulan yang cahaya nya menyinari gelapnya malam manusia kala itu.

Baca selengkapnya »

Rain

Butiran hujan tiada menyakitkan, Namun hadirnya seringkali di abaikan, Dengan cacian, dengan hinaan, Luruh bersama taburan air di atas bumi. Sang hujan titipan Sang Maha Rahman, Menghantarkan kasih sayang, Bukti cinta terdalam.

Baca selengkapnya »

Debu

Pagi ini kembali ku sapa debu-debu itu, Debu-debu saksi bisu, Yang tiupannya berhembus meng-abu-kan langit, Menghambarkan kesunyian hati. Debu-debu itu seolah berceloteh, Dia yang kalah dalam hembusan keluhan, Dia yang bergulat dengan tiupan cacian, Dia yang rindu sebuah hati penuh kesyukuran, Di sini, di ibukota ini.

Baca selengkapnya »

Bila Mahkota Hilang

Bila mahkota hilang, Tak perlu ada rasa bimbang, Bukankah itu pilihan, Jika perintah di abaikan, Tak ingin terkekang katanya, Merasa panas dirinya, Jadilah bertebaran dada yang di pasarkan, Tubuh-tubuh yang dilemahgemulaikan. Bila mahkota hilang, Karena nafsu-nafsu berkerumun, Mangsa tak lagi di cari, Kini ia menjajakan diri.

Baca selengkapnya »

Sebuah nasihat mayapada

Sebuah nasihat mayapada, Tertoreh dalam kitab tak bertinta, Terjalin melalui hembusan angin, Beranjak dari peraduan nan dingin. Karena sebuah makna tak menjadi bias, Manakala surya bersinar di atas singgasananya, Dan pujian terus mengalun kepadaNya, Bilamana beberapa hati menepi, Luapkan hakikat penciptaan.

Baca selengkapnya »
Figure
Organization