Topic
Home / Pemuda / Puisi dan Syair (halaman 78)

Puisi dan Syair

Memoar Mukena Lusuh

Sehelai mukena tua terbengkalai di sudut rumah mewah, Putihnya kini berganti coklat lusuh, Mungkin termakan usia renta, Bersama tikus-tikus yang berlomba melahapnya. Dahulu... Bukanlah istana yang megah, Yang menjadi ruang untuk mukena lusuh, Hanya sepetak gubuk reot yang hampir roboh, Penghuni-penghuninya senantiasa sujud, Dengan mukena lusuh itu

Baca selengkapnya »

Jika Ketika Berkata

Ketika ku terlelap dalam buaian fana, Ketika ku terselimuti resah dan gundah, Ketika rasa nista telah bertahta, Ketika hati merekam selaksa khilaf. Ketika hati ingin merengkuh cinta, Ketika cinta itu melanglang di nirwana, Ketika ku lelah menyapa cinta, Ketika ku sadar cinta itu semu.

Baca selengkapnya »

Di Jakarta Kita

Di Jakarta kita, Tercipta oase tawa, Wajah-wajah bermuram, Mengejar waktu, mengejar rupiah, Terbungkus kenyamanan tiada tara, Rupiah tertawa Berkuasa. Lelah berjelaga, Tapi nafas harus ada, Untuk esok yang lebih cerah, Semoga, Tak keruh seperti abu, Semoga, Masih ada setitik tawa, Tak melulu jadi mewah, Bukankah itu sedekah??

Baca selengkapnya »

Sebagai Tanda Apakah Semua Bencana?

Sebagai tanda apakah semua bencana??? Kala moral tercabik nafsu durjana, Kala tangis hanya menjadi hiasan tidur di kegelapan, Kala kejujuran menjadi mahal, Kala kebenaran terasingkan, Kala nurani telah mati, Kala sang pemimpin hanya menyajikan santapan dusta, Kala hukum tak ubahnya barang loak di kaki lima, Kala suara Kami terbenam bersama keangkuhan.

Baca selengkapnya »

Hari Ini Tertegun

Hari ini tertegun, Akan makna kehadiran diri di muka bumi, Akan bagaimana ketika mati, Teringatkah atau terlupakan, Bermanfaatkah atau mengabaikan. Teringat akan satu cerita, Tentang seorang Uwais Al Qarni, Seorang hamba yang tak terkenal dan tak ingin di kenal, Oleh seluruh makhluk bumi, Sungguh namanya harum menjadi perbincangan.

Baca selengkapnya »
Figure
Organization