Topic
Home / Muhamad Fauzi (halaman 4)

Muhamad Fauzi

Seorang petani di kaki Gunung Ungaran. Mengikuti kegiatan di Muhammadiyah dan halaqah. Meski minim mendapatkan pendidikan formal, pelajaran hidup banyak didapat dari lorong-lorong rumah sakit.

Menengok Ruang Bebek, Mereguk Empati

Tentang menjenguk orang sakit, sebenarnya kita perlu untuk lebih peka. Seringkali hal itu hanya menjadi rutinitas kebiasaan semata. Padahal yang namanya orang sakit, kalau bukan orang yang secara ekonomi sangat mampu, akan merasa menanggung beban yang berat. Di luar biaya pengobatan, mereka tidak bisa bekerja, termasuk mereka yang merawat. Seringkali di antara mereka ada yang masih memiliki tanggungan, apalagi bila menimpa orang tidak mampu. Sebaiknya kita tidak sekadar memberi ala kadarnya, sebagaimana halnya saat menghadiri resepsi atau melayat. Sedang mereka terkadang membutuhkan biaya yang tidak sedikit, bisa sampai puluhan juta bahkan ratusan juta, dan tentunya tidak terencanakan.

Baca selengkapnya »

Terhentinya Laju Kaderisasi Dakwah (Bagian ke-2)

Stagnan atau berguguran, bisa bermakna seleksi bagi orang-orang yang terpilih, tetapi bisa juga bermakna pupusnya suatu cita. Antara terpilih dari suatu rangkaian ujian, tenggelam di dalamnya, atau masih menunggu. Antara terwujudnya buah-buah kemenangan sempurna atau tumbang dalam kekalahan sempurna, atau jika harus memberikan estafet. Harus terus ada suplai energi untuk menjaga keberlangsungannya, yang mungkin tak selesai dalam satu kurun. Untuk tegaknya sebuah pokok, jikapun tidak, untuk terjaganya sebuah benih, untuk keberlangsungan sebuah regenerasi, ketika masih harus menempuh perjalanan panjang sampai batas zaman.

Baca selengkapnya »

Terhentinya Laju Kaderisasi Dakwah (Bagian ke-1)

Mewujudkan agenda-agenda dakwah, pasti akan bersinggungan dengan problematika dunia yang tak sederhana. Tak lagi bisa mengandalkan spontanitas, tak hanya asal-asalan. Dibutuhkan langkah yang terarah, terukur dan profesional. Menghadapi keterbatasan diperlukan siasat, membutuhkan terobosan yang sesuai dengan tantangan dan bahkan ketika harus menyiasati kemustahilan.

Baca selengkapnya »

Seorang Anak PKI yang Shalih

“Le, barangkali kalau semua ini tidak terjadi, sampai sekarang bapakmu mungkin belum mengenal Gusti Allah. Kamu juga tidak bisa ngaji seperti sekarang. Semua ini menjadi jalan bagi bapakmu untuk menemukan Sang Pencipta kita. Kesedihan kamu dan simbok semoga diganti dengan pertemuan yang membahagiakan di surga kelak.”

Baca selengkapnya »

Mereka Mengambil Agama Kita di Saat Kita Meninggalkannya

Antara kesempurnaan Islam dan ketidaksempurnaan kita, seringkali ritual yang kita jalani belum membekas ke dalam perilaku kita sehari-hari, keshalihan kita secara ritual belum berdampak pada kesadaran sosial kita, semestinya harus membuat kita mau berbenah. Mengapa dengan Islam perilaku kita yang tidak baik belum terkikis, seperti kita belum menjadi orang yang jujur, memiliki kepedulian dan kepekaan.

Baca selengkapnya »

Fase Berbeda Perjalanan Tarbiyah

Sebuah ujian, terasa berat ketika dihadapi, pasti. Setelah ia terlampaui ia akan terasa manis. Dan ujian selanjutnya yang dihadapi akan lebih sulit. Kemungkinan itu tetap menanti, gagal atau berhasil melampauinya. Menjadi sejarah atau tenggelam, hanya sedikit yang sampai pada puncak tertinggi. Jalinan cerita antara keteguhan seorang hamba dan pertolongan Allah.

Baca selengkapnya »

Menanggalkan Jilbab ini Sebentar Saja

“Kalau ingin pakai jilbab, sekolah saja di madrasah. Kalau di sekolah umum, ya harus mengikuti peraturan di sini.” Untuk menanggalkan jilbab ini sehari saja, kami sudah merasa sangat sakit. Namun yang lebih menusuk, bahkan kekhawatiran itu sulit untuk kami ungkapkan lagi, jika ini akan membuat adik-adik di belakang kami nantinya tak menyisakan waktu untuk memakai jilbab meski sehari saja, setidaknya mengganti dengan jilbab yang tak syar’i, jilbab gaul, jilboobs dan semacamnya sebelum jilbab itu benar-benar lenyap dalam kehidupan mereka.

Baca selengkapnya »

Fitnah di Jalan Jihad

Sesungguhnya tak ada yang bisa dinikmati dari umpan meski kelihatannya manis. Tak ada yang akan didapat dari jeratan meski tampak mempesona. Tak mungkin jua menaruh harap dari jebakan meski terlihat menjanjikan. Jebakan itu pasti dibuat mudah dan umpan selalu dibuat manis.

Baca selengkapnya »
Figure
Organization