Topic
Home / Muhamad Fauzi (halaman 2)

Muhamad Fauzi

Seorang petani di kaki Gunung Ungaran. Mengikuti kegiatan di Muhammadiyah dan halaqah. Meski minim mendapatkan pendidikan formal, pelajaran hidup banyak didapat dari lorong-lorong rumah sakit.

Darah Yakjuj Makjuj Mei

Kemudian kakak melanjutkan, “Dajal dan Yakjuj Makjuj pasti akan datang di akhir zaman. Menjadi tanda akan dekatnya hari kiamat. Pada saatnya mereka keluar dari tembok ke seluruh penjuru dunia. Mereka beranak pinak banyak sekali. Mereka berbuat kerusakan di muka bumi, sangat tamaknya mereka hingga menghabiskan apa saja yang dijumpai. Mereka adalah fitnah terbesar sepanjang sejarah umat manusia. Mereka datang dari timur, menerjang bagai air bah, meluluhlantakkan segalanya. Umat Islam tak berdaya, tak mampu menghadapinya, kecuali hanya menunggu pertolongan Allah. Maka ketika mereka merasa telah menyempurnakan tipu dayanya, Allah menyempurnakan tipu daya-Nya.”

Baca selengkapnya »

Muhammadiyah dan Kasus Siyono, antara Jebakan dan Peluang

Upaya yang dilakukan Muhammadiyah ini sekaligus juga merupakan peluang, sejauh mana Muhammadiyah bisa memainkan peran secara apik menyangkut persoalan bangsa. Serupa dengan yang dilakukan NU ketika berhadapan dengan upaya marjinalisasi, kemudian keluar dari zona tersebut dan mengambil alih posisi dominan yang dipegang Muhammadiyah sejak masa pergerakan kemerdekaan hingga akhir Orde Baru. Peran untuk menempatkan diri pada perputaran roda zaman, antara naik dan tergilas.

Baca selengkapnya »

Manisnya Web Bombastis dan Hambarnya Web Resmi

Begitulah tipu daya zaman ini, ketika kita harus keluar dari satu tipu daya untuk terjerembab pada tipu daya yang lain. Ketika kita harus keluar dari satu jalan, untuk terjebak pada kebuntuan jalan lain. Manisnya adalah umpan, pahitnya adalah racun. Kebebasannya, otoriternya, sama-sama menghancurkan. Hingga kita tak mungkin luput darinya. Ia tidak hanya menghadang kita dari depan, tapi juga menghantam dari belakang. Ia tidak hanya menghampiri kita dari kiri, tapi juga menimpa dari kanan kita. Namun masih ada atas untuk kita menengadahkan tangan, dan ada bawah untuk kita bersujud.

Baca selengkapnya »

Wahai Para Penulis, Berterima Kasihlah Kepada Muhammadiyah!

Membaca dan menulis, membuka cakrawala pengetahuan, kemudian berbuah pada kemerdekaan yang kini kita nikmati, meski belum sempurna. Namun yang tidak boleh kita lupakan adalah tunas dari itu semua, gerakan pembaharuan Islam yang membuka sebuah kesadaran bagi bangsa ini untuk belajar. Salah satu pemimpin besar Muhammadiyah, Buya Hamka, adalah juga seorang penulis yang cukup produktif.

Baca selengkapnya »

PKS, Maka Ujian Untukmu Berbeda

Sampai kau iri dan bertanya, Pada mereka yang telah bersanding, Sementara engkau yang telah berpeluh, Masih harus terus berjalan, Karena cita yang ingin kau gapai berbeda, Lebih tinggi, dan lebih jauh lagi. Sampai kau iri dan bertanya, Pada mereka yang telah menyandang, Sementara untuk kesekian kalinya engkau harus tumbang, Di tikungan akhir, Atau di tengah perjalanan, Karena ia menghindarkanmu singgah pada tujuan-tujuan rendah.

Baca selengkapnya »

Sebuah Kerisauan Tentang Natal

Sahabatku, demikianlah dilema ini. Saat menurut keyakinanku aku mendapati engkau berjalan menuju kebinasaan, aku mengajakmu kemari, aku ingin menyelamatkanmu, dari seberang sana engkau malah mengajakku kesana, karena menurut keyakinanmu jalan itulah jalan kebenaran yang akan menuju pada kedamaian. Aku mengajakmu untuk mengesakan-Nya dengan sebenar-benarnya, tidak membuat tandingan sesuatupun terhadap-Nya, tidak beranak dan tidak diperanakkan, tidak ada sesuatupun yang setara dengan Dia, tetapi bagimu, aku mendustakan Sang Putra yang Dia utus dengan kasih untuk menebus dosa anak manusia. Saat bagiku keberadaan Sang Putra adalah menodai keesaan-Nya, membuat tandingan terhadap-Nya, sedang bagimu itu berarti aku tidak memuliakan karunia-Nya.

Baca selengkapnya »

“Dan Kami Menguji Kalian dengan Keburukan dan Kebaikan”

Apakah kita menunggu berbagai malapetaka datang, baru kita mau beranjak kepada-Nya. Tidakkah lebih baik kita ingat kepada-Nya sejak dalam keadaan lapang, agar Dia mengingat kita dalam kesempitan kita, bergegas kepada-Nya dalam sejak dalam keadaan senang, bukan baru bergegas kepada-Nya setelah tertimpa kesusahan, sehingga tak lagi berarti. Tidakkah cukup kenikmatan mengetuk kita untuk beranjak kepada-Nya? Apakah perlu menunggu datangnya berbagai cobaan seperti itu, baru mau peduli kepada agama ini, dakwah dan perjuangannya?

Baca selengkapnya »

Orang-orang Gila di Jalanan, Siapa Peduli Mereka?

Alangkah baiknya jika kita berupaya menyalurkan kepedulian itu agar tepat sasaran, bermanfaat untuk mereka yang benar-benar membutuhkannya, sehingga menjadi amal shalih yang sesungguhnya. Untuk mengentaskan fakir miskin agar mereka bisa berusaha, membantu orang sakit yang tidak mampu berobat, anak-anak yang tak mampu membiayai sekolahnya, mereka yang tertimpa musibah dan bencana, termasuk juga suatu saat kita bisa menolong orang-orang gila yang berkeliaran di jalanan tersebut.

Baca selengkapnya »

Hudzaifah, Sang Paradoks Reformasi

Terlalu sering engkau mengambil sikap berbeda dengan kebanyakan teman-teman. Kadang di antara kami merasa jengah denganmu. Tetapi kami mengakui, dalam beberapa hal engkau cukup brilian. Biarlah kami anggap ini sebagai pembelajaran untuk bisa menerima perbedaan pendapat. Bukankah aneh bila kita memperjuangkan reformasi, kebebasan dan demokrasi, sedang kita sendiri tidak siap untuk berbeda.

Baca selengkapnya »

Islam Nusantara di Ujung Tanduk?

Islam memiliki spirit berbagi dan menebar rahmat bukan menaklukkan, spirit mentransfer ilmu pengetahuan, persaudaraan dan dakwah bukan mengeksploitasi. Dalam konteks menghadapi neo-kolonialisme, tugas tersebut dipikulkan di pundak umat ini. Agar umat Islam tetap memiliki spirit perjuangan dengan sebenarnya, sehingga eksistensi Islam ini tetap hidup. Dan jika umat ini memiliki mental inlander, memiliki mindset inferior, bukan tidak mungkin entitas Islam ini akan berakhir, tragis!

Baca selengkapnya »
Figure
Organization