Topic
Home / Berita / Opini / FPI, Tak Kenal Maka Tak Sayang

FPI, Tak Kenal Maka Tak Sayang

Konten ini adalah kiriman dari pembaca dakwatuna.com. Kirimkan informasi, gagasan, pemikiran, atau pendapat dari Anda dalam bentuk tulisan kepada kami, klik di sini.
Ilustrasi – Bendera Front Pembela Islam (FPI). (fpi.or.id)

dakwatuna.com – Coba deh kalian yang belum mengenal FPI (Front Pembela Islam) sesekali datang ke markas mereka di Petamburan, atau ikut salah satu aksi yang dimotori oleh FPI. Kalian akan liat bagaimana mereka, kalian akan bisa merasakan bagaimana akhlak mereka. Jika kalian ikut mereka dan kalian adalah perempuan, dijamin akan merasa aman dan nyaman lahir batin dari mula acara sampai selesainya. Karena laskar-laskar FPI yang konon katanya “kasar” dan sering berbuat anarkis, akan siap melindungi kalian baik yang mereka kenal maupun tidak. Kalian akan dilayani oleh mereka dengan sangat santun serta sepenuh hati, tidak sedikitpun ada kesan keras dan sangar dari wajah dan sikap mereka. Tapi dengan satu syarat, kalian juga harus berlaku santun kepada mereka. Itu mutlak, Bro…

Namun jika kalian tidak santun apalagi berlagak sok jagoan ala koboi cengeng, maka jangan harap kalian akan dihormati oleh mereka. Beberapa kali saya ikut aksi dengan mereka, saya selalu melihat dan merasakan kesantunan dan keshalihan mereka. Saya juga melihat tidak ada perasaan takut sedikitpun yang terpancar dari wajah-wajah mereka. Justru sebaliknya saya mendapati wajah-wajah yang teduh dan tawadhu (mungkin karena sering terbasuh oleh air wudhu), yang terlihat begitu gagah berani. Sungguh… kalian tidak akan pernah menemukan wajah yang takut mati dari mereka.

Maka jangan heran jika dalam setiap aksinya, mereka selalu bersemangat serta terkesan “sudah siap” semua. Dan saya tidak tahu apa yang membuat mereka bisa seperti itu, entah semangat apa yang telah membakar jiwa-jiwa mereka. Meskipun demikian, dalam setiap aksi apabila terjadi bentrok (kerusuhan), saya berani pastikan bukan mereka yang memulai duluan. Karena mereka sangat menjaga itu, mereka selalu menginginkan aksi yang damai tidak anarkis. Namun demikian jika ada yang memancing, jangan ditanya bagaimana reaksi yang akan muncul dari mereka. Istilah kata “ente jual ane beli, semut yang diinjak terus-menerus pasti akan menggigit”, begitu melekat dalam diri mereka.

Maka tak heran pula bila aksi Bela Islam jilid 1,2,3 kemarin bisa berlangsung dengan sangat damai. Walaupun sempat terjadi kerusuhan di aksi ABI 2 (411), sekali lagi saya juga berani memastikan bahwa itu bukan mereka yang memulainya. Pasti ada pihak-pihak yang menunggangi aksi tersebut dan memanfaatkan keadaan untuk mencoreng nama FPI. Dan ada satu hal lagi yang perlu diketahui, bahwa laskar FPI ini sangat patuh (sami’na wa atho’na) kepada pimpinan mereka terutama Imam Besar FPI “Habib Rizieq Shihab “. Mereka sangat menghormati dan mencintai beliau, oleh sebab itulah komando di lapangan dalam setiap aksinya selalu dipegang oleh Habib Riziq beserta beberapa petinggi FPI lainnya.

Tak kenal maka tak sayang, mungkin itulah ungkapan yang paling tepat untuk Anda yang belum mengenal FPI. Jangan cuma mendengar dan melihat dari berita saja, tapi cobalah bergabung dan berinteraksi dengan mereka. Insya Allah kalian akan menemui fakta dan sensasi (aura) yang jauh berbeda. Oleh karenanya, mulai saat ini jangan pernah percaya kepada media sampah yang selalu menjelekkan dan memojokkan (mendiskreditkan) FPI. Jangan terkecoh dengan para provokator pengecut yang sebetulnya tak punya nyali sedikitpun untuk melawan FPI. Jadilah orang yang bijak dan cerdas dalam melihat, mendengar serta menanggapi setiap berita yang beredar, apapun itu bentuknya dan berbicara tentang siapa pun termasuk FPI. Bravo to FPI…!

Note: ingat, sweeping yang dilakukan oleh FPI, tidak pernah ujug-ujug alias main seruduk dan geruduk saja. Mereka pasti melalui beberapa tahapan sesuai dengan SOP yang sudah mereka sepakati dari awal (prosedural), dan mereka sangat menaati SOP tersebut. (dakwatuna.com/hdn)

Redaktur: Ardne

Beri Nilai:
1 Star2 Stars3 Stars4 Stars5 Stars (No Ratings Yet)
Loading...

Tentang

Ibu rumah tangga dengan 5 orang anak.Terus berkarya, baik dalam diam maupun bergerak, tak ada kata berhenti sampai Allah yang menghentikannya, tetap tegar walau badai menghadang.

Lihat Juga

Mengenal Syukur

Figure
Organization