Topic
Home / Berita / Nasional / Pernyataan Sikap PBNU Terkait TKA, Tragedi Rohingya dan Aleppo

Pernyataan Sikap PBNU Terkait TKA, Tragedi Rohingya dan Aleppo

logo Nahdlatul Ulama. (nu.or.id)

dakwatuna.com – Jakarta. Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) mengeluarkan pernyataan sikapnya terkait tenaga kerja asing (TKA), tragedi Rohingya, dan Aleppo.

Dalam surat bernomor 1128/A.II.03/12/2016 itu, PBNU meminta pemerintah lebih memperhatikan dampak dari mempekerjakan tenaga asing di Indonesia. Pemerintah harus sensitif menjaga perasaan rakyat dan mengkaji ulang kebijakan tersebut.

PBNU juga menilai, pemerintah semestinya lebih aktif membuka lapangan pekerjaan bagi masyarakat dan memperkuat negosiasi kesepakatan kerjasama dalam paket investasi.

Terkait tragedi kemanusiaan terhadap umat Muslim Rohingya, PBNU mengecam tragedi tersebut. PBNU mendorong seluruh kepala negara dan pemimpin negara di dunia untuk pro-aktif melawan segala bentuk kekerasan, khususnya di Rohingya.

PBNU juga mengajak seluruh umat Muslim di Indonesia untuk menggalang solidaritas kemanusiaan untuk menciptakan kedamaian bagi segala bangsa.

Selain itu, PBNU mendesak Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) dan negara-negara ASEAN untuk mengambil langkah nyata dalam peristiwa kekerasan terhadap Muslim Rohingya.

Terhadap Pemerintah Indonesia, PBNU mendesak untuk mengambil langkah-langkah diplomasi bagi terwujudnya hak azasi manusia (HAM) di Myanmar.

Sementara itu, terkait Aleppo, PBNU mengutuk segala bentuk kejahatan terhadap kemanusiaan yang mealnggar prinsip-prinsip HAM. PBNU merasa prihatin atas timbulnya koban dari masyarakat sipil dalam konflik di Aleppo.

PBNU mengajak seluruh pihak untuk membangun diplomasi damai, dan menghentikan seluruh operasi senjata dan bersama-sama mewujudkan perdamaian dunia.

Selain itu, PBNU juga mengajak seluruh pemimpin di dunia agar pro-aktif melawan segala bentuk kekerasan. PBNU juga mendesak semua pihak yang bersengketa menahan diri dari aksi kekerasan dan memberi jaminan terhadap keselamatan rakyat sipil.

Terhadap Pemerintah Indonesia, PBNU meminta agar pemerintah mewujudkan diplomasi damai dalam sengketa Aleppo.

Terakhir dalam pernyataan tersebut, PBNU mendorong seluruh ulama dan pemimpin negara untuk bersama-sama mewujudkan Islam yang Rahmatan lil ‘Alamin.

Surat tersebut dikeluarkan pada 20 Desember 2016, dan ditandatangani oleh Ketua Umum PBNU Said Aqil Siroj dan Sekretaris Jenderal PBNU Helmy Faishal Zaini.


(abr/dakwatuna)

Redaktur: Abdul Rohim

Beri Nilai:
1 Star2 Stars3 Stars4 Stars5 Stars (No Ratings Yet)
Loading...

Tentang

Seorang suami dan ayah

Lihat Juga

Grand Launching SALAM Teknologi Solusi Aman Covid-19 untuk Masjid

Figure
Organization