Topic
Home / Berita / Internasional / Eropa / Erdogan Kembali Kecam As-Sisi, Hubungan Mesir-Turki Kian Menegang

Erdogan Kembali Kecam As-Sisi, Hubungan Mesir-Turki Kian Menegang

Konten ini adalah kiriman dari pembaca dakwatuna.com. Kirimkan informasi, gagasan, pemikiran, atau pendapat dari Anda dalam bentuk tulisan kepada kami, klik di sini.
Presiden Turki, Recep Tayyip Erdogan. (Islammemo.cc)
Presiden Turki, Recep Tayyip Erdogan. (Islammemo.cc)

dakwatuna.com – Ankara. Presiden Turki, Recep Tayyip Erdogan, memastikan masih kuatnya hubungan kerakyatan antara Mesir dan Turki. Dalam wawancara dengan stasiun televisi Al-Jazeera, Kamis (10/11/2016) malam, Erdogan mengatakan, “Kami membedakan antara rakyat Mesir dan pemerintahan Mesir.”

“Rakyat Mesir adalah segalanya bagi kami. Kami mencintai mereka seperti rakyat kami sendiri. Ikatan yang menyatukan kami sangat kuat. Karena itu kami selalu memberikan segala macam dukungan untuk Mesir,” lanjutnya.

Erdogan mengatakan, “Abdul Fattah As-Sisi dulu adalah menteri pertahanan dalam kabinet Muhammad Mursi. Bisa kalian bayangkan, seorang menteri dalam kabinet mengeksploitasi kekuatan militer untuk menggulingkan kepala negaranya. Hal ini tidak bisa diterima. Kami selalu memperjuangkan kebebasan dan melindunginya. Kami penjaga demokrasi. Rakyat Mesir akan selalu menemukan kami mendampingi mereka dalam memperjuangkan demokrasi.”

Menanggapi hal tersebut, Kementerian Luar Negeri Mesir, melalui juru bicara resminya, menilai bahwa pernyataan Presiden Turki  Recep Tayep Erdogan dalam wawancaranya dengan stasiun televisi Al-Jazeera tersebut adalah pernyataan yang tidak bertanggung jawab.

Dinyatakan bahwa Presiden Turki sudah tidak fair dengan presiden Mesir. Hal ini menurutnya adalah kelanjutan dari politik asal-asalan dan standar ganda yang menjadi ciri khas politik Turki dalam beberapa tahun terakhir.

Juru bicara juga mengaku terkejut dengan pernyataan Erdogan yang mengaku sebagai pengawal demokrasi dan pelindung kebebasan. Padahal di saat yang sama, pemerintahan turki telah menangkap ratusan dosen universitas, wartawan, dan puluhan anggota parlemen. Menutup puluhan surat kabar, memecat puluhan ribu pegawai negeri, pejabat militer dan para hakim. Hanya karena alasan terlibat dalam upaya kudeta.

Terakhir, juru bicara menyatakan tidak merasa heran dengan pernyataan seperti itu dari Presiden Turki. Menurutnya, itu adalah provokasi yang bertujuan mengacaukan Mesir. (fajar/msa/aljazeera/dakwatuna.com)

 

Redaktur: M Sofwan

Beri Nilai:
1 Star2 Stars3 Stars4 Stars5 Stars (No Ratings Yet)
Loading...

Tentang

Alumni Lembaga Ilmu Pengetahuan Islam dan Arab (LIPIA) Jakarta

Lihat Juga

Konflik Air Antara Ethiopia, Sudan, dan Mesir

Figure
Organization