Topic
Home / Narasi Islam / Sosial / Kamu adalah Temanmu

Kamu adalah Temanmu

Konten ini adalah kiriman dari pembaca dakwatuna.com. Kirimkan informasi, gagasan, pemikiran, atau pendapat dari Anda dalam bentuk tulisan kepada kami, klik di sini.
Ilustrasi (inet)
Ilustrasi (inet)

dakwatuna.com – Manusia adalah makhluk sosial yang mau tidak mau harus hidup secara kolektif bersama yang lain. Hal ini karena manusia tidak bisa hidup sendiri. Ketergantungan manusia akan yang lain pernah diilustrasikan secara sederhana oleh Emha Ainun Najib dalam tulisannya “secangkir kopi”. Emha menjelaskan betapa untuk meminum secangkir kopi saja manusia membutuhkan bantuan banyak orang, dimulai dari petani kopi, tengkulak biji kopi, pengusaha industri kopi, distributor produk kopi, hingga pedagang retail tempat ia membeli 1 sachet kopi.

Keniscayaan hidup manusia yang bergantung dengan yang lain, membuatnya pada posisi mau tidak mau terpengaruh oleh adanya orang lain. Dalam hal ini teman atau sahabat menjadi bagian yang tidak terpisahkan dari diri seseorang. Satu kecenderungan yang alami pada diri manusia adalah menjadikan orang lain sebagai salah satu contoh dalam hidupnya. Maka menjadi penting ketika seseorang membangun kolektivitas dengan yang lain, untuk memastikan bahwa orang lain itu memiliki efek positif bagi dirinya. Dalam bait syair berbahasa Arab digambarkan betapa ketika kita ingin mengetahui seseorang tidak perlu bertanya langsung kepada orang tersebut, tetapi lihatlah siapa temannya. Janganlah kau bertanya tentang seseorang, langsung kepada dirinya. Tetapi tanyalah temannya!

Karena sesungguhnya seseorang akan selalu mengikuti temannya sendiri.

Pada Oktober 2013, Simon Alexander Ong menulis artikel yang berjudul “How your circles of friends Influence who You Become”, yang di antara isinya adalah: “Want to be successful? Surround yourself with successful people. Want to be happy? Surround yourself with happy people. Want to be healthy? Surround yourself with healthy people. Want to become more confident? Surround yourself with confident people. In essence, we become more like the people we hang out with.”

 

Dengan demikian menjadi penting untuk memilah dan memilih teman yang mengiringi perjalanan hidup kita. Bagaimana teman kita, begitu pulalah diri kita. Diri kita sendiri adalah representasi dari teman kita. Setiap orang tentu saja memiliki tujuan hidup yang ingin sekali ia wujudkan, maka konsekuensi dari itu adalah bahwa ia harus bisa memastikan orang-orang yang baik dan positif yang ada di sekelilingnya. Orang yang berhak dekat dengan dirinya adalah orang-orang yang mendukungnya dalam mewujudkan tujuan hidup.

Begitu besarnya pengaruh teman terhadap diri seseorang orang tergambarkan dalam hadits Nabi SAW yang berbunyi:

المرء على دين خليله فلينظر أحدكم من يُخَالِل

Seseorang akan mengikuti agama temannya sekalipun. Maka hendaknya seseorang memperhatikan betul siapa yang ia jadikan sebagai teman! (HR. Ahmad)

Hadits tersebut menggambarkan ukuran dari besarnya pengaruh teman terhadap diri seseorang, hingga mau mengikuti agama temannya. Sementara agama dalam diri seseorang adalah hal yang sangat fundamental. Seseorang dengan tingkat ketaatan yang minimal pada agama tertentu dapat terluka hatinya jika agamanya diusik. Seseorang juga bisa mempertaruhkan berbagai hal yang istimewa demi mempertahankan agamanya. Hal tersebut menunjukkan bahwa agama adalah hal yang sangat sulit untuk berubah pada diri seseorang. Ternyata keberadaan seorang teman dapat memberikan pengaruh dalam masalah agama sekalipun dan hal tersebut sangat fundamental bagi setiap orang. Sekali lagi, hal tersebut menunjukkan betapa besarnya pengaruh teman. Kamu adalah apa yang dilakukan temanmu. Kamu adalah bagaimana gaya hidup temanmu. Kamu adalah cara berpakaian temanmu. Agamamu adalah apa agama temanmu Pada akhirnya kamu adalah temanmu. (dakwatuna.com/hdn)

Redaktur: Deasy Lyna Tsuraya

Beri Nilai:
1 Star2 Stars3 Stars4 Stars5 Stars (No Ratings Yet)
Loading...
Dosen STIU Al-Hikmah

Lihat Juga

We Are Friend Forever

Figure
Organization