Topic
Home / Narasi Islam / Artikel Lepas / “Indahnya Berbagi”, Terinspirasi dari Film Duka Sedalam Cinta

“Indahnya Berbagi”, Terinspirasi dari Film Duka Sedalam Cinta

Konten ini adalah kiriman dari pembaca dakwatuna.com. Kirimkan informasi, gagasan, pemikiran, atau pendapat dari Anda dalam bentuk tulisan kepada kami, klik di sini.

poster-film-duka-sedalam-cintadakwatuna.com – Mendengar film Duka Sedalam Cinta, pasti bayangan yang pertama kali muncul adalah sosok Bunda Helvy Tiana Rosa, salah satu sastrawan indonesia yang meraih “The 500 Most Influential Muslims In The World, Royal Islamic Strategic Studies Center, Jordan” (500 tokoh muslim paling berpengaruh di dunia). Beliaulah Produser film Ketika Mas Gagah Pergi, yang berhasil tayang pada awal tahun 2016 lalu. Film yang diambil dari novel Bunda Helvy berjudul Ketika Mas Gagah Pergi itu, rupanya berganti judul menjadi Duka Sedalam Cinta dalam film keduanya. Dari film inilah banyak inspirasi menarik perhatian banyak orang. Dan inspirasi paling menarik adalah adanya program sedekah tiket. Program yang telah berjalan sejak tayangnya film Ketika Mas Gagah Pergi dan program yang akan terus ada hingga tayang film kedua yang berjudul Duka Sedalam Cinta. Pasalnya mayoritas orang mengenal dan mengetahui berbagi adalah saling memberi. Dimana diketahui bahwa banyak mempunyai arti lebih baik. Tapi disini beda, berbagi tidak harus selalu dengan materi dan dengan hal yang besar. Berbagi bisa dimulai dari hal-hal kecil seperti berbagi selembar tiket. Bisa dibayangkan nantinya jika ada orang yang tidak pernah menonton di bioskop, tidak pernah sekalipun masuk kedalam bioskop, bisa mendapat tiket menonton gratis. Pasti bahagia bukan main. Program sedekah tiket ini benar-benar mengetuk hati siapa saja yang memahaminya.

Bahkan dapat kita lihat sendiri, dalam program sedekah tiket ini tidak hanya terhitung beberapa orang saja, tetapi banyak jumlah orang yang ikut andil dalam program sedekah tiket. Tidak lain tidak bukan adalah bahwa orang tersebut sangat menginginkan pesan moral dan kesan yang ia dapatkan dari film tersebut tidak hanya sampai kepada dirinya saja, mereka menginginkan pesan tersebut juga tersampaikan kepada orang-orang biasa, orang-orang awam, dan orang-orang yang terbatas kendala ekonomi, bahkan mereka yang tidak pernah tahu bioskop. Mudahnya adalah bahwa sasaran dari para penonton film ini pun tidak memandang umur. Siapapun bisa dan berhak untuk melihat film ini. Akan dengan sangat mudah menentukan siapa saja yang akan mendapatkannya. Nah, jika selembar tiket saja bisa digunakan untuk berbagi pasti masih banyak hal pula yang kita miliki untuk bisa digunakan berbagi. Jika berbagi itu mudah, maka mudahkanlah dirimu untuk berbagi. (dakwatuna.com/hdn)

Redaktur: Deasy Lyna Tsuraya

Beri Nilai:
1 Star2 Stars3 Stars4 Stars5 Stars (No Ratings Yet)
Loading...
IKIP PGRI Bojonegoro, Jatim.

Lihat Juga

Semusim Cinta, Ajang Menambah Ilmu dan Silaturahim Akbar WNI Muslimah Se-Korea Selatan

Figure
Organization