Topic
Home / Berita / Silaturahim / Garut, You’ll Never Walk Alone

Garut, You’ll Never Walk Alone

Konten ini adalah kiriman dari pembaca dakwatuna.com. Kirimkan informasi, gagasan, pemikiran, atau pendapat dari Anda dalam bentuk tulisan kepada kami, klik di sini.

@Nana Sudiana / PKPU

@Nana Sudiana & Tim Humas PKPU

 

dakwatuna.com – Garut.  Tujuh hari setelah bencana banjir bandang melanda Garut, Tim kami di Humas PKPU baru secara langsung menginjakan kaki ke kota ini. Sebelumnya Tim Rescue dan Tim evakuasi datang ke kota ini baik dari Kantor Cabang Bandung maupun dari Kantor Pusat kami di Jakarta. Ada pula puluhan relawan yang bergabung dan kemudian datang membantu Tim Utama melakukan evakuasi awal serta aktivitas emergency lainnya. Mobil Rescue kami yang berjuluk “Si Merah”, karena kebetulan mobil Hi Lux ini warnanya merah, menjadi saksi berapa banyak tim yang ia antar menuju Garut.

Saat kami datang, banjir sudah lama surut. Yang tersisa hanya lumpur dan sampah di beberapa bagian daerah yang sebelumnya sempat tergenang. PKPU hadir di hari pertama setelah bencana datang. Tim pertama dari Bandung masih bekerja keras ketika itu untuk mencari korban banjir serta membersihkan jalanan, rumah dan fasilitas lainnya dari banjir dan sampah. Tim ini bekerja bersama relawan lain yang datang dari berbagai ormas, lembaga kemanusiaan, lembaga sosial serta sejumlah lembaga pengelola zakat yang ada di Jakarta, Bandung maupun yang ada di Garut sendiri.

Sebelum bencana banjir bandang menerjang, Garut adalah bagian priangan timur yang indah. Kabupaten ini merupakan wilayah yang sangat kaya sumberdaya alam. Wilayah seluas 3.065 km2 tersebut dihuni oleh 2.737.526 jiwa penduduk (Sensus Penduduk 2010). Secara administrasi saat ini Kabupaten Garut terbagi menjadi 42 kecamatan, 21 kelurahan dan 403 desa.

Kabupaten Garut dikelilingi sejumlah gunung seperti Gunung Guntur, Haruman, Kamojang, Papandayan, Cikuray, Talagabodas serta Gunung Galunggung yang cukup terkenal akan letusannya di masa lalu. Garut kota penuh pegunungan dan di bentang alamnya yang ada di selatan kabupaten ini dataran dan hamparan pesisir pantai dengan garis pantai sepanjang 80 km terbentang luas.

Kembali ke soal bencana Garut, ketika bencana banjir bandang ini melanda pada Rabu (21/9/2016) dan kemudian surut, ternyata tak hanya menyisakan lumpur dan onggokan sampah. Banjir bandang ini juga walau tak lama, sempat menenggelamkan ribuan orang serta menghancurkan rumah-rumah yang dilewatinya. Tiba-tiba saja setelah banjir surut, banyak orang kehilangan keluarganya. Ada yang hilang anaknya, bapaknya, ibunya bahkan keduanya. Ya, banjir yang tak sampai setengah hari ini menjadikan sejumlah anak jadi yatim atau malah yatim piatu.

Dalam catatan yang diperoleh Tim Relawan Humas PKPU di posko utama bencana Garut, terdata Dampak Banjir Bandang Garut (data sampai 30 September 2016). Korban meninggal dunia tercatat ada 34 orang. Dari jumlah tersebut, ada 2 orang yang belum teridentifikasi. Keduanya ini berjenis kelamin perempuan. Adapun korban yang masih dinyatakan hilang dan belum ditemukan berjumlah 19 Orang. Data Pengungsi sementara ini tercatat ada 2.525 Orang yang tersebar di sejumlah tempat pengungsian.

Sejumlah kampung hancur berantakan diporakporandakan  banjir dahsyat. Salah satunya adalah Kampung Bojong Sudika, RW 19, Desa Haurpanggung, Kecamatan Tarogong Kidul, Kabupaten Garut, merupakan salah satu titik terparah terkena banjir bandang. Kampung yang berpenduduk cukup padat ini tercatat ada160 rumah porak poranda, 22 korban meninggal.

Kampung-kampung lainnya yang ada di Kecamatan Garut Kota, seperti Kelurahan Paminggir, Pakuwon, Muara Sanding dan Sukamentri ikut luluh lantak dan sebagian hanya menyisakan pondasi rumah. Di Kecamatan Tarogong Kidul pun kondisinya tak jauh beda, terutama yang ada di Desa Sukakarya, Jayawaras, Sukajaya, Haurpanggung, Sukagalih dan Desa Mekarwangi. Di lokasi-lokasi ini sejumlah rumah terdata ada yang hancur, rusak berat atau sekedar rusak ringan dan hanya terkena lumpur dan genangan.

Sejak hari pertama terlibat, PKPU dan Tim yang ada melihat bahwa Garut dan bencananya memerlukan bantuan setidaknya tiga bulan hingga enam bulan ke depan. Batas kebutuhan darurat ini hingga mereka memperoleh rumah sementara atau malah permanen yang menggantikan rumah-rumah mereka yang hancur tergusur banjir. Ditambah pula sampai masyarakat korban bencana juga mendapatkan hak-haknya kembali untuk anak-anaknya bisa bersekolah dan kembali ke kehidupan normal mereka.

Tim PKPU kini mulai beralih, dari Tim rescue dan evakuasi menuju ke Tim pemberdayaan yang akan melakukan assesment mendalam guna lebih jauh memetakan kebutuhan pengungsi di masa yang lebih panjang dan permanen. Tim juga akan menghitung segala kemungkinan untuk ikut bersama kebijakan pemerintah daerah Garut dalam merencanakan relokasi bagi korban bencana.

Garut insyaallah tak sendirian, tak akan ditinggalkan dalam genangan banjir yang kini tinggal tapak-tapaknya. Di Garut kami datang bersama puluhan bahkan ratusan relawan lain demi membantu Garut cepat terpulihkan dan segera senyum mengembang di wajah-wajah yang menjadi korban bencana di sana. Di Garut, ada seuntai janji dari kami segenap relawan, yakni You’ll Never Walk Alone. (Nana.s/SaBah/dakwatuna)

Redaktur: Saiful Bahri

Beri Nilai:
1 Star2 Stars3 Stars4 Stars5 Stars (No Ratings Yet)
Loading...

Tentang

Program Pascasarjana Islamic Business and Finance di Universitas Paramadina, Jakarta. Partnership Director PKPU sejak 2001-sekarang.

Lihat Juga

FORKOMMI dan FOKMA Malaysia Adakan Bakti Sosial untuk Korban Gempa Palu

Figure
Organization