Topic
Home / Narasi Islam / Artikel Lepas / Terpaksa, Terbiasa, Lalu Bisa

Terpaksa, Terbiasa, Lalu Bisa

Konten ini adalah kiriman dari pembaca dakwatuna.com. Kirimkan informasi, gagasan, pemikiran, atau pendapat dari Anda dalam bentuk tulisan kepada kami, klik di sini.
Ilustrasi. (inet)
Ilustrasi. (inet)

dakwatuna.com – Inilah tiga kata yang menjadi rangkaian kekuatan. Menjadi rangkaian kekuatan karena inilah yang menguatkan seorang santri wati yang ingin tetap belajar di sebuah pondok. Kata ini keluar dari lisan sahabat barunya.

Memang iya adanya, segala bentuk perjuangan kadang memerlukan paksaan terlebih dahulu. Terpaksa merupakan jalan pembuka untuk memulai sesuatu. Paksaan ini dapat diartikan sebagai benturan yang terjadi, dimana untuk membuka jalan tersebut maka terjadilah benturan hebat jika ingin membentuk sesuatu yang hebat. Tan Malaka mengatakan terbentur, terbentur, terbentur, terbentuk. Inilah isyarat untuk memulai perjuangan walau awalnya terbentur atau terpaksa.

Tidak lama kemudian walau awalnya terpaksa, kemudian menjadi terbiasa. Oleh karena itu jangan pernah mengutuk keterpaksaan tersebut saat berjuang. Jamil Azzaini memuat dalam tulisannya, bahwa otot manusia itu memiliki myelin yang mana jika digunakan untuk terus bekerja maka ia akan terbiasa dalam bekerja keras. Begitulah dengan perjuangan, jika melanjutkan perjuangan maka perjuangan tersebut akan berlangsung dengan hebatnya.

Dari terpaksa kemudian menjadi terbiasa lalu kemudian menghantarkan orang tersebut menjadi pribadi yang bisa. Dengan terbiasa untuk berjuang maka akhirnya kita pun bisa mewujudkan kemenangan.

Dalam konteks kehidupan individu, dari ia terpaksa kemudian menjadi terbiasa sehingga ia bisa banyak kita temukan. Orang yang bisa di sini dapat diartikan seorang ahli di bidangnya. Para ahli mengakui untuk menjadi seorang ahli di bidangnya maka perlu alokasi waktu kurang lebih 10.000 jam terbang yang digunakan untuk menekuni bidang tersebut. Perlu di ingat, tidak hanya menjalankan akan tetapi ditekuni.

Dari sajian tiga kata yang sejatinya serangkai dan saling melengkapi itu menghantarkan pada kesimpulan bahwa manusia bisa menjadi ahli di bidang apa saja yang diinginkan. Walau terpaksa namun akhirnya menjadi bisa. Namun jadi apa pun, ingatlah pesan Ustad YM untuk mendahulukan “Allah Dulu” maka pelajarilah dan kenali Allah dan syariatNya sebagai dasar yang harus kita tekuni terlebih dahulu, sebelum melakukan pijakan lain yang InsyaAllah akan bermanfaat. Allahu ‘alam.

Semoga kita semua menjadi pribadi yang mendahulukan Allah dan ahli di bidangnya masing- masing….. aamiin… (dakwatuna.com/hdn)

Redaktur: Deasy Lyna Tsuraya

Beri Nilai:
1 Star2 Stars3 Stars4 Stars5 Stars (No Ratings Yet)
Loading...
Mahasiswa UII, Takmir Masjid, Penggiat Iqro dan Penuntut Ilmu. Sebelumnya SMAN 01 Nunukan (Kaltara). Akan terus melanjutkan Studi InsyaAllah.

Lihat Juga

Habits

Figure
Organization