Topic
Home / Narasi Islam / Ekonomi / Haruskah Indonesia Selalu Menerima Investasi Asing?

Haruskah Indonesia Selalu Menerima Investasi Asing?

Konten ini adalah kiriman dari pembaca dakwatuna.com. Kirimkan informasi, gagasan, pemikiran, atau pendapat dari Anda dalam bentuk tulisan kepada kami, klik di sini.
Indonesia mulai dibanjiri tenaga kerja asing, terutama dari Tiongkok (ilustrasi).  (sindonews.com)
Indonesia mulai dibanjiri tenaga kerja asing, terutama dari Tiongkok (ilustrasi). (sindonews.com)

dakwatuna.com – Indonesia negeri kaya raya akan Sumber Daya Alam yang melimpah. Terdiri dari 17.560 pulau, mempunyai perairan terbesar di dunia sehingga di juluki Negara Maritim, suku bangsa terbanyak hingga mencapai 740 suku yang memakai jenis bahasa yang beragam, menghasilkan gas alam cair terbanyak di dunia, memiliki terumbu karang dan spesies ikan hiu terbanyak di dunia, dan penghasil produk pertanian terbanyak pertama di dunia. Banyaknya kekayaan Indonesia dapat mensejahterakan warga sekitar. Khususnya, di daerah cepu. Cepu  merupakan salah satu daerah penghasil minyak terbanyak. Maka Indonesia akan memperoleh keuntungan mulai dari 3,6 triliun dalam sebulan atau setara dengan 43,2 triliun pertahunnya. Dengan perhitungan ini seharusnya Indonesia dapat memakmurkan rakyatnya, namun yang terjadi sebaliknya.

Pengelolaan eksplorasi bahkan eksploitasi minyak justru dilakukan oleh perusahaan-perusahaan asing yang ada di Indonesia. Tanpa disadari mereka telah memanfaatkan melimpahnya kekayaan Indonesia. Seperti halnya, pada proyek Freeport di Papua dan Exxon di Aceh. Mereka memperoleh keuntungan tinggi dari eksploitasi yang dilakukan. Hal ini membuat Indonesia kehilangan banyak kekayaan alam tanpa memperoleh keuntungannya. Bahkan masyarakat di sekitar proyek masih jauh dari kata makmur. Selama kekayaan di rampok asing, Indonesia akan terus miskin. Dan masih banyak lagi potensi-potensi yang dimiliki Negeri Tercinta kita ini. Dengan masuknya investasi Asing di Indonesia tidak selamanya akan memberikan hal yang positif pada pertumbuhan ekonomi Indonesia, namun juga dapat menimbulkan dampak negatif yang merugikan bagi bangsa.

Dampak negatif tersebut berupa perusahaan asing yang dikelola oleh pihak asing, kebijakan manajemennya sesuai dengan operasional perusahaan asing, kemudian sumber daya alam yang dikelola asing dengan hak dan kewajiban sebagaimana diatur dalam undang-undang. Sering menimbulkan dampak lingkungan dan sosial di mana perusahaan baru tersebut akan didirikan, bagi hasil (product sharing) tidak sebanding dengan kerusakan yang timbul dan harus ditanggung pemerintah atau masyarakat itu sendiri. Perusahaan asing mencari keuntungan yang sebesar-besarnya dan keuntungannya dibawa ke negaranya. Kemudian diskriminasi pendapatan antara pegawai asing dan pegawai lokal dikarenakan manajemen produksi sulit untuk diawasi.

Dalam perkembangannya, perusahaan asing akan menguasai pasar lokal, sehingga dikhawatirkan produk dalam negeri tidak mampu bersaing dengan produk asing dan kehilangan pasar lokal. Di tambah lagi sektor keuangan semakin tidak stabil yang akan memperburuk prospek pertumbuhan ekonomi jangka panjang, memperburuk neraca pembayaran, dan penumpukan kekayaan dan monopoli usaha dan kekuasaan oleh segelintir orang. Setelah mengetahui informasi tersebut apakah Indonesia harus selalu menerima investasi asing? Jawabannya tentu saja, Tidak! Tapi, pada realitanya, Perekonomian kita masih harus selalu dan terus menerus bertumpu pada Asing.  Dan masih terus menerus di menej dalam pengelolaannya. Namun, demikian penanaman modal Asing pun tak sepenuhnya merugikan ada dampak positif yang dapat kita ambil.

Penanaman modal asing merupakan bentuk investasi yang dengan jalan membangun, membeli total atau mengakui sisi perusahaan. Penanaman modal Asing di Indonesia diatur dalam Undang-Undang Nomor 25 tahun 2007, tentang penanaman Modal. Dalam undang-undang ini, yang dimaksud penanaman modal adalah kegiatan penanaman modal untuk melakukan usaha di wilayah Republik Indonesia yang dilakukan oleh penanam modal Asing, baik menggunakan modal asing sepenuhnya maupun yang berpatungan dengan penanam modal asing dalam negeri (Pasal 1 Nomor 25 tahun 2007 tentang penanaman Modal Asing).

Yang memiliki dampak positif masuknya modal baru untuk pembangunan yang akan menambah devisa Negara. Berdirinya perusahaan-perusahaan baru sehingga adanya pemasukan bagi Negara berupa pajak penghasilan, penyerapan tenaga kerja, berpengalaman dalam perdagangan internasional (ekspor-import). Hanya sebagian kecil yang dapat kita ambil dari adanya investasi asing. Kemudian bagaimana solusinya, agar Negara Tercinta kita ini tidak harus selalu bergantung pada Investasi Asing. Dalam perspektif islam, Islam menganjurkan manusia untuk bekerja atau berniaga dan menghindari kegiatan meminta-minta dalam mencari harta kekayaan.

Yang  jelas, penanaman modal asing cepat atau lambat akan menjadi jalan kapitalis, baik perusahaan maupun Negara, untuk mendominasi perekonomian Indonesia yang berujung pada penjajahan ekonomi. Islam mencegah terjadinya keadaan itu dengan cara mencegah terbukanya celah ke Arah itu. Allah SWT berfirman : “…. Dan Allah sekali-kali tidak memberi jalan kepada orang-orang yang  beriman.”
(QS. Annisa : 141)

Dalam perspektif islam, Islam mengharamkan penanaman Modal Asing, apalagi penanam modal asing ini tidak hanya menjadi jalan untuk menjajah perekonomian negeri kita ini, tetapi juga track record nya yang yang mudah merusak lingkungan dan mudah ngemplang nya utang. Jadi semakin haram. Naudzubillah…

Kemudian bagaimana Indonesia mendapat modal untuk membangun proyek pembangunan yang ada? Indonesia adalah Negeri kaya Raya, seperti yang sudah di jelas kan sebelumnya. Pertama, meningkatkan daya beli masyarakat, yakni melalui pemberdayaan ekonomi pedesaan dan pemberian modal usaha kecil seluasnya. Dengan peningkatan daya beli masyarakat ini membuat barang-barang hasil buatan dalam negeri terjual habis tentu akan memberikan peningkatan kesejahteraan masyarakat. Apalagi yang terjual itu dan laku terbeli itu yaitu produk hasil ekonomi pedesaan dan usaha kecil, tentu akan membuat perkembangan yang signifikan bagi kemajuan usaha pedesaan dan usaha kecil sehingga mampu bersaing perusahaan besar milik swasta.

Keuntungan lain dari dari peningkatan daya beli masyarakat yaitu perputaran angka lebih banyak terdapat di dalam negeri sehingga uang ini akan menambah pendapatan Negara dengan pajak. Kedua, meningkatkan pajak secara progresif terhadap barang mewah impor. Realitas yang ada saat ini pemerintah mengambil pajak barang mewah. Ketiga, konsep pembangunan yang berkesinambungan, berlanjut dan mengarah pada satu titik maksimalisasi kekuatan ekonomi nasional, melepaskan secara bertahap ketergantungan utang luar negeri. Keempat, menggalakan kebanggaan akan produksi dalam negeri, meningkatkan kemauan dan kemampuan ekspor produk unggulan dan membina jiwa kewirausahaan masyarakat.

Hal ini memprihatinkan dengan televisi atau surat kabar di negeri ini yakni banyaknya iklan swasta produk luar negeri berkembang di dalam negeri, sadar atau tidak sadar iklan-iklan ini mempengaruhi pergaulan masyarakat di negeri ini, para remaja lebih suka memakan produk luar negeri dari pada produk dalam negeri. Sehingga, hasil jual lebih banyak keluar dari pada ke dalam negeri. Kelima, mengembangkan sumber daya manusia berkualitas. Misalnya, BJ Habibie orang cerdas yang dapat menciptakan pesawat, handal dalam bidang Teknologi. Dan menempatkan kesejahteraan  yang berkeadilan dan merata sebagai landasan penyusunan operasional pembangunan ekonomi.

Jadi, kesimpulannya investasi asing itu memiliki dampak baik dan buruk terhadap Perekonomian Negara. Sebagai catatan saja, kita harus bisa membatasi investasi asing yang masuk ke dalam negeri karena apa kenyataannya Indonesia merupakan Negara Kaya Raya, yang mampu berdiri di atas kaki sendiri.

Wallaahua’lam bishshowaab. (dakwatuna.com/hdn)

Redaktur: Deasy Lyna Tsuraya

Beri Nilai:
1 Star2 Stars3 Stars4 Stars5 Stars (No Ratings Yet)
Loading...

Tentang

Reni Marlina, kelahiran Garut 03 mei 1997 sekarang duduk di bangku kuliah semester 3 dengan jurusan Perbankan Syariah di STEI SEBI. motto hidup Allah dulu, Allah lagi, Allah terus. "Teruslah berada dalam barisan ini, Barisan Peradaban Ekonom Rabbani"

Lihat Juga

Volume Investasi Asing di Turki Tahun 2018 Capai US$13,1 Miliar

Figure
Organization