Topic
Home / Konsultasi / Konsultasi Keluarga / Suami Suka Marah Karena Kecanduan Game, Apa yang Harus Saya Lakukan?

Suami Suka Marah Karena Kecanduan Game, Apa yang Harus Saya Lakukan?

Konten ini adalah kiriman dari pembaca dakwatuna.com. Kirimkan informasi, gagasan, pemikiran, atau pendapat dari Anda dalam bentuk tulisan kepada kami, klik di sini.
Ilustrasi. (cloud.heibogor.com)
Ilustrasi. (cloud.heibogor.com)

Pertanyaan:

Assalamualaikum wr. wb.

Yth. Dr. Muhammad Iqbal dan Tim Rumah Konseling. Saya mau tanya. Suami saya kecanduan PS dan game di gadget. Kalau tidur juga malam banget bahkan hampir larut pagi. Jika saya ingatkan pasti marah-marah bahkan shalat kerja jadi malas. Kalau saya menyinggung soal kerja dan lain-lain selalu dengan nada marah. Dengan jawaban belum bisa nyenengin. Nafkahin saya.. waktu dulu sebelum nikah dewasa banget. Tapi sekarang malah kayak anak kecil, dok. Apa yang harus saya lakukan, dok?

NH, Jakarta

Jawaban:

dakwatuna.com – Yth. Ibu NH yang baik, terima kasih sudah menanyakan persoalan ini. Saya memahami perasaan Anda saat ini, pasti ada perasaan sedih, kesal, kecewa dan marah dengan suami, karena perilaku suami yang bisa diduga sedang mengalami kecanduan game atau gadget. Persoalan ini banyak dialami oleh pasangan suami istri termasuk anak-anak yang kecanduan game dan gadget. Apa yang suami ibu alami adalah sebuah dampak negatif dari teknologi.

Menurut ahli orang yang bermain game lebih 20 jam per minggu bisa dikategorikan mengalami kecanduan atau adiksi. Orang yang mengalami adiksi biasanya akan mengalami perubahan perilaku, tidak peduli dengan lingkungan sekitar, tidak memedulikan kebersihan dan kesehatan diri, mengalami gangguan emosi dan mudah tersinggung bila diganggu serta menarik diri dari lingkungan sosial.

Game biasanya membuat orang kehilangan rasa peduli kepada orang lain, terlebih lagi bila game yang dimainkan mengandung unsur kekerasan, bisa berdampak kepada perubahan perilaku yang agresif. Untuk itu bila ibu mengetahui bahwa suami mengalami adiksi seperti ciri yang saya sebutkan di atas, yang harus Ibu lakukan adalah membantu dia untuk bisa keluar dari adiksi tersebut, salah satunya adalah dengan teknik “Coaching”.

Orang yang mengalami adiksi memerlukan orang lain untuk bisa sembuh dan pulih, untuk itu coba bangun hubungan yang lebih dekat dengan suami, tunjukan rasa sayang dan kesabaran ibu, jangan menggunakan kata-kata kasar dan marah ketika berkomunikasi. Berikan pelayanan yang spesial dan terbaik, beri perhatian lebih. Ketika sudah masuk dalam perasaannya dia sadar ibu sudah memberikan yang terbaik, baru perlahan-lahan di saat rileks, ibu mulai membuka komunikasi yang lemah lembut memberi masukan, mengajaknya untuk kembali hidup normal. Sampaikan dari hati ke hati perasaan ibu, kekhawatiran ibu, dan harapan Ibu kepada suami, sehingga ia tidak merasa di gurui karena sebagai suami ia punya ego dan harga diri, sehingga perlu waktu yang tepat dan pendekatan yang spesial.

Katakan kepadanya bahwa ibu sangat mencintai dan menyayanginya, ajak dia merenungkan apa yang terjadi bila perilaku bermain game dan gadget terus dilakukan, ajak dia merumuskan langkah-langkah untuk kembali hidup normal dan bebas dari kecanduan. Bantu dia untuk menjadi seorang suami dan ayah yang baik-baik keluarganya, tanpa terus mengungkit kesalahan dan kekurangannya. Dengan komunikasi yang suportif, terbuka, Insya Allah suami akan hidup sadar dan berubah. Wallahualam. (dakwatuna.com/hdn)

Untuk pertanyaan dan konsultasi psikologi dapat kirimkan langsung melalui email: [email protected]

banner-konten-bersponsor-rumah-konseling

Redaktur: Ardne

Beri Nilai:
1 Star2 Stars3 Stars4 Stars5 Stars (No Ratings Yet)
Loading...
Sarjana Psikologi dari Fakultas Psikologi Universitas Islam Negeri (UIN) Jakarta. Kemudian melanjutkan S2 Program Magister Profesi Psikologi Konseling dan S3 Psikologi dari School of Psychology and Human Development Faculty Social Science and Humanities Universiti Kebangsaan Malaysia (UKM). Alumni ILO Labour Migration Academy ILO Training Center Turin Italy dan Asian Graduate Students Fellowship National University of Singapore (NUS) dan Lulus Program Pendidikan Reguler Angkatan (PPRA-54) Lemhannas RI. Saat ini menjabat Dekan Fakultas Psikologi Universitas Mercubuana Jakarta dan Direktur Rumah Konseling (PT.Namary Insan Solusi), bergerak dalam bidang Konsultan Psikologi SDM dan Keluarga. Mendirikan Praktik layanan psikologi, Rumah Konseling di Jl. Saidin No. 17 Bambu Apus, Pamulang, Tangerang Selatan. Layanan pelatihan (Life Skill), konseling dan asesmen psikologi melalui temu janji dengan psikologi terlebih dahulu melalui Tlp : 082272187182/081218953316 Pertanyaan dan konsultasi psikologi dapat dikirim ke: [email protected] Jawaban Rubrik Konsultasi Psikologi

Lihat Juga

Grand Launching SALAM Teknologi Solusi Aman Covid-19 untuk Masjid

Figure
Organization