Topic
Home / Berita / Silaturahim / Sembilan Paguyuban Indonesia di Malaysia, Gelar Halal Bi Halal bersama Hidayat Nur Wahid

Sembilan Paguyuban Indonesia di Malaysia, Gelar Halal Bi Halal bersama Hidayat Nur Wahid

Konten ini adalah kiriman dari pembaca dakwatuna.com. Kirimkan informasi, gagasan, pemikiran, atau pendapat dari Anda dalam bentuk tulisan kepada kami, klik di sini.
Halal bi Halal sembilan paguyuban INdonesia di Malaysia bersama DR HM Hidayat Nurwahid MA.
Halal bi Halal sembilan paguyuban INdonesia di Malaysia bersama DR HM Hidayat Nurwahid MA.

dakwatuna.com – Halal bi halal menjadi sebuah tradisi yang dilakukan oleh berbagai kalangan umat Islam di bulan Idul Fitri. Tidak ketinggalan pula, warga Negara Indonesia yang berada di salah satu propinsi di Malaysia juga menyelenggarakan halal bi halal dengan mendatangkan tokoh nasional dari Indonesia yaitu DR Hidayat Nur Wahid.

Halal bi halal kali ini terhitung istimewa bagi warga Negara Indonesia yang tinggal di daerah Pinang, Malaysia. Karena selain mendapatkan kesempatan untuk berjumpa dengan DR Hidayat Nurwahid, yang menjadi panitia acara adalah merupakan gabungan Sembilan paguyuban yang berada di daerah tersebut. Paguyuban tersebut terdiri atas Perhimpunan Masyarakat Indonesia Utara Malaysia (PERMAI UTARA), Forum Komunikasi Masyarakat Muslim Indonesia Utara Malaysia (FORKOMMI UTARA), Forum Komunikasi Masyarakat Muslimah Indonesia Penang (FOKMA PENANG), Ikatan Pekerja Muslim Indonesia Cabang Penang (IPMI PENANG),  Ikatan Pekerja Muslim Indonesia Cabang PERAI (IPMI PERAI) dan Majelis Yasinan Riyadlus Salihin.

Acara tersebut telah digelar sejak pagi pada hari Ahad, 7 Agustus 2016 bertempat di Dewan Pembangunan Siswa 2, Universitas Sains Malaysia (USM). Para peserta berjumlah 250 orang yang sebagian besar terdiri dari para muslimah Indonesia yang bekerja di pabrik elektronik di propinsi Penang dan juga mahasiswa USM.

Acara dibawakan oleh Sanusi  sebagai MC dengan memulakan acara dengan pertunjukan pentas seni dari perguruan silat sehati. Kemudian dibuka dengan tilawah al-quran dan sambutan-sambutan. Sambutan diberikan oleh Rofii sebagai perwakilan panitia, Mohammad Reevany Bustami sebagai penasehat PPI USM dan juga Taufiq Rodhy yang merupakan konsul jenderal RI Penang.

Pada kesempatan tersebut, DR Hidayat Nurwahid sebagai nara sumber mengawali ceramah tentang asa muasal diadakannya tradisi halal bi halal di Indonesia. Berawal pada tahun 1948, dimana Indonesia waktu itu sedang dilanda gejala disintegrasi bangsa. Ketika itu para elit politik saling bertengkar, tidak mau duduk dalam satu forum. Sementara pemberontakan terjadi dimana-mana, diantaranya DI/TII, PKI di Madiun. Kemudian Bung Karno memanggil KH. Wahab Chasbullah ke Istana Negara, untuk dimintai pendapat dan sarannya agar dapat mengatasi situasi politik Indonesia yang tidak sehat tersebut. Selanjutnya Kyai Wahab memberikan saran kepada Bung Karno untuk menyelenggarakan silaturahim dengan menggunakan nama baru yaitu “Halal Bi Halal”. Dan tradisi tersebut berlanjut hingga saat ini.

Nara sumber menambahkan bahwa pada dasarnya fitrah umat Islam dimanapun berada adalah bersaudara. Bahkan dahulu Indonesia dan Malaysia adalah satu, mereka saling membantu dan mendukung hingga akhirnya penjajah berhasil memisahkan kedua negara tersebut.

Sebagai penutup, DR Hidayat Nurwahid mengingatkan kembali tentang peristiwa hijrah Muhammad SAW ke Madinah. Hikmah dari peristiwa hijrah adalah agar dapat menciptakan masyarakat yang Madani (manusia berperadaban), dimanapun hijrah tersebut dilakukan. Hijrah bukan berarti menakutkan dan merasa paling benar sehingga tidak mau menerima masukan orang lain. Karena bagimanapun juga, Muhammad SAW dahulu meskipun beliau seorang rasul Allah akan tetapi beliau tetap mau mendengarkan masukan-masukan dari para sahabat. Masyarakat madani itu juga bukan berarti masyarakat yang hanya menyamai atau mencopy paste ataupun tidak berkembang dari masa ke masa. Namun masyarakat madani itu akan selalu mengadakan perkembangan dan inovasi. Ala kuli hal, semoga momen halal bi halal tahun ini mampu mengingatkan kembali akan esensi silaturahim dan hijrah sehingga dapat menciptakan masyarakat yang madani. (YY Farikha/SaBah/dakwatuna)

Redaktur: Saiful Bahri

Beri Nilai:
1 Star2 Stars3 Stars4 Stars5 Stars (No Ratings Yet)
Loading...

Tentang

muslimah yang saat ini tinggal di Malaysia, selalu berusaha memperbaiki diri dan memberikan manfaat untuk orang lain, suka berdakwah, belajar dan berbisnis

Lihat Juga

Hidayat Nur Wahid: Hentikan Stigma Negatif Tentang Islam, Pahami Sejarah

Figure
Organization