Topic
Home / Berita / Internasional / Ternyata Gubernur Tokyo, Yuriko Koike, Fasih Berbahasa Arab

Ternyata Gubernur Tokyo, Yuriko Koike, Fasih Berbahasa Arab

Gubernur Tokyo, Yuriko Koike. (aljazeera)
Gubernur Tokyo, Yuriko Koike. (aljazeera)

dakwatuna.com – Tokyo. Yuriko Koike adalah presenter televisi yang fasih berbahasa Arab dan Inggris. Perjalanan politiknya dimulai saat ia terpilih sebagai anggota parlemen.

Selanjutnya, secara beruntun Koike terpilih sebagai menteri lingkungan hidup, dan kemudian menteri pertahanan Jepang. Baru-baru ini, di tahun 2016 Koike terpilih sebagai gubernur Tokyo, dan menjadi gubernur wanita pertama di ibukota Jepang tersebut.

Koike menyelesaikan pendidikan tingginya pada fakultas ilmu sosial di Universitas Kairo – Mesir, di tahun 1976. Sebelumnya, Koike menempuh program intensif bahasa Arab di Universitas Amerika di Kairo.

Sebelum terjun di dunia politik, Koike mengawali karirnya sebagai interpreter dan editorial lokal bahasa Arab. Selanjutnya Koike bekerja sebagai presenter televisi.

Sejak tahun 1979, Koike bekerja untuk sejumlah program berita, khususnya dalam bidang bisnis dan berita aktual di dua stasiun televisi sekaligus, yaitu ‘NTV’ dan ‘TV Tokyo’.

Jabatan menteri untuk pertama kali diduduki wanita kelahiran 15 Juli 1952 ini pada tahun 2003. Saat itu Koike ditunjuk sebagai menteri lingkungan hidup pada masa pemerintahan PM Junichiro Koizumi. Selanjutnya, pada tahun 2007 Koike menjadi menteri pertahanan wanita pertama di Jepang pada masa pemerintahan PM Shinzo Abe.

Karir politik wanita asal provinsi Hyogo ini berawal saat terpilih sebagai anggota Majelis Tinggi pada tahun 1992. Saat itu, Koike merupakan anggota dari partai baru yang bernama ‘Japan New Party’, yang dipimpin oleh Morihiro Hosokawa yang kemudian terpilih sebagai PM Jepang pada tahun 1993.

Pada tahun 1993, Koike mencalonkan diri dan terpilih sebagai anggota Majelis Rendah, yang merupakan bagian yang lebih berpengaruh dalam sistem parlemen Jepang. Selama perjalanan politiknya, ia sering berpindah ke sejumlah partai oposisi.

Koike mulai bergabung dengan Partai Demokrat Liberal Jepang (LDP) pada tahun 2002, dan memulai kampanye ‘cool biz’ saat menjabat sebagai menteri lingkungan hidup.  Kampanye ‘cool biz’ dilakukan dengan mendorong para pekerja untuk memakai pakaian yang lebih terbuka saat musim panas. Hal ini dimaksudkan untuk mengurangi penggunaan pendingin ruangan (menghemat energi).

Pada tahun 2016, Koike membuat murka partainya saat mencalonkan diri sebagai gubernur Tokyo (kota dengan 13,5 juta penduduk) tanpa restu partainya.

Setelah bersaing dengan 22 kandidat, di antaranya mantan menteri Hiroya Masuda dan jurnalis Shuntaro Torigoe, Koike terpilih menjadi gubernur Tokyo dengan perolehan dua juta sembilan ratus sepuluh ribu (2.000.910) suara.

“Harapan kami telah terpenuhi. Sebagai gubernur baru, saya ingin memajukan pemerintahan kota. Saya ingin mengelola ibukota ini dengan manajemen yang belum pernah dilakukan gubernur sebelumnya, dan juga belum kalian saksikan sebelumnya. Ini dilakukan bersama-sama kalian semua”, katanya saat menyampaikan pidato kemenangan.

Koike mengungkapkan komitmennya untuk menyelesaikan berbagai polemik terkait Tokyo sebagai tuan rumah olimpiade 2020. Ia juga berjanji akan meninjau ulang rangkaian skandal dan tuduhan yang mewarnai proses persiapan olimpiade, termasuk penundaan pembangunan stadion yang diarsiteki oleh Zaha Hadid.

Selain itu, Koike bertekad untuk meningkatkan transparansi kerja di ibukota, serta melakukan reformasi penting sesuai janjinya saat pemilu. (msa/wili/dakwatuna)

Sumber: Aljazeera

Redaktur: M Sofwan

Beri Nilai:
1 Star2 Stars3 Stars4 Stars5 Stars (No Ratings Yet)
Loading...

Tentang

Ketua Studi Informasi Alam Islami (SINAI) periode 2000-2003, Kairo-Mesir

Lihat Juga

Tingkatkan Kerja Sama Ekonomi, Emir Qatar Lakukan Tur Asia

Figure
Organization