Topic
Home / Berita / Internasional / Khawatir Serangan Susulan, Prancis Perpanjang Status Darurat

Khawatir Serangan Susulan, Prancis Perpanjang Status Darurat

Manuel Valls. (islammemo)
PM Manuel Valls. (islammemo)

dakwatuna.com – Paris. Majelis nasional Prancis menyepakati keputusan parlemen untuk memperpanjang status darurat sampai 6 bulan mendatang. Hal itu dilakukan 5 hari setelah serangan Nice yang menewaskan 84 jiwa. Sementara tu, PM Prancis, Manuel Valls, memprediksi terjadinya serangan susulan yang menargetkan pembunuhan warga sipil.

Parlemen Prancis, Rabu pagi (20/07/16) tadi, dengan cara voting memutuskan menerima rancangan undang-undang perpanjangan status darurat hingga 6 bulan, atau sampai akhir Januari 2017.  Sesuai rencana, hasil voting tersebut akan dibawa dewan senat yang didominasi oleh oposisi sayap kanan.

Presiden Prancis, Francois Hollande, hari Kamis, mengumumkan tidak akan memperpanjang status darurat melebihi 26 Juli. Hal ini didasarkannya pada undang-undang yang sudah ditetapkan pada bulan Mei yang lalu dalam masalah penambahan keamanan di Prancis.

Di hadapan para anggota parlemen, Selasa kemarin, Valls mengatakan bahwa negara ini diprediksi akan mendapat serangan baru yang sebabkan kematian warga sipil lagi. Valls menegaskan bahwa warga Prancis harus siap menghadapi ancaman ini dengan benar. Menurutnya, Reda Kriket, terduga pelaku teror yang ditangkap pada bulan Maret lalu memiliki banyak persenjataan. Sangat mungkin dia berencana melakukan teror pada Piala Eropa 2016 yang baru ditutup sepekan lalu.

Ini adalah kali pertama sebuah serangan telah disebutkan targetnya lebih dulu oleh sebuah jaringan teroris yang kini sudah dilumpuhkan. Jaringan ini yang dipimpin seorang warga Prancis berumur 34 tahun ini, menurut keterangan pemerintah, sedang menyiapkan sebuah serangan besar-besaran.

Tentang hal lain, Valls mewanti-wanti dibangkitkannya rasisme oleh pendukung partai kanan. Valls menjelaskan bahwa siapa pun yang menjanjikan rakyat Prancis bisa menyelesaikan seluruh permasalahan dengan mudah dan cepat adalah pendusta.

Oposisi sayap kanan, Senin yang lalu, meminta dibentuknya sebuah komisi parlemen untuk menginvestigasi peristiwa Nice. Sementara itu, Valls mendapat teriakan ketika menghadiri acara penghormatan untuk para korban Nice. (msa/ujang/dakwatuna.com)

Sumber: Aljazeera

Redaktur: M Sofwan

Beri Nilai:
1 Star2 Stars3 Stars4 Stars5 Stars (No Ratings Yet)
Loading...

Tentang

Ketua Studi Informasi Alam Islami (SINAI) periode 2000-2003, Kairo-Mesir

Lihat Juga

Prancis Ancam Beri Sanksi Baru untuk Iran

Figure
Organization