Topic
Home / Berita / Internasional / Asia / PBB: Krisis Suriah Bisa Diakhiri Setelah Kesepakatan AS-Rusia

PBB: Krisis Suriah Bisa Diakhiri Setelah Kesepakatan AS-Rusia

Utusan PBB untuk Suriah, Staffan de Mistura. (un.org)
Utusan PBB untuk Suriah, Staffan de Mistura. (un.org)

dakwatuna.com-Roma. Utusan PBB untuk Suriah, Staffan de Mistura, Senin (11/7/2016) kemarin, menyebut solusi politik atas krisis Suriah dimungkinkan dengan adanya kesepakatan yang sebentar lagi mungkin tercapai antara Amerika Serikat dan Rusia.

Dalam konferensi persnya bersama menteri luar negeri Italia, Paolo Gentiloni, di Roma, De Mistura menambahkan, kedua negara menunjukkan diri mampu mencapai kesepakatan. Bila benar tercapai pasti akan diikuti oleh pihak lain.

De Mistura merujuk pada beberapa kesepahaman antara Washington dan Moskow terkait krisis Suriah. Misalnya gencatan senjata yang dicapai pada Februari lalu. Walaupun genjatan senjata, yang dimulai pada 27 Februari itu, segera runtuh menyusul operasi militer gabungan Rusia dan rezim Assad atas pasukan oposisi Suriah.

Utusan PBB ini juga menyebut saat ini sebagai fase yang sangat menentukan untuk menemukan solusi tak terpisahkan antara perang melawan ISIS dan Jabhat al-Nusra sekaligus melakukan proses transisi politik di Suriah.

Terkait negosiasi Suriah di Jenewa yang terhenti pada musim semi lalu akibat serangan Rusia dan rezim Suriah, de Mistura menyebut bahwa dirinya bersama Sekjen PBB, Ban Ki Moon, akan segera memulainya kembali.

Saat sidang DK PBB, dua pekan lalu, de Mistura mengatakan pihaknya masih mengharapkan dilakukannya babak baru perundingan antara rezim Suriah dan oposisi pada bulan Juli ini. Namun dirinya menekankan keharusan adanya jaminan dari pihak-pihak terkait mewujudkan kemajuan proses perundingan.

Sementara itu, menlu Italia menegaskan, perundingan Suriah harus dilakukan tanpa syarat dari pihak-pihak terkait, dan adanya kepastian Basyar Al Asad tidak diberi peran di masa mendatang.

Sesuai dengan road map yang telah digariskan PBB, negosiasi yang telah berjalan sebenarnya harus sudah bisa melahirkan pemerintahan transisi Agustus mendatang, dilanjutkan dengan penyusunan konstitusi baru, serta penyelenggaraan pemilu pertengahan tahun depan. (msa/wili/dakwatuna)

Sumber: Aljazeera

Redaktur: Saiful Bahri

Beri Nilai:
1 Star2 Stars3 Stars4 Stars5 Stars (No Ratings Yet)
Loading...

Tentang

Lahir dan besar di Jakarta, Ayah dari 5 orang Anak yang hobi Membaca dan Olah Raga. Setelah berpetualang di dunia kerja, panggilan jiwa membawanya menekuni dunia membaca dan menulis.

Lihat Juga

Ini Alasan Turki Beli Sistem Pertahanan dari Rusia

Figure
Organization