Topic
Home / Narasi Islam / Artikel Lepas / Mencintai Karena Allah

Mencintai Karena Allah

Konten ini adalah kiriman dari pembaca dakwatuna.com. Kirimkan informasi, gagasan, pemikiran, atau pendapat dari Anda dalam bentuk tulisan kepada kami, klik di sini.
Ilustrasi. (webmuslimah.com)
Ilustrasi. (webmuslimah.com)

dakwatuna.com – “Ada naungan pada hari kiamat ketika tidak ada naungan kecuali naungan Allah untuk tujuh orang,” ujar Ustadz Salim A Fillah dalam kajiannya, “salah satunya adalah orang yang saling cinta karena Allah, bahkan kelak ada mimbar-mimbar dari cahaya yang diperuntukkan kepada orang-orang yang saling mencintai karena keagungan Allah.” Cinta ini merupakan karunia yang besar, yang mampu membuat para nabi dan syuhada cemburu karenanya. Ustadz Salim menambahkan, ” Sebab kita yakin dengan cinta yang tersambung oleh iman yang karena Allah SWT,  kita meraih manisnya iman. Cinta yang menghubungkan kita semua ini sebagai muslim, membuat kita menggapai satu kedudukan di sisi Allah yang tidak dicapai hanya dengan mengandalkan amalan-amalan pribadi kita.”

Mencintai dan dicintai adalah fitrah sebagai manusia. Ingin mencintai dan dicintai. Cinta itu bersih dan suci, tapi sayangnya tanpa sadar, kita sendiri yang membuatnya ternodai. Cinta tidak melulu kepada lawan jenis, tidak hanya soal suka saling suka, apalagi cinta yang berakhir nestapa karena ikatan yang belum waktunya. Lupa bahwa Allah sudah mengatur cinta sesuai tempatnya. Luput dari perhatian kita bahwa cinta itu milik semua ciptaan-Nya,

Sahabat. Mencintai sahabat karena Allah. Berjumpa dengannya karena Allah dan berpisah karena Allah. Terkadang kita menjalani persahabatan hanya karena satu kelas, sekolah, satu kos atau satu organisasi. Sahabat sehidup semati, slogan yang sering digunakan. Pernahkah terfikir mengapa tidak sahabat sehidup sesurga? Sahabat yang tidak hanya sebatas di dunia tapi hingga ke surga. Sahabat yang tidak hanya menemani susah senang di dunia tetapi menemani di surga yang kesenangannya abadi selamanya.

Rasulullah bersabda, Al mar’u ma’a man ahabba. Seorang itu beserta orang yang dicintainya. “Orang itu akan dihimpunkan bersama orang-orang yang dicintainya,” ujar Ustadz Salim A Fillah, “Maka perbanyaklah teman yang sholeh karena mereka punya syafaat di hari kiamat.” Penting bagi kita untuk mencari teman-teman yang shalih sebanyak-banyaknya. Mengenal mereka dan mereka kenal dengan kita. Mencintai mereka karena Allah dan dicintai oleh mereka karena Allah pula.

“Punya teman sholeh itu penting karena kalau teman-teman sholeh itu sudah masuk surga mereka akan saling bertanya satu sama yang lain “Mana si fulan yang dulu bersama kita, yang suka mengingat Allah bareng bareng. Kok belum disini ya? Yuk kita matur kepada Allah. Ya Allah si fulan biasa bersama kami maka himpunkan dia sekarang bersama kami.” Didatangkanlah si fulan, “Aduh makasih ya tadi aku tertahan di sana ga bisa masuk.” Ustadz Salim menggambarkan dengan indahnya.

Mencintai teman karena Allah berarti menginginkan yang terbaik untuk teman kita. Karena kita mencintainya, kita tidak ingin ia melakukan apa yang Allah tidak suka. Sebaliknya, karena mereka mencintai kita, dengan sabar mereka menasehati dan menegur agar kita tidak kebablasan. Mencintai karena Allah, karena kita sama-sama ingin kelak kita bisa berteman lagi di surga. Jangan sakit hati atau bahkan membenci teman-teman kita yang berusaha mengingatkan “Berhijab syar’i yuk. Wanita itu sangat mulia dan cara Allah memuliakan wanita salah satunya dengan berhijab” sambil tersenyum lalu membetulkan posisi kerudung temannya. Atau  ketika ada temanmu yang mengingatkan“Sholat dulu, sob!. dan seruan-seruan kebaikan lainnya. Percayalah, mereka inginkan yang terbaik untuk kita. Pernah suatu hari, ada teman saya yang cerita bahwa ia telah putus dari pacarnya. Seketika, saya bersyukur dan tanpa sadar bulir-bulir air mata saya meluncur deras. Sama halnya ketika saya mengetahui ia berhijab untuk pertama kalinya. Saya peluk dia dengan doa-doa yang terus terlantun untuknya. Ini yang dinamakan cinta karena Allah. Berharap cinta ini kelak membawa kami ke surga.

“… Dan Allah yang mempersatukan hati para hamba beriman. Jikapun kau nafkahkan perbendaharaan bumi seluruhnya untuk mengikat hati mereka, takkan bisa kau himpunkan hati mereka. Tetapi Allah-lah yang telah menyatupadukan mereka…” (Al Anfaal: 63)

Sesungguhnya Engkau mengetahui hati-hati ini berhimpun dalam cinta pada-Mu, telah berjumpa dalam taat-Mu, telah bersatu dalam dakwah pada-Mu, telah berpadu dalam membela syariat-Mu. Teguhkanlah ikatannya dan kekalkankah cinta kasihnya. Tunjukilah jalannya dan penuhilah hatinya dengan cahaya-Mu yang tak pernah hilang oleh waktu.

Salam cinta dari sahabat yang mencintaimu karena Allah.

Sampai bertemu di surga ya… (dakwatuna.com/hdn)

Redaktur: Ardne

Beri Nilai:
1 Star2 Stars3 Stars4 Stars5 Stars (No Ratings Yet)
Loading...
Mahasiswi aktif jurusan S1 Akuntansi Universitas Sebelas Maret Surakarta. Seorang akuntan yang jatuh cinta pada tulisan.

Lihat Juga

Semusim Cinta, Ajang Menambah Ilmu dan Silaturahim Akbar WNI Muslimah Se-Korea Selatan

Figure
Organization