Topic
Home / Narasi Islam / Artikel Lepas / Giant dan Tone

Giant dan Tone

Konten ini adalah kiriman dari pembaca dakwatuna.com. Kirimkan informasi, gagasan, pemikiran, atau pendapat dari Anda dalam bentuk tulisan kepada kami, klik di sini.
Ilustrasi. (watson-api-explorer.mybluemix.net)
Ilustrasi. (watson-api-explorer.mybluemix.net)

dakwatuna.com – “Giant (Jaian), adalah seorang pengganggu yang besar, kuat, dan mudah marah. Dia sangat percaya diri dalam bernyanyi dan menganggap dirinya sebagai seorang penyanyi besar, meskipun suara yang dihasilkan sangat mengerikan. Ia sering mengadakan konser di lapangan dan mengundang semua temannya untuk datang dan mendengarkannya, walaupun mereka tidak suka mendengarnya”. Itulah karakter yang dimilikinya dalam Film kartun Doraemon.

Setiap orang punya karakter nada (tone) masing-masing. Dari sisi keras atau lembutnya, tinggi rendahnya dan durasi waktunya. Ada memiliki tone keras, ada yang tonenya negatif (minor), ada tonenya tidak memiliki jeda, yang kesemuanya merupakan gambaran dari sifat dan kepribadian seseorang.

Ada beberapa kaidah yang perlu diperhatikan: Khatibun naasa bi lughati qaumihim, berbicaralah kepada manusia dengan bahasa kaumnya. Kebaikan yang tidak teratur, yang tidak tersampaikan dengan baik dapat dikalahkan dengan keburukan yang teratur, yang dikemas dengan baik.

Tone sebaiknya memiliki 3 prinsip :

  1. Tone adalah seni

Karena ia seni berarti ia adalah indah, menyenangkan mata yang melihat dan yang mendengarkannya. Ia Menghibur dan memberi rasa bahagia. Irama yang kaku dan monoton, kord nada-nada negatif (minor) dan sumbang, kadang juga kurang mendapat tempat di hati. Kemampuan mengombinasi tone, akan menghasilkan nada yang semakin indah.

  1. Tone yang memiliki pesan

Setiap pesan memiliki tonenya masing-masing, dan setiap tone haruslah mengandung pesan yang ingin disampaikan. Ia harus tersusun rapi urutannya, kapan dibunyikan, berapa lama, tinggi rendahnya, kapan waktu jeda (diam) dst. Tone yang tak berpesan akan menjadi ibarat pepatah “tong kosong nyaring bunyinya. Tak memberi arti apa-apa.

  1. Tone adalah pekerjaan hati

Tone yang bukan dari hati biasanya nadanya akan sumbang, tidak dapat pula sampai ke hati pendengarnya. Terlebih lagi jika tonenya memang menyakiti, maka akan menjadi benci dan antipati.

Jagalah hati jangan kau sakiti, jagalah hati cahaya Ilahi

Tone itu adalah cerminan sifat dan pribadi seseorang, kita boleh membunyikan tone apa saja namun pastikan itu indah, mempunyai pesan dan memberi rasa nyaman di hati para pendengarnya. Kurangilah membunyikan tone Giant.

Allahu ‘alam. (dakwatuna.com/hdn)

Redaktur: Ardne

Beri Nilai:
1 Star2 Stars3 Stars4 Stars5 Stars (No Ratings Yet)
Loading...
Pengajar.

Lihat Juga

ICMI Rusia Gelar Workshop Penulisan Bersama Asma Nadia

Figure
Organization