Topic
Home / Berita / Opini / Jangan Bunuh Masa Depan dengan Aborsi

Jangan Bunuh Masa Depan dengan Aborsi

Konten ini adalah kiriman dari pembaca dakwatuna.com. Kirimkan informasi, gagasan, pemikiran, atau pendapat dari Anda dalam bentuk tulisan kepada kami, klik di sini.
Tolak praktek aborsi (ilustrasi).  (solopos.com)
Tolak praktek aborsi (ilustrasi). (solopos.com)

dakwatuna.com – Bagi seorang wanita, hamil di luar nikah tentu merupakan aib besar yang harus dihindari.  Siapapun yang merasakan pasti akan dirundung kegelisahan. Takut ketahuan orang tua, takut menanggung rasa malu, belum lagi jika harus membesarkan anak seorang diri. Kehamilan yang tidak diinginkan terkadang membuat seseorang mencari jalan keluar dengan bertindak nekat. Aborsi seakan menjadi jalan terakhir bagi mereka yang terlanjur hamil sebelum menikah, padahal efek buruk aborsi akan mengintai pelakunya seumur hidup.

Di Indonesia, klinik aborsi menjadi usaha yang tak asing lagi seiring banyaknya permintaan dan hasil yang menggiurkan, khususnya di kota-kota besar. Namun, kegiatan melanggar hukum itu juga telah memakan banyak korban dan mengungkap fakta bahwa pelaku praktik haram tersebut kebanyakan masih berusia antara 15-20 tahun.

Seperti yang terjadi di daerah Jagakarsa, Jakarta Selatan, polisi berhasil menciduk klinik aborsi berkedok rumah bersalin yang telah beroprasi selama lima tahun. Pada saat penggeledahan, ditemukan ribuan janin dan alat bakar yang diduga akan digunakan untuk membakar janin hasil aborsi.  (sumber: poskotaonline.com). Menurut data yang dikeluarkan Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI), 60% pelaku aborsi masih di bawah umur. Total dari tahun 2008 hingga 2010, jumlah aborsi mencapai 2,5 juta kasus. Angka tersebut terus naik dari tahun ke tahun.

Banyak oknum yang melakukan praktik aborsi ilegal menggunakan cara yang tak sesuai prosedur, seperti pemijatan di sekitar rahim dan memasukan benda tumpul ke dalam kemaluan. Hal ini tentu berbahaya bagi rahim yang merupakan tempat paling penting bagi seorang perempuan. Aborsi punya segudang efek negatif bagi siapapun yang melakukannya, seperti pendarahan, kerusakan dinding rahim, kerusakan leher serviks dan yang paling menyakitkan adalah kemandulan.

Dalam Al-Qur’an, Allah ta’ala berfirman: “dan janganlah kamu membunuh jiwa yang diharamkan Allah. Melainkan dengan suatu alasan yang benar. ” (Al-Israa:33). Allah tentu tak suka kepada siapapun yang berbuat zalim, termasuk melakukan praktik aborsi. Pengguguran kandungan dalam beberapa kasus dapat dibenarkan, asalkan hal tersebut sudah mendapat persetujuan dari pasangan suami istri dan atas saran dokter untuk mencegah hal-hal yang tidak diinginkan.

Sungguh kenyataan yang ironis, moral dan budi pekerti tak lagi diindahkan, di zaman yang serba modern ini, perempuan seharusnya dapat menjaga diri dari pergaulan bebas yang menimbulkan kebatilan. Sulit memang membentengi diri dengan iman dan pengetahuan agama yang kuat, namun, hal itu tentu bukan hal yang mustahil jika kita punya tekad yang kuat.

Selain kerusakan fisik, perempuan yang melakukan aborsi juga akan mengalami kerusakan psikis. Sejahat apapun perilaku mereka, membunuh buah hati sendiri tentu menimbulkan kegelisahan baru dalam hidupnya. Anak adalah titipan Allah, amanah Sang Pencipta untuk kita jaga dan kita rawat sebaik mungkin.

Menjaga diri dari perbuatan zalim dan terus memperkaya diri dengan pengetahuan agama menjadi jalan yang paling efektif dalam mengurangi tindak aborsi. Klinik aborsi tidak akan melebarkan sayap di kota-kota besar jika permintaan dari konsumen juga berkurang. (dakwatuna.com/hdn)

Redaktur: Deasy Lyna Tsuraya

Beri Nilai:
1 Star2 Stars3 Stars4 Stars5 Stars (No Ratings Yet)
Loading...

Tentang

Mahasiswi. Gadis desa yang sedang mewujudkan mimpinya menjadi jurnalis di Politeknik Negeri Jakarta, senang membaca dan penggemar karya Tere Liye.

Lihat Juga

UNICEF: Di Yaman, Satu Anak Meninggal Setiap 10 Detik

Figure
Organization