Topic
Home / Narasi Islam / Artikel Lepas / Manusia Tangguh

Manusia Tangguh

Konten ini adalah kiriman dari pembaca dakwatuna.com. Kirimkan informasi, gagasan, pemikiran, atau pendapat dari Anda dalam bentuk tulisan kepada kami, klik di sini.
Ilustrasi. (islamicartdb.com)
Ilustrasi. (islamicartdb.com)

dakwatuna.com – Rambut sudah mulai berubah warna, kulit sudah terlihat kendur, usia pun sudah tidak muda lagi. Tetapi semangatnya pun tak pernah mengenal lelah menjalani kehidupan. Sosok itu adalah Ibu, dia lah wanita yang dianugrahkan Allah untuk menyayangi, melindungi dan menasehati anaknya.

Dia juga rela selama 9 bulan menopang aku di rahimnya, dia juga rela berkorban hidupnya demi aku dan dia juga rela merawat anaknya sampai sekarang ini.

Mungkin wajahnya yang selalu terlihat tersenyum tapi di balik semua itu tersimpan beribu kesedihan yang mendalam, Ibu tak pernah ingin semua orang lain tahu bahwa dirinya sedang sedih ataupun kesusahan. Ibu hanya ingin melihat semua anaknya menjadi orang yang berguna bagi bangsa dan agama.

Namun terkadang kita sebagai anak selalu membantah ketika dimintai tolong oleh Ibunya, bahkan selalu berkata “ah” ketika sedang dimintai tolong. Tapi Ibu selalu bersikap bijak kepada anaknya. Dan selalu memberikan nasihat untuk anaknya, agar jangan bersikap seperti itu.

Dahulu sebelum aku tidak mengerti akan hal kehadiran ibu, aku hanya tahu bahwa Ibu hanyalah orang yang selalu memarahi, bawel dan selalu memaksakan kehendaknya sendiri. Tapi kini aku baru sadar kehadirannya sangat dibutuhkan sekali, tanpanya aku tak bisa mengenal sesuatu hal baru.

Sewaktu ketika aku mendengar di saat malam tiba, Ibu sedang sholat malam dan selalu menyebut namaku dalam doanya, mungkin ini hal yang lazim. Tapi bagiku itu hal yang terindah, aku baru menyadari betapa istimewanya sosok Ibu dalam kehidupanku.

Aku juga pernah tak sengaja melihat Ibu sedang tertidur pulas, aku melihat kerutan di wajahnya sangat terlihat sekali bahwa dia sedang kelelahan merawat aku sampai sekarang ini. Namun dia tak berani mengucapkan bahwa dirinya lelah. Mungkin Ibu hanya ingin semua orang tahu bahwa dirinya selalu senang tanpa ada kata lelah.

Ibu engkau bagaikan bidadari yang selalu menyinari hariku setiap harinya, engkau juga sosok yang paling terindah bagiku. Tanpa engkau, aku tidak akan menjadi seperti sekarang ini. Aku tidak akan mengecewakan engkau Ibu. Aku Sayang Ibu. (dakwatuna.com/hdn)

Redaktur: Deasy Lyna Tsuraya

Beri Nilai:
1 Star2 Stars3 Stars4 Stars5 Stars (No Ratings Yet)
Loading...

Tentang

Lahir di Jakarta bulan Juni 1996. Sekarang kuliah di Politeknik Negeri Jakarta jurusan Teknik Grafika dan Penerbitan prodi Penerbitan (Jurnalistik).

Lihat Juga

Ibu, Cintamu Tak Lekang Waktu

Figure
Organization