Topic
Home / Narasi Islam / Sejarah / Motif Perang Salib

Motif Perang Salib

Konten ini adalah kiriman dari pembaca dakwatuna.com. Kirimkan informasi, gagasan, pemikiran, atau pendapat dari Anda dalam bentuk tulisan kepada kami, klik di sini.
Ilustrasi (inet)
Ilustrasi (inet)

dakwatuna.com – Perang Salib merupakan salah satu perang terbesar antara Bangsa Eropa (Masehi) dengan Bangsa Timur (Islam), perang yang berlangsung selama kurang lebih 200 tahun, (488 H – 690 H) terdiri dari 7 gelombang penyerangan oleh Bangsa Eropa, sebelum bercerita lebih lanjut soal Perang Salib, ada baiknya kita mengetahui sedikit banyak tentang Motif Perang Salib itu sendiri:

  1. Faktor Agama

Merupakan sebab utama terjadinya Perang Salib, hal ini dibuktikan dengan ikut campurnya Gereja Roma untuk memobilisasi masyarakat eropa untuk berjihad melawan orang-orang arab di tanah Syam. Pada tahun 488 H/1095, M Paus Urban II berpidato di hadapan Pasukan Eropa, diantara pidatonya yang terkenal adalah ” Sesungguhnya perang ini adalah keinginan Tuhan”, tak lama setelah itu, pasukan Eropa di bawah naungan panji-panji salib berangkat menuju Jerussalem. Tujuan perang ini adalah membebaskan Baitul Maqdis dari tangan Muslimin dan menyebarkan agama nasrani di tanah Syam.

Semenjak dicetuskannya perang salib oleh Gereja Roma, semangat beragama masyarakat Eropa mengalami peningkatan, sehingga pengaruh Gereja Roma terhadap gereja-gereja di seluruh Eropa juga meningkat, bisa dikatakan gereja roma memainkan peran penting dari sisi agama dan politik, gereja roma juga melarang masyarakat Eropa untuk saling membunuh satu sama lain dan mengimbau untuk merapatkan shaf untuk berperang melawan pasukan muslimin. Ajakan ini dinilai berhasil, sehingga masyarakat Eropa berbondong-bondong untuk ikut bergabung dalam perang pembebasan Baitul Maqdis dari tangan kaum Muslimin.

Sebelum kejadian ini, jumlah Jemaah Haji Eropa ke Baitul Maqdis hanya dalam kelompok kecil, setelah meningkatnya semangat beragama di Eropa, jumlah jemaah haji ke Baitul Maqdis juga meningkat, pada tahun 456 H/ 1064 M di bawah pimpinan Uskup Mayaniz sebanyak 7000 jemaah haji berangkat menuju Baitul Maqdis, pada tahun 482 H/1089 M jemaah haji di bawah Raja Robert I berangkat menuju Baitul Maqdis, para rombongan ini dipersenjatai dengan pedang, sebab kekhawatiran mereka diganggu oleh Bani saljuk, perjalanan ini akhirnya sampai setelah melalui perjalanan yang sulit dan mengkhawatirkan.

Semenjak kekalahan Romawi Timur (Byzantium) dengan Bani Saljuk dalam perang Molazkart tahun 464 H/ 1071 M, peta perpolitikan di daerah Syam berubah, hal ini membuat Bangsa Eropa semakin takut untuk berhaji ke Baitul Maqdis, di sisi lain setelah kekalahan ini, Romawi Timur meminta bantuan kepada Gereja Roma yang berujung pada persatuan antara mazhab gereja eropa barat (roma) dan Gereja timur (Byzantium).

  1. Faktor ekonomi

Pada abad ke 10 M bangsa Eropa dilanda krisis ekonomi, hal ini disebabkan oleh hasil pertanian yang menurun dan perdagangan yang buruk akibat keamanan yang mengkhawatirkan. Di tengah kondisi Eropa yang mengalami keburukan, masyarakat Eropa mendengar tentang kekayaan daerah Syam dan kesuburan tanahnya, sehingga masyarakat Eropa berbondong-bondong untuk bergabung dalam pasukan salib.

Beberapa saudagar kaya dan pemimpin Eropa juga ikut serta dalam perang salib, karena melihat peluang untuk mengusai pasar di daerah laut tengah, terlebih kota-kota di Italia (Genoa, Bundukia, Pisa), sebagaimana diketahui ke tiga kota ini merupakan pusat- pusat perdagangan di Eropa. Keikutsertaanya dalam perang salib tak lain adalah untuk memperluas pengaruhnya di laut tengah dan pesisir kota timur.

Di antara bantuan yang dikirimkan Bundikia dalam perang salib adalah dengan mengirim pasukan armada laut berupa tentara, kapal angkutan dan bahan makanan. Mereka juga ikut dalam pengepungan kota Antokia (491H), Baitul Maqdis (493H) dan tahun 494 H ikut mengepung kota Yafa, Uskuf, Ukka dan Beirut dengan mengirim armada kapal sebnyak 200 kapal.

  1. Faktor sosial

Dalam tatanan sosial masyarakat Eropa, terdapat beberapa kasta-kasta, Kaum Bangsawan, Rohaniwan, Ksatria, Pedagang, Petani dan kelas Bawah, hal ini menyebabkan banyaknya bangsa Eropa yang ikut perang salib berharap kehidupan dan derajat sosial mereka setelah perang ini akan membaik, para petani dan kelas bawah berharap mendapatkan kesejahteraan di Jerussalem, sedangkan para pedagang ikut serta karena biaya pajak perdagangan di Eropa cukup tinggi. Para kesatria ingin mendapatkan perhatian dari gereja Roma karena keikutsertaan mereka dalam perang ini.

Keikutsertaan para pangeran muda dalam perang ini juga disebabkan system pewarisan kerajaan, di Eropa menganut system anak tertua, sehingga tahta kerajaan akan diwariskan kepada anak tertua, sehingga para pangeran muda lebih suka bergabung dalam pasukan salib, dengan harapan mendapatkan tempat dan jabatan strategis di Baitul Maqdis.

  1. Faktor politik

Sebagaimana dikatakan sebelumya, pasukan Salib terdiri dari berbagai kalangan, kalangan yang paling besar pengaruhnya adalah para raja-raja Eropa, dimana mereka memilki pasukan dan pengikut setia. Alasan kenapa para pemimpin Eropa ikut serta dalam peranga salib ini setidaknya disebabkan oleh 2 hal, pertama adalah ambisi raja itu sendiri, dimana setiap raja yang ikut perang salib ingin menjadi raja yang terkenal di kalangan masyarakat Eropa, sebab perang Salib sendiri merupakan perang suci yang memiliki tempat khusus di hati masyarakat Eropa, serta harapan untuk mendapatkan tempat dan jabatan yang strategis di Baitul Maqdis.

Kedua, para raja yang ikut dalam perang ini, akan mendapatkan dukungan moral dan perhatian khusus dan spiritual oleh Paus Roma.

Tulisan bersumber dari: Terjemah dari kitab “ تاريخ الحروب الصليبية “ (Sejarah Perang Salib) karya Dr. Fathi Sayyid ‘Id ‘Arafah

Redaktur: Deasy Lyna Tsuraya

Beri Nilai:
1 Star2 Stars3 Stars4 Stars5 Stars (No Ratings Yet)
Loading...
Mahasiswa S1 jurusan Sejarah dan Peradaban di Universitas Al-Azhar, penikmat fotografi, pejalan kaki yang bermimpi keliling dunia.

Lihat Juga

Iran Sebut 50 Ribu Pasukan AS Berada dalam Jangkauan Serangnya

Figure
Organization